BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Limbah dan Macamnya
Limbah adalah bahan
sisa atau sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas manusia dan mahluk
lainnya. Sedangkan menurut keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997
Pasal 1 tentang Prosedur Impor Limbah bahwa limbah adalah bahan/barang sisa
atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah
berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh manusia dan hewan.
Macam-macam limbah :
1. Berdasarkan sifatnya :
a. Limbah Padat
Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan dan atau proses
pengolahan. Contohnya : limbah dari pabrik tapioka yang berupa onggok, limbah
dari pabrik gula berupa bagase, limbah dari pabrik pengalengan jamur, limbah
dari industri pengolahan unggas, dan lain-lain. Limbah padat dibagi menjadi 2,
yaitu:
Dapat didegradasi,
contohnya sampah bahan organik, onggok,
b. Limbah cair
Limbah Cair adalah sisa dari proses
usaha dan/atau kegiatan yang berwujud cair. Contohnya antara lain : Limbah dari
pabrik tahu dan tempe yang banyak mengandung protein, limbahdari industri
pengolahan susu.
c. Limbah Gas
Limbah gas/asap adalah sisa dari
proses usaha dan/atau kegiatan yang berwujud gas/asap. Limbah gas diantaranya adalah berupa karbon monokida (CO), karbon dioksida
(CO2) berupa gas yang tidak berwarna dan berbau, sulfur monoksida
(SO) berupa gas tidak berwarna dan berbau tajam, asam sulfat, ammoniak gas
tidak berwarna tapi berbau, dan nitrogen oksida (NO) berupa gas berwarna dan
berbau. Contohnya : limbah dari pabrik semen
2. Berdasarkan bahan penyusunnya :
a. Limbah Organik
Limbah
ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah
tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui
proses yang alami. Limbah pertanian
berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida
dan herbisida, begitu pula dengan pemupukan yang berlebihan. Limbah ini
mempunyai sifat kimia yang setabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam
tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi
organisme yang hidup didalamnya. Sedangkan limbah rumah tangga dapat berupa
padatan seperti kertas, plastik dan lain-lain, dan berupa cairan seperti air
cucian, minyak goreng bekasdan lain-lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai
daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah
tersebut tergolong (B3) yaitu bahan berbahaya dan beracun, sedangkan limbah air
cucian, limbah kamar mandi, dapat mengandung bibit-bibit penyakit atau pencemar
biologis seperti bakteri, jamur, virus dan sebagainya.
b. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas
limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal
dari sumber daya alamyang tidak dapat di
uraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat
mengandung berbagai jenis bahan anorganik, zat-zat tersebut adalah :
1) Garam anorganik
seperti magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal
dari kegiatan pertambangan dan industri.
2) Asam anorganik seperti asam sulfat yang berasal
dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil.
3. Berdasarkan sumbernya:
a. Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga adalah limbah yang dihasilkan oleh kegiatan
rumah tangga. Limbah rumah tangga biasanya berupa sampah, baik sampah organik
maupun sampah anorganik, detergen, dan kotoran manusia. Sampah organik
contohnya adalah sisa sayuran dan buah-buahan. Sedangkan sampah anorganik
contohnya dalah kaleng dan plastik bekas.
b. Limbah Industri
Limbah
ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan
tertentu. Limbah industri yang dihasilkan pun sebagian besar adalah limbah yang
tergolong berbahaya dan beracun (B3), diantaranya asam anorganik dan senyawa
orgaik. Limbah industri ini perlu mendapatkan pengolahan terlebih dulu sebelum
dibuang ke dalam lingkungan. Hal ini dimaksudkan agar zat berbahaya yang
terkadung di dalamnya tidak ikut terbuang ke lingkungan. Pembungan limbah ke
lingkungan tanpa pengolahan dapat menyebabkan pencemaran dan membunuh organisme
yang ada di dalamnya.
c. Limbah Pertanian
Limbah
pertanian dapat berasal dari sisa penggunaaan pupuk (baik pupuk organik maupun
pupuk kimia) maupun sisa-sisa pestisida. Sisa penggunaan pupuk dapat larut
dalam air, kemudian terbawa menuju sungai dan mengendap pada beberapa tempat di
sungai. Adanya endapan pupuk ini menyebabkan menumpuknya unsur-unsur hara di
perairan tersebut. Akibatnya tanaman air seperti ganggang akan subur dan
mendominasi pada perairan tersebut. Populasi ganggang yang banyak ini akan
mengurangi kandungan oksigen dan menghalangi sinar matahari yang diperlukan
oleh tumbuhan air lainnya. Tidak adanya oksigen dan sinar matahari yang masuk
ini akan menyebabkan kematian bagi organisme lain yang hidup di perairan
tersebut. Peristiwa ini disebut dengan eutrofikasi.
4. Berdasarkan Tingkat Toksisitasnya
a. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Limbah
B3 merupakan limbah yang mengandung zat berbahaya dan bercun. Pada jumlah
konsentrasi tertentu limbah B3 dapat menyebabkan kerusakan lingkungan serta
bahaya pada manusia. Limbah B3 yang tidak ditangani dengan baik dan
pembuangannya secara sembarangan dapat menyebabkan gangguan pada mahluk hidup
berupa kerusakan kulit, kesulitan bernapas, dan juga dapat menimbulkan kematian
dan kepunahan pada beberapa jenis organisme.
Bahan
yang termasuk ke dalam limbah B3 diantaranya adalah benzena, asam sulfat, sulfur
dioksida, karbon monoksida, dan nitrogen monoksida. Limbah B3 diantaranya
mempunyai sifat eksplosif (mudah meledak), beracun, berbahaya, mutagenik
(menyebabkan perubahan pada gen), dan teratogenik (menyebabkan gangguan pada
gen).
b. Limbah Non-B3
Limbah
non-B3 merupakan limbah yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun.
Contoh dari limbah non-B3 adalah sisa-sisa sayuran dan daun yang gugur.
B. Air Limbah dan Karakteristiknya
Air limbah yaitu air
dari suatu daerah permukiman, rumah tangga, dan juga berasal dari industry, air
tanah, air permukaan serta buangan lainnya yang telah dipergunakan untuk
berbagai keperluan, harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan
hidup yang sehat dan baik. Air limbah memiliki karakteristik yang berbeda sesuai
dengan sifatnya. Karakter air limbah meliputi sifat fisika, kimia, dan biologi.
1. Karakteristik Berdasarkan Sifat Fisika
Karaketer fisika air limbah meliputi suhu, bau, warna,
dan padatan. Suhu menunjukkan derajat atau tingkat panas air limbah yang
diterakan ke dalam skala-skala. Suhu air limbah biasanya lebih tinggi
dari pada air bersih karena adanya tambahan air hangat dari pemakaian
perkotaan. Suhu air limbah biasanya bervariasi dari musim ke musim, dan juga
tergantung pada letak geografisnya.
Bau merupakan parameter yang subjektif. Pengukuran bau
tergantung pada sensivitas indra penciuman seseorang. Kehadiran bau
menunjukkan adanya komponenkomponen lain dalam air. Misalnya, bau seperti telur
busuk menunjukkan adanya hydrogen sulfide yang dihasilkan oleh permukaan
zat-zat organic dalam kondisi anaerobik.
Pada air limbah, warna biasanya disebabkan oleh
kehadiran materi-materi dissolved, suspended, dan senyawa-senyawa
koloidal yang dapat dilihat dari pectrum warna yang terjadi. Padatan yang
terdapat dalam air limbah dapat diklasifikasikan menjadi floating,
settleable, suspended, atau dissolved. Bahan padat total terdiri
dari bahan padat tak terlarut atau bahan padat yang terapung serta senyawa –
senyawa yang larut dalam air. Kandungan bahan padat terlarut ditentukan dengan
mengeringkan serta menimbang residu yang didapat dari pengeringan.
2. Karakteristik Berdasarkan Sifat Kimia
Karakter kimia air limbah senyawa organik dan senyawa anorganik Senyawa
organik adalah karbon yang dikombinasi dengan satu atau lebih elemen-elemen
lain (O, N, P, H). Senyawa anorganik terdiri dari kombinasi elemen yang
bukan tersusun dari karbon organic. Pengujian kimia dari air limbah yaitu
meliputi pengukuran Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand
(COD), Dissolved Oxygen (DO), Derajat keasaman (pH), logam berat, ammonia,
sulfide, fenol. Nitrogen organik, Nitrit, Nitrat, Fosfor organik dan Fosfor
anorganik. Nitrogen dan fosfor sangat penting karena kedua nutrien ini telah
sangat umum diidentifikasikan sebagai bahan untuk pertumbuhan gulma air.
Pengujian-pengujian lain seperti Klorida, Sulfat, pH serta alkalinitas diperlukan
untuk mengkaji dapat tidaknya air limbah yang sudah diolah dipakai kembali
serta untuk mengendalikan berbagai proses pengolahan.
3. Karakteristik Berdasarkan Sifat Biologi
Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air limbah tersebut.
Mikroorgaisme ditemukan dalam jenis yang sangat bervariasi hampir dlam semua
bentuk air limbah, bisanya dengan konsentrasi 105-108 organisme/l. Kebanyakan
merupakan sel tunggal yang bebas ataupun berkelompok dan mampu melakukan
proses-proses kehidupan (tumbuh, metabolism, dan reproduksi). Karakteristik biologi
digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air
minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan adalah banyaknya
mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah. Keberadaan bakteri dalam
unit pengolahan air limbah merupakan kunci sukses efisiensi proses
biologi. Bakteri untuk evaluasi kualitas air.
C.
Pengolahan
Air Limbah
Pengolahan limbah bertujuan untuk menetralkan air dari
bahan-bahan tersuspensi dan terapung, menguraikan bahan organic biodegradable,
meminimalkan bakteri patogen, serta memerhatikan estetika dan lingkungan.
1. Cara Pengolahan Air Limbah
Pengolahan
air limbah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara alami dan secara
buatan.
a. Secara Alami
Pengolahan
air limbah secara alamiah dapat dilakukan dengan pembuatan kolam stabilisasi.
Dalam kolam stabilisasi, air limbah diolah secara alamiah untuk menetralisasi zat-zat
pencemar sebelum air limbah dialirkan ke sungai. Kolam stabilisasi yang umum
digunakan adalah kolam anaerobik, kolam fakultatif (pengolahan air limbah yang
tercemar bahan organik pekat), dan kolam maturasi (pemusnahan mikroorganisme
patogen). Karena biaya yang dibutuhkan murah, cara ini direkomendasikan untuk
daerah tropis dan sedang berkembang.
b. Secara Buatan
Pengolahan
air limbah dengan bantuan alat dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah
(IPAL). Pengolahan ini dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu primary treatment
(pengolahan pertama), secondary treatment (pengolahan kedua), dan tertiary
treatment (pengolahan lanjutan).
2. Tahapan Pengolahan Air Limbah
Tujuan utama pengolahan
air limbah ialah untuk mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama
senyawa organik, padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air
limbah secara umum dapat dibagi menjadi 5 (lima) tahap:
a. Pengolahan Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini
melibatkan proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi
dan minyak dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung
pada tahap ini ialah screen and grit removal, equalization
and storage, serta oil separation.
b. Pengolahan Tahap Pertama (Primary Treatment)
Pada dasarnya,
pengolahan tahap pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan
awal. Letak perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang
terjadi pada pengolahan tahap pertama ialah neutralization, chemical
addition and coagulation, flotation, sedimentation,
dan filtration.
c. Pengolahan Tahap Kedua (Secondary Treatment)
Pengolahan tahap kedua
dirancang untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat
dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan
pada pengolahan tahap ini ialah activated sludge, anaerobic
lagoon, tricking filter, aerated lagoon,stabilization
basin, rotating biological contactor, serta anaerobic
contactor and filter.
d. Pengolahan Tahap Ketiga (Tertiary Treatment)
Proses-proses yang
terlibat dalam pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation and
sedimentation, filtration, carbon adsorption, ion
exchange, membrane separation, serta thickening gravity
or flotation.
e. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk
sebagai hasil keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali
melalui proses digestion or wet combustion, pressure filtration, vacuum filtration, centrifugation, lagooning or drying bed, incineration, atau landfill.
Pemilihan proses yang
tepat didahului dengan mengelompokkan karakteristik kontaminan dalam air limbah
dengan menggunakan indikator parameter yang sudah ditampilkan di tabel di atas.
Setelah kontaminan dikarakterisasikan, diadakan pertimbangan secara detail
mengenai aspek ekonomi, aspek teknis, keamanan, kehandalan, dan kemudahan
peoperasian. Pada akhirnya, teknologi yang dipilih haruslah teknologi yang
tepat guna sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah. Setelah
pertimbangan-pertimbangan detail, perlu juga dilakukan studi kelayakan atau
bahkan percobaan skala laboratorium yang bertujuan untuk:
(a) Memastikan bahwa teknologi yang dipilih terdiri dari proses-proses yang
sesuai dengan karakteristik limbah yang akan diolah.
(b) Mengembangkan dan mengumpulkan data
yang diperlukan untuk menentukan efisiensi pengolahan yang diharapkan.
(c) Menyediakan informasi teknik dan
ekonomi yang diperlukan untuk penerapan skala sebenarnya.
Tag :
MAKALAH P2K
0 Komentar untuk "CONTOH MAKALAH P2K TENTANG AIR LIMBAH BAB II PEMBAHASAN"