JUDUL
MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MENJUMLAH
BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN
REALISTIK MATEMATIKA
A. LATAR
BELAKANG MASALAH
Pembelajaran matematika akan
membantu manusia dalam mengetahui dan memiliki kemampuan mengatasi permasalahan
dalam kehidupan. Mata pelajaran matematika diberikan kepada siswa di Sekolah Dasar
agar mendorong berkembangnya pemahaman dan penghayatan siswa terhadap prinsip
dan nilai matematika sehingga tumbuh daya nalar, berpikir logis, sistematik,
kritik, kreatif, cerdas, terbuka dan rasa ingin tahu sesuai dengan pernyataan
TIM MKPBM (1999 : 17) mengemukakan
bahwa:
Matematika itu
adalah bahasa simbol, matematika adalah bahasa numerik, matematika adalah
bahasa yang dapat menghilangkan sifat kabur, majemuk, dan emosional. Matematika
itu bahasa simbol, matematika adalah bahasa metode berpikir logis, matematika
adalah sarana berpikir, matematika adalah
logika pada masa dewasa, matematika adalah ratunya ilmu dan sekaligus
menjadi pelayannya, matematika adalah suatu sains yang bekerja menarik
kesimpulan-kesimpulan yang perlu, metemtika suatu sains formal yang murni, ilmu
tentang bilangan dan ruang. Matematika adalah ilmu yang mempelajari hubungan
pola, bentuk dan struktur. Matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif, matematika
adalah aktifitas manusia.
Dalam setiap kesempatan,
pembelajaran matematika hendaknya tidak hanya menyampaikan materi matematika
saja tetapi guru benar-benar membimbing siswa secara bertahap menguasai konsep
matematika serta berbuat sesuai dengan prinsip dan nilai matematika. Maka dari
itu, guru hendaknya mampu menciptakan pembelajaran matematika yang
menyenangkan. Sehingga bila siswa sudah menyenangi matematika dia akan
mengerjakan tugas-tugas matematika dengan rasa senang. Dengan kondisi tersebut
diharapkan akan mendorong tercapainya prestasi belajar siswa yang memuaskan.
Dalam melaksanakan pembelajaran
matematika hendaknya mengacu pada kurikulum yang berlaku. Peraturan pengelolaan
pendidikan yang dilakukan sekarang ini, telah menghasilkan kurikulum baru yaitu
kurikulum 2006. Kurikulum ini lebih terkenal dengan nama Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan
pendidikan.
Dalam hal ini penyusun merasakan
adanya kebutuhan belajar yang harus dipenuhi siswa, salah satunya adalah dalam
proses pembelajaran yaitu kesulitan siswa dalam menguasai konsep bilangan
pecahan sehingga siswa enggan untuk
belajar matematika. Apabila guru mengabaikan permasalahan tersebut maka akan
mengakibatkan ketidakberhasilan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu,
guru perlu meningkatkan lagi minat belajar siswa. Sejalan dengan pernyataan
tersebut BSNP (2006 : 16) mengemukakan bahwa: “Peserta didik adalah anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.”
Guru sebagai tenaga pengajar di kelas
hendaknya berusaha sedapat mungkin untuk membangkitkan minat belajar pada
peserta didiknya dengan berbagai cara, misalnya: dengan memperkenalkan kepada
peserta didik berbagai kegiatan belajar, seperti bermain sambil belajar
matematika, menggunakan alat peraga yang menarik atau memanipulasi alat peraga,
menggunakan bermacam-macam metode pembelajaran pada saat mengajar matematika,
mengaitkan pembelajaran matematika dengan dunia anak. (Suwangsih, at al. 2006 :
16)
Demikian halnya dalam BSNP (2006 :
109) mengenai kurikulum matematika mengemukakan bahwa:
Mata pelajaran matematika perlu
diberikan kepada semua peserta didik mulai dari Sekolah Dasar untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar
peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan
informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti
dan kompetitif.
Melihat kenyataannya di SDN
Mangkurayat VI, pembelajaran di kelas IV orientasinya pada kegiatan
pembelajaran kurang sesuai dengan minat dan kebutuhan belajar siswa.
Dikarenakan faktor guru kurang memperhatikan pembelajaran bermakna bagi siswa
dan tidak memperhatikan kepentingan siswa, sehingga siswa banyak mengalami
kesulitan dalam memahami konsep-konsep yang diajarkan. Siswa mengalami
kesulitan dalam memahami suatu konsep disebabkan juga oleh kurangnya
keterampilan guru dalam mengembangkan pendekatan pembelajaran. Serta
pembelajaran didominasi oleh guru dan siswa menjadi pasif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga di kelas IV masih banyak siswa kurang memahami pembelajaran
matemtika tentang konsep menjumlah bilangan pecahan.
Sejalan dengan hal tersebut tim
MKPBM (1999 : 129) mengemukakan bahwa:
Kerangka
pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik mempunyai dua kelebihan.
Menuntun siswa dari keadaan yang sangat konkrit (melalui proses matematisasi
horizontal, matematika dalam hal ini adalah matematika informal) biasanya siswa
dibimbing oleh masalah-masalah kontekstual. Dalam falsafah realistik, dunia
nyata digunakan sebagai titik pangkal permulaan dalam pengembangan
konsep-konsep dan gagasan matematika.
Atas dasar hal-hal di atas, penulis
mengupayakan melalui sebuah pendekatan matematika yaitu dengan pendekatan
realistik matematika. Pembelajaran ini akan membawa siswa dari level matematika
informal menuju matematika formal sehingga guru bisa mengarahkan siswa baik
kelompok maupun individu untuk menciptakan caranya sendiri dalam menyelesaikan
soal.
Guru kreatif senantiasa memberikan
pendekatan-pendekatan baru dalam menyajikan sebuah pembelajaran yang relevan
dengan tingkat perkembangan siswa, menumbuhkankembangkan keterampilan berpikir
siswa, serta menumbuhkembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi dan respek tehadap orang lain. Sehingga dengan kondisi
itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul MENINGKATKAN
KEMAMPUAN SISWA DALAM MENJUMLAH BILANGAN PECAHAN MELALUI PENDEKATAN REALISTIK
MATEMATIKA.
Tag :
PROPOSAL
0 Komentar untuk "Contoh Proposal Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Menjumlah Bilangan Pecahan Melalui Pendekatan Realistik Matematika"