B. Pembahasan
1.
Pengertian
Belajar
Belajar adalah suatu aktivitas yang di
dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu menjadi tahu, tidak mengerti
menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk mencapai hasil yang optimal.
Menurut kamus bahasa Indonesia belajar
adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku
atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Seperti yang telah dikemukakan
oleh para ahli.
James
O Whittaker (Djamarah, Syaiful Bahri , Psikologi Belajar; Rineka Cipta; 1999)
mengemukakan bahwa belajar adalah Proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman.
Adapun beberapa ciri
belajar yaitu sebagai berikut :
Adanya kemampuan baru atau perubahan.
Perubahan tingkah laku bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan
(psikomotorik), maupun nilai dan sikap (afektif).
a.
Perubahan itu tidak
berlangsung sesaat saja melainkan menetap atau dapat disimpan.
b.
Perubahan itu tidak
terjadi begitu saja melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat
interaksi dengan lingkungan.
c.
Perubahan tidak
semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik/ kedewasaan, tidak karena
kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
Menurut Robert M. Gagne
“Manusia memiliki beragam potensi, karakter, dan kebutuhan dalam belajar”.
Karena itu banyak tipe-tipe belajar yang dilakukan manusia. Gagne mencatat ada
delapan tipe belajar diantaranya yaitu :
1)
Belajar isyarat (signal
learning).
Menurut Gagne, ternyata tidak semua
reaksi sepontan manusia terhadap stimulus sebenarnya tidak menimbulkan respon.
Dalam konteks inilah signal learning terjadi. Contohnya yaitu seorang guru yang
memberikan isyarat kepada muridnya yang gaduh dengan bahasa tubuh tangan
diangkat kemudian diturunkan.
2)
Belajar stimulus
respon.
Belajar
tipe ini memberikan respon yang tepat terhadap stimulus yang diberikan. Reaksi
yang tepat diberikan penguatan (reinforcement) sehingga terbentuk perilaku
tertentu (shaping). Contohnya yaitu seorang guru memberikan suatu bentuk
pertanyaan atau gambaran tentang sesuatu yang kemudian ditanggapi oleh
muridnya. Guru memberi pertanyaan kemudian murid menjawab.
3)
Belajar merantaikan
(chaining).
Yang
dari awal membutuhkan proses-proses dan tahapan untuk mencapai tujuannya.
4)
Belajar asosiasi verbal
(verbal Association).
Tipe
ini merupakan belajar menghubungkan suatu kata dengan suatu obyek yang berupa
benda, orang atau kejadian dan merangkaikan sejumlah kata dalam urutan yang
tepat. Contohnya yaitu membuat langkah kerja dari suatu praktek dengan bantuan
alat atau objek tertentu. Membuat prosedur dari praktek kayu.
5)
Belajar membedakan
(discrimination).
Tipe belajar ini memberikan reaksi yang
berbeda–beda pada stimulus yang mempunyai kesamaan. Contohnya yaitu seorang
guru memberikan sebuah bentuk pertanyaan dalam berupa kata-kata atau benda yang
mempunyai jawaban yang mempunyai banyak versi tetapi masih dalam satu bagian
dalam jawaban yang benar. Guru memberikan sebuah bentuk (kubus) siswa menerka ada
yang bilang berbentuk kotak, seperti kotak kardus, kubus, dsb.
6)
Belajar konsep (concept
learning).
Belajar mengklsifikasikan stimulus, atau
menempatkan objek-objek dalam kelompok tertentu yang membentuk suatu konsep.
(konsep : satuan arti yang mewakili kesamaan ciri). Contohnya yaitu memahami
sebuah prosedur dalam suatu praktek atau juga teori. Memahami prosedur praktek
uji bahan sebelum praktek, atau konsep dalam kuliah mekanika teknik.
7)
Belajar dalil (rule
learning).
Tipe
ini merupakan tipe belajar untuk menghasilkan aturan atau kaidah yang terdiri
dari penggabungan beberapa konsep. Hubungan antara konsep biasanya dituangkan
dalam bentuk kalimat. Contohnya yaitu seorang guru memberikan hukuman kepada
siswa yang tidak mengerjakan tugas yang merupakan kewajiban siswa, dalam hal
itu hukuman diberikan supaya siswa tidak mengulangi kesalahannya.
8)
Belajar memecahkan
masalah (problem solving).
Tipe ini merupakan tipe belajar yang
menggabungkan beberapa kaidah untuk memecahkan masalah, sehingga terbentuk
kaedah yang lebih tinggi (higher order rule). Contohnya yaitu seorang guru
memberikan kasus atau permasalahan kepada siswa-siswanya untuk memancing otak
mereka mencari jawaban atau penyelesaian dari masalah tersebut.
Selain delapan jenis belajar, Gagne juga
membuat semacam sistematika jenis belajar. Menurutnya sistematika tersebut
mengelompokkan hasil-hasil belajar yang mempunyai ciri-ciri sama dalam satu
katagori. Kelima hal tersebut adalah :
a)
keterampilan
intelektual
Kemampuan seseorang untuk berinteraksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan symbol huruf, angka, kata atau gambar.
b)
Informasi verbal
Seseorang
belajar menyatakan atau menceritakan suatu fakta atau suatu peristiwa secara
lisan atau tertulis, termasuk dengan cara menggambar.
c)
strategi kognitif
kemampuan seseorang untuk mengatur
proses belajarnya sendiri, mengingat dan berfikir.
d) keterampilan
motorik
Seseorang belajar melakukan gerakan
secara teratur dalam urutan tertentu (organized motor act). Ciri khasnya adalah
otomatisme yaitu gerakan berlangsung secara teratur dan berjalan dengan lancar
dan luwes.
e)
sikap keadaan mental
yang mempengaruhi seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.jenis
belajar
2.
Pengertian
Menyimak
Menyimak merupakan suatu proses
mendengarkan sekaligus memahami penuh perhatian dan memberikan respon
ataumengapresiasikan serta menghubungkan atas isi dari yang disimak untuk
memperoleh informasiyang disampaikan oleh si pembicaramelalui ujaran atau
bahasa lisan. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli.
3.
Menyimak
sebagai salah satu keterampilan berbahasa
Dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan
menyimak menduduki porsi paling banyak dibandingkan dengan keterampilan dengan
bahasa lainnya. Hasil penelitianGail E. (1991 : 107) menunjukan bahwa “orang
dalam berbahasa setiap harinya menghabiskan waktu rata-rata 50 % untuk
menyimak, 25 % untuk berbicara, 16 %
untuk membaca, dan 9 % untuk menulis”. Hasil penelitian tersebut sangat sesuai
sekali dengan kondisi di negara kita yang saat ini lebih banyak menggunakan
bahasa lisan daripada tulisan.
4.
Cara
Menyimak yang Baik
Untuk menyimak dengan baik,tentunya
harus mempunyai kemampuan memusatkan perhatian artinya harus mengfokuskan
pikiran dan perhatian atas apa yang disampaikan dan apa yang harus disimak.
Jadi, sipenyimak tidak boleh memikirkan sesuatu yang tidak berkaitan dengan
materi yang disampaikan. Selain itu, penyimak harus mampu mempertimbangkan
pesan yang diterima, sehingga penyimak dapat memutuskan untuk dapat menerima
atau menolak pesan tersebut. Artinya materi tersebut dikaitkan dengan
pengetahuan yang telah didapat oleh si penyimak. Kemampuan merespon juga sangat
penting cara memberi tanggapan karna adanya stimulus yang muncul dari pembicara
kemudian cara menyimak yang baik penyimak harus mampu mengingat.
5.
Macam-macam
Menyimak
Menyimak terdiri atas beberapa macam
yaitu :
a.
Menyimak Intensif
Menyimak memahami secara terperinci,
teliti, dan mendalami bahan yang disimak.
b.
Menyimak Ekstensif
Menyimak memahami secara sepintas dan
umum dalam garis-garis besar atau butir-butir penting tertentu.
c.
Menyimak untuk Belajar
Melalui kegiatan menyimak, seseorang
mempelajari berbagai hal yang dibutuhkan.
Misalnya, para siswa menyimak ceramah guru bahasa Indonesia, para siswa
mendengarkan suara radio, televisi, dan sebagainya.
d.
Menyimak untuk
Menghibur
Menyimak sesuatu untuk menghibur dirinya.
Misalnya, menyimak pembacaan cerita- cerita lucu, pertunjukan sandiwara, film,
dan sebagainya.
e.
Menyimak untuk Menilai
Menyimak mendengarkan, memahami isi
simakan, menelaah, mengkaji, menguji, dan membandingkan dengan pengalaman serta
pengetahuan menyimak.
f.
Menyimak Diskriminatif
Menyimak untuk membedakan bunyi suara.
Dalam belajar bahasa Inggris, misalnya siswa harus dapat membedakan bunyi (i)
dan (i:).
g.
Menyimak Pemecahan
Masalah
Menyimak mengikuti uraian pemecahan
masalah secara kreatif dan analisis yang
disampaikan oleh si pembicara. Mungkin juga penyimak dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya, secara kreatif dan analisis setelah yang bersangkutan
mendapat informasi dari menyimak sesuatu.
6.
Proses
Menyimak
Menyimak adalah suatu kegiatan yang
merupakan suatu proses. Menurut (Lobam, 1972 : 32 ; Loban, 1969 : 234)dalam
proses menyimak ada tahap-tahap antara lain :
a.
Tahap mendengar atau
tahap hearning
Pada tahap ini penyimak dituntut untuk
mengenali atau menguasai bahasa yang digunakan pembicara serta unsur-unsur
linguistiknya. Artinya penyimak harus mampu menangkap bunyi ujar dari
sipembicara.
b.
Tahap memahami
Setelah kita melakukan tahap
mendengarkan pasti kita berkeinginan untuk memahami atas apa yang disampaikan
oleh sipembicara. Menurut Nababan (1992:40):
“Untuk mencapai
pemahaman seorang penyimak harus menggunakan pengetahuan linguistiknya untuk
mengidentifikasi bunyi ujar, kemudian dia harus menggunakan strategi-strategi
khusus (pengetahuan dan pengalaman non linguistiknya)untuk menggantikan bunyi-bunyi
ujar itu menjadi pesan-pesan bermakna.
c.
Tahap menginterpretasi
Setelah penyimak melakukan tahap
mendengaran dan memahami, tentu saja semua itu belum cukup bagi penyimak yang
baik pasti ingin menafsirkan ataumenjelaskan tentang materi,informasi ataupun
juga pendapat yang telah disampaikan oleh sipembicara. Inilah yang dimaksud
dengan tahap interpretasi.
d.
Tahap mengevaluasi
Setelah mendengar,memahami, dan
menginterpretasikan,penyimak yang baik harus mengevaluasi ataupun menilai dan
mempertimbangkan pesan yang diterima dengan pesan yang sudah ada dalam
memorinya atau dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah dimilikinya.
e.
Tahap reponding
Dalam tahap ini penyimak harus mampu
menanggapi pesan yang disampaikan oleh sipembicara. Kemudian didalam akhir
pembicaraan biasanya sipembicara mempersilahkan penyimak apabila ada hal yang
tidak dimengerti, kemudian disitulah timbul adanya stimulus sehingga
sipenyimakmemberikan pertanyaan-pertanyaan terhadap apa yang telah disimaknya.
7.
Menghindari
kebiasan yang tidak baik dalam menyimak;
Kebiasaan tidak baik
yang harus dihindari dalam menyimak
Menurut Nicholas dan
Steven (dalam salisbury, 1955, juga
dikutip oleh Burhan 1971 : 84-89), ada kebiasaan-kebiasan kurang baik yang
dilakukan penyimak pada saat menyimak, yaitu :
a.
Kebiasaan menyimak
terputus-putus
Misalnya kita sefang menyimak seseorang
keudian kita putuskan perhatian terhadap pembicaraan itu. Lau kita mengalihkan perhatian kepada hal-hal
yang tidak berkaitan dengan isi pembicaraan. Lalu setelah itu mendengarkan
kembali atau menyimak kembali dari isi pembicaraan tersebut.
b.
Kebiasaan menyimak
dengan perasaan mudah tersinggung
Dalam menyimak seiring diliputi oleh
berbagai prasangka, sehingga secara sadar ketika proses menyimak sedang
berlangsung seorang pembicara menyampaikan sesuatu yangmembuat si penyimak
tersinggung. Jika terjadi hal seperti itu pasti sipenyimak pasti
berhentimenyimak pembicaraan dalam hati dan pikirannya pasti sipenyimak itu
berkata atau mencela sipembicara. Artinya kita harus menjaga diri kita harus
bisa menjaga emosi dan harus sabar, karna itu jika tidak bisa mengendalikan
emosi mungkin kita tidak dapat menyimak sepenuhnya atas apa yang disampaikan
oleh sipembicara.
c.
Kebiasaan menyimak
dengan menghindarkan diri dari uraian yang sukar
Banyak orang yang mempunya kebiasaan
tidak baik seperti ini mereka selalu apabila mendengar sesuatu yang sukar atau
sulit. Kebanyakan dari mereka memilih berhenti untuk menyimakdaripada belajar
untuk memahaminya. Hal seperti sangat perlu dihindari, karna apabila tidak
dihindari kita tidak bisa memahami atau mendapatkan suatu materi atau suatu
informasi yang sangat berharga bagi sang penyimak. Kita juga harus
sungguh-sungguh memperhatikan sipembicara agar kita tidak banyak menjumpai
uraian-uraian yang sulit.
d.
Kebiasaan menyimak
dengan sikap memandang enteng.
Pada saat kita menyimak yang sedang
berbicara atau menyampaikan materi, seperti guru misalnya memberikan pelajaran
kepada sang murid kemudian si murid menyimaknya. Biasanya si murid ituselalu menganggap enteng terhadap apa yang
disampaikan oleh gurunya karena dia merasa bahwa materi yang telah disampaikan
itu sering dia dengar, sehingga
diamenganggap entengatau mempunyai rasa percaya diri bahwa kalau tidak
menyimaknya dirinya sendiri akan paham dan mengrerti.
Penyimak yang baik akan selalu menyimak
semua yang disampaikan oleh sipembicara. Penyimak yang baik akan selalu
menghargai yang disampaikan oleh sipembicara, walaupun materinya itu sudah
sering di dengar tetapi dia selalu berusaha untuk menghubungkan atas apa materi
yang disampaikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki atau memori dan daya
ingatnya.
e.
Kebiasaan menyimak
dengan suka menilai penampilan pembicara
Ada orang yang mempunya kebiasaan
menilai setiap penampilan sipembicara bukan menyimak isi pembicaraannya. Bila
waktunya menyimak yang timbul dipikirannya itu adalah yang bersifat menilai.
Contohnya seorang dosen yang mengajar kepada mahasiswamisalnya penampilannya
itu aneh emakai baju baju kurang raph atausepatunya yang lusuh, jorok, dan
sebagainya. Si penyimak berpikir “penampilannya saja seperti ini, tidak mungkin
dia dapat menyampaikan materi”. Kita melihat sipembicara dari segi
penampilannya, bsa saja sipembicara ituberpenampilan kurang rapih tetapi dalam
penyampaian materi justru sangat berharga sekali. Sebagai penyimak yang baik
kita harus menghindari hal seperti itu,biasakanlah kita menyimak isi
pembicaraan seseorang dengan bersungguh-sungguh. Apabila kita menilai
penampilan orang yang berbicaranya lebih baik dilaksanakan setelah materi
tersebut itu dapat dipahami oleh kita.
f.
Kebiasaan menyimak dengan pura-pura menyimak
Ada orang yang mempunyai
kebiasaan,apabila sedang menyimak dia selalu memberi perhatian semu kepada si
pembicara. Artinya orang tersebut pura-pura menyimak, misalnya seorang siswa
dikelas yang sedang mengikuti pelajaran, sikapnya itu bisa saja seperti orang
yang sedang betul-betul menyimak, tatapannya terpaku kepada sipembicara,tetapi
sebenarnya dia itu tidak mendengarkan apa-apa, tidak menyimak sedikitpun yang
dia lakukan hanya melamun atau biasa juga pikirannya itu melayang entah kemana.
Contoh lain yangsanagt sering saya jumpai adalah ketika siswa sedang belajar memperhatikan
gurunya , seolah-olah dia fokus belajar tetapi sebenarnya dia itu mendengarkan
musik.
Sesungguhnya orang seperti ini menipu
dirinya sendiri dia merasa itu sudah pandai. Sifat yang seperti itu harus kita
hilangkan dalam diri kita. Kita tidak boleh membuang atau menyia-nyiakan
kesempatan yang sangat berharga itu
dengan cara berpura-pura menyimak.
g.
Kebiasaan menyimak
dengan mudah terganggu oleh kegaduhan
Kita hidup dalam dunia yang serba gaduh.
Kita diganggu bukan karna apa yang kita dengar,tetapi oleh apa yang kita lihat.
Bila kita mempunyai kebiasaan menyimak yng kurang baik kegaduhan-kegaduhan itu
mudah menyeret perhatian dan pikiran kita keluar dari pembicara yang kita
simak.
Misalnya
disaat pembelajaran disekolah yang berlangsung banyak suara-suara yang
terdengar kurang enak,contoh suara siswa yang berada diluar yang
sedangbermain-main atau sedang melakukan suatu halyang menggangu pada saat
menyimak atau belajar. Kita tidak boleh putus menyimak,tetapi kita harus lebih
nerkonsentrasi,fokus terhadap pembicaraan yang sedang disampaikan.
Orang yang mempunyai kebiasaan menyiak
yang baik tentu akan melawan kegaduhan-kegaduhan itu. Misalnya dengan cara
meminta kepada sipembicara untuk meningkatkan volume suara agar tidak terganggu
oleh kegaduhan-kegaduhan tersebut.
8.
Fungsi
dari menyimak
Kalau ada orang yang bertanya “ apa
fungsi menyimak bagi anda ?” secara praktis kita dapatm memberi jawaban, antara
lain :
a.
Saya menyimak untuk
memperoleh informasi yang ada hubungan atau sangkut pautnya dengan profesi
saya.
Jawaban di atas menjelaskan bahwa
menyimak berfungsi untuk memperoleh informasi yang ada kaitannya dengan
pekerjaan. Misalnya seorang kepala desa yang sedang menyimak tentang bagaimna
caranya menjadi seorang kepala desa yang patut di contoh oleh masyarakat,
karena dia sebai tokoh atau pemimpin. Sehingga ada seorang pembicara yang
sedang mnyampaikan sebuah pidato tentang bagaimna menjadi seorang pemimpin yang
baik kemudian si kepala desa tersebut menyimaknya. Contohnya seperti itu
menyimak yang ada sangkut pautnya dengan profesi atau pekerjaan.
d.
Saya menyimak agar saya
menjadi lebih efektif dalam hubungan-hubungan atas pribadi dalam kehidupan
sehari-hari di rumah, di tempat bekerja, dan dalam kehidupan masyarakat.
Jawaban di atas
menjelaskan bahwa fungsi menyimak itu membuat hubungan lebih baik. Di rumah
misalnya hubungan keluarga, anak, istri,suami, dan sebagainya. Di tempat
bekerja misalnya dengan atasan, dengan rekan kerja dan lain-lain. Serta dalam
kehidupan masyarakat.
e.
Saya menyimak untuk
mengumpulkan data agar saya dapat membuat keputusan-keputusan yang masuk akal.
Jawaban di atas menjelaskan bahwa
menyimak berfungsibuntuk membuat keputusan-keputusan contoh misalnya ide
ataupun materi yang diperoleh dari pembicara itu merupakan bahan penting yang
sangat menunjang dalam mengkomunikasikan ide-idenya itu sendiri. Misalnya
menyimak dalam perdebatan atau suatu diskusi pasti dalamnya itu terkandung
adanya pendapat atau suatu keputusan mencapai pendapat atau keputusan terlebih
dahulu kita itu menyimak materi yang disampaikan kemudian apabila ada halyang
mungkin kurang setuju barulah disitu kita melakukanperdebatan dan dituntut
untuk membuat suatu keputusan.
f.
Saya menyimak agar
dapat memberika responsi yang tepat terhadap segala sesuatu yang saya dengar
(hunt,1981 : 14).
Jawaban di atas menjelaskan bahwa fungsi
menyimak adalh untuk memberikan tanggapan terhadap sesuatu yang didengarnya.
Contoh misalnya seorang dosen yang memberikan materi terhadap
mahasiswa,kemudian respon itu timbul karna adanya suatu stimulus yang
merangsang mahasiswa untuk memberikan tanggapn atau respons dan tanggapn yang
diberikan itu pastinya berkaitan dengan apa yang disampaikan oleh seorang
dosen. Jadi proses yang diberikan itu tidak boleh keluar dari materi yang
disampaikan (Hunt, 1981 : 14).
g.
Menyimak untuk belajar.
Artinya orangdengan tujuan untuk belajar,
atau memperoleh pengetahuan dari pembicaraan yang disampaikan. Contohnya pada
saat pembelajaran di sekolah, seorang guru menyampaikan materi kepada muridnya,
agar muridnya mendapat pengetahuan. Murid tersebut sedang melakukan menyimak
belajar.
h.
Menyimak untuk
menikmati
Artinya
menyimak sesuatu materi yang diajarkan atau diperdengarkan, yakni menikmati
suatu keindahan bisa juga disebut menyimak estetik yaitu menyimak sesuatu yang
indah. Contohnya menyimak suatu musik atau lagu, menyimak suatu karya sastra
dan lain-lain.
i.
Menyimak untuk
mengevaluasi
Artinya
menyimak untuk mempertimbangkan atau menilai sesuatu yang dia simak. Apakah
dapat diterima atau tidak dan apakah dia dapat menyetujuinya atau tidak.
Kemudian dia menghubungkan sesuatu yang telah dia simak itu dengan pengetahuan
yang sudh dimilikinya.
j.
Menyimak untuk
mengapresiasi
Artinya tujuan menyimak itu memberikan
nilai atau menikmati dan memberikan suatu penghargaan terhadap suatu materi
yang telah disimaknya. Contoh misalnya menyimak karya sastra, seperti puisi,
pembaca cerita, musik, lagu, dan sebagainya.
k.
Menyimak intuk
mengkomunikasikan ide-ide.
Artinya
orang menyimak dengan maksud agar dia dapat mengkomunikasikan ide-ide atau
perasan-perasaanya kepada orang lain dengan lancar dan tepat. Banyak contoh ide
yang dapat diperoleh dari sang pembicara dan semua ini merupakan bahan penting
dan sangat menunjang dalam mengkomunikasikan ide-idenya sendiri.
l.
Menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi
Artinya menyimak dengan maksud untuk
membedakan bunyi-bunyi yang disampaikan oleh sipembicara. Mana bunyi yang dapat
membedakan arti. Biasanya terlihat pada seseorang yang sedang belajar bahasa
asing.
m. Menyimak
untuk memecahkan masalah
Artinya menyimak dengan bermaksud supaya
dia dapat memecahkan suatu masalah secara kreatif. Contohnya dari suatu
erdebatan atau diskusi. Dia menyimak bergai pendapat, dari situ dia memperoleh
masukan berharga, sehingga timbullah pemecahan masalah.
n.
Menyimak untuk
meyakinkan
Artinya tujuan dari
menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap suatu masalah atau pendapat selama
ini dia ragukan.
9.
Faktor-faktor
Keberhasilan Menyimak
Disamping prasarat-pasyarat penting
kemampuan dasar yang dapat menetukan keberhasilan menyimak terdapat beberapa
faktor. Moris dalam Tarigan (1986:23) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi keberhasilan menyimak, diantaranya meliputi empat
aspek,yaitu:
a.
Aspek pembicara
Kemampuan dan sikap pembicara dapat
mempengaruhi keberhasilan menyimak. Pembicara yang menguasai materi yang
dibicarakannya, dan memiliki sifat simpatik terhadap penyimak, serta
menguasai/memiliki gaya bicara yang menarik dipastikandapat menarik dan
meyakinkan bagi penyimak. namun,jika pembicara pembicara kurang menguasai
materi pembicaraan,kemudian memiliki sikapdepensif
(angkuh dan antipati) terhadap penyimak,bahasa yang digunakannya tidak
beraturan,serta tidak menguasai gaya berbicara yang baik,maka kondisi pembicara
seperti itu pasti tidak menarik dan tidak meyakinkan bagi penyimak.
b.
Aspek pembicaraan
Pembicaraan yang meliputi isi dan
bentuknya memiliki karakteristik tertentu,dan dari segi bentuk bahasa pembicaraan
terwujud dalam bentuk wacana,baik wacana dialog, maupun wacana monolog. Tujuan
yang ingin dicapai penutur melalui wacana ini adalah terciptanya penghayatan
yang imajinatif terhadap sesuatu, sehingga pendengar merasa seolah-olah
mengalaminya.
c.
Aspek situasi
Yang dimaksud dengan situasi ialah
segala hal yang menyertai menyimak diluar pembicara,pembicaraan,dan menyimak.
Situasi meliputi tempat,waktu berlangsung dan suasana lingkungan. Tempat yang
menyenangkan; waktu berlangsungnya pada jam yang tepat (saat pendengar masih
segar), dan suasana yang tenangdapat mendukung keberhasilan menyimak.
d.
Aspek penyimak
Faktor
yang terdapat pada diri penyimak meliputi faktor fisik dan psikologis,faktor
fisik berhubungan dengan kesehatan fisik penyimak,sedangkan faktor psikologis
berhubungan dengan kesehatan mental,minat,dan kecerdasan penyimak. Selain itu,
keberhasilan menyimak ditentukan pula oleh tingkat kecerdasan penyimak,dari
hasil penelitan diketahui bahwa anak-anak yang memiliki tingkat kecerdasan
tinggi yang mampu menyimak dengan baik.
BAB II PEMBAHASAN`
A. Tinjauan
Teoretis
Belajar dapat didefinisikan sebagai
suatu proses dimana suatu organisasi berubah prilakunya sebagai akibat
pengalaman. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli.
David Ausubel mengemukakan “belajar dapat
diklasifikasikan ke dalam dua dimens,dimnsi pertama berhubungan dengan cara
informasi tau materi pelajaran yang disajikan pada siswa melalui penerimaan
atau penemuan.dimensi kedua menyangkut cara bagaimna siswa dapat mengaitkan
informasi itu dapat strukyur kognitif yang telah ada.
Menyimak merupakan suatu proses
mendengarkan sekaligus memahami penuh perhatian dan memberikan respon atau
mengapresiasikan serta menghubungkan atas isi dari yang di simak untuk
memperoleh informasi yang disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan. Seperti yang telah dikemukakan oleh para ahli.
Hendri Guntur Tarigan (1968:19) mengemukakan “Menyimak adalah suartu proses
mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian,pemahaman apresiasi.Serta
inerprestasi untuk memperoleh informasi,menangkap isi,serta memahami makna
komunikasi yang disampaikan si pembicara melalui bahasa lisan atau ujaran”
Menyimak merupakan kegiatan yang sering
dilakukan yaitu mendengarkan bunyi suatu bahasa yang disampaikan oleh si
pembicara kemudian mengidentifikasi,menginterprestasikan kembali dengan
pengetahuan yang telah dia dapatkan. Jadi,menyimak menyimak sangat berfungsi
bagi kehidupan sehari-hari contohnya untuk memperoleh informasi menyimak sangatlah
dibutuhkan.
Menurut Sabaerti (1992) mengatakan, “Menyimak
adalah suatu proses yang mencangkup suatu kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi,menginterprestasikan, dan mereaksi atas makna yang terkandung
didalamnya”.
Menyimak
merupakan mendengarkan ucapan orang lain,kemudian menyimak juga merupakan
proses mendengarkan secara baik-baik,tidak hanya mendengarkan saja tetapi juga
memahami isi dari pembicaraan.dalam menyimak seorang penyimak harus menyimak
dengan baik dan dalam menyimak juga harus mengetahui bagaimana cara menyimak
yang baik. Oleh karena itu,daya ingat harus lebih dipakai untuk mempertahankan
atas apa yang diucap oleh si pembicara.
Menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (W.J.S Poerwadarminta 1982:847) mengemukakan
bahwa menyimak adalah mendengarkan (mempertahankan apa yang diucapkan orang)
dengan mendengarkan baik-baik.
BAB III SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Berdasarkan
uraian bab sebalumnya penulis dapat
mengemukakan simpulan sebagai berikut.
1. Belajar
adalah suatu aktivitas yang di dalamnya terdapat sebuah proses dari tidak tahu
menjadi tahu, tidak mengerti menjadi mengerti, tidak bisa menjadi bisa untuk
mencapai hasil yang optimal.
2. Menyimak
salah satu keterampilan yang sangat berfungsi sehari-hari. Menyimak adalah
suatu prosesmendengarkan sekaligus memahami, penuh perhatian, dan memberikan
respon atau menghubungkan atas isi yang telah disimak untuknmemperoleh
informasi yang disampaikan pembicara melalui bahasa lisan atau ujaran.
3. Kebiasaan
tidak baik yang harus dhindari dalam menyimak (1) Kebiasaan, (2) menyimak
terputus-putus, (3)Kebiasaan menyimak dengan perasaan mudah tersinggung,
a. Kebiasaan
menyimak menghindari dari penjelasan yang sukar,
b. Kebiasaan
menyimak dengan sikap memandang enteng,
c. Kebiasaan
menyimak dengan suka menilai penampilan pembicara,
d. Kebiasaan
menyimak dengan pura-pura menyimak,
e. Kebiasaan
menyimak dengan mudah terganggu dengan kegaduhan.
4.
Fungsi dan tuuan
menyimak
a. Menyimak
untuk menikmati,
b. Menyimak
untuk mengevaluasi ,
c. Menyimak
untuk belajar,
d. Menyimak
untuk mengapresiasi,
e. Menyimak
untuk mengkomunikasikan ide-ide,
f. Menyimak
untuk membedakan bunyi-bunyi,
g. Menyimak
untuk memecahkan masalah,
h. Menyimak
untuk meyakinkan.
B.
Saran
1.
Sejalan dengan simpulan
di atas,penulis merumuskan saran sebagai berikut :
Belajar yaitu suatu aktivitas yang
didalamnya ada proses dari yang tidak
tahu menjadi tahu.
2.
Mahasiswa hendaknya
mengetahui apa itu menyimak, bagaimana cara menyimak yang baik dan apa saja
yang perlu dihindari pada saat menyimak.
3.
Mahasiswa juga dapat
mengetahui apa fungsi dan tujuan menyimak yang biasa dilakukan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A.
1996. Principles of Behavior Modification. New Work: Holt,
Rinehart, and Winston.
Sudjana, Nana.
1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido
Offset. [online]. Tersedia : http://www.sarjanaku.com/2011/03/pengertian-definisi-hasil-belajar.html
Diakses tanggal
30 November 2012
Tarigan, Jago
(19986) Keterampilan Menyimak.
Jakarta : Penerbit
Karunika.
Wolfin, Andrew
D. (1983) “ Improving Listening Skill” New Direction for College Liarning
Assistence (12), 13-24.
Tarigan, Hendri
Guntur. 1994. Menyimak sebagai suatu keterampilan berbahasa. Bandung:
Angkasa. [online]. Tersedia :
http://evanfitri.blogspot.com/2012/06/kajian-pustaka-1.html
Diakses tanggal
30 November 2012
Sutari, ice,
dkk.,. 1997/1997. Menyimak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
bagian Proyek Penataran Guru SLTP setara D3. [online]. Tersedia :
http://evanfitri.blogspot.com/2012/06/kajian-pustaka-1.html
Diakses tanggal
30 November 2012
Tag :
MAKALAH BAHASA INDONESIA
0 Komentar untuk "Contoh Makalah Bahasa Indonesia Tentang Belajar dengan Menyimak"