BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan
anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi
tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan,
sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses
diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem
yang berkembang sedemikian rupa per- kembangan emosi, intelektual dan
tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek– aspek
perkembangan individu meliputi fisik, intelektual, sosial, emosi,
bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum
lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya
pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan
situas baru atau lingkungan pada umumnya. Sosial, setiap individu selalu
berinteraksi dengan lingkungan dan selalu memerlukan manusia lainnya.
Emosi merupakan perasaan tertentu yang menyertai setiap keadaan atau
perilaku individu. Bahasa merupakan kemampuan untuk berkomunikasi dengan
yang lain. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima dan melakukan
peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Agama merupakan
kepercayaan yang dianut oleh individu.
Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada perkembangan anak khususnya siswa fase remaja . Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada perkembangan anak khususnya siswa fase remaja . Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
Masa
remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada
masa dewasa. Masa remaja juga sebagai usia bermasalah. Akhirnya para
remaja mengalami kesualitan dalam mengatasi masalah yang dihadapi.
Kesulitan-keuslitan yang dihadapi remaja menurut Rumke bersumber dari 3
masalah, yaitu :
- Masalah individuasi : kesulitan daalam mewujudkan dirinya sebagai seorang yang dewasa.
- Regulasi : ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan perubahan dibidang fisik dan seksualnya.
- Masalah Integrasi : kesulitan menyesuaikan sikap dan perilakunya dilingkungannya / mencari identitas dirinya.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, maka kita dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
- Apa pengertian Masa Remaja?
- Aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi perkembangan remaja?
- Perubahan apa saja yang terjadi pada masa perkembangan remaja?
- Perilaku-perilaku menyimpang apa saja yang dapat terjadi pada masa remaja?
- Apa minat remaja?
- Bahaya apa yang tengah mengitari kehidupan masa remaja?
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
- Dapat mengetahui pengertian masa remaja.
- Dapat mengetahui aspek-aspek perkembangan remaja.
- Mengetahui perubahan apa saja yang di alami oleh objek ketika masa remaja.
- Dapat mengetahui perilaku menyimpang pada masa remaja.
- Mengetahui minat objek.
- Mengetahui bahaya-bahaya apa saja yang tengah mengitari kehidupan remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MASA REMAJA
Remaja
didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa anak-anak ke masa
dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya
kematangan, biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada
wanita. Batasan remaja dalam hal ini adalah usia 10 tahun s/d 19 tahun
menurut klasifikasi World Health Organization (WHO)..“Remaja”. Kata itu
menurut remaja sendiri adalah kelompok minoritas yang punya warna
tersendiri, yang punya “dunia” tersendiri yang sukar dijamah oleh orang
tua. Kata remaja berasal dari bahasa latin yaitu adolescere (kata
bendanya, adolescentia yang berarti remaja) yang berarti “tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolescence mempunyai arti yang cukup
luas: mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. ( Piaget
). Dengan mengatakan poin- poin sebagai berikut secara psikologis masa
remaja :
- Usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa.
- Usia dimana anak tidak merasa dibawah tingkat orang –orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang –kurangnya masalah hak.
- Integrasi dalam masyarakat dewasa mempunyai banyalah aspek afektif.
- Kurang lebih berhubungan dengan masa puber.
- Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial orang dewasa.
Salah satu pakar psikologi perkembangan Elizabeth B. Hurlock (1980)
menyatakan bahwa masa remaja ini dimulai pada saat anak mulai matang
secara seksual dan berakhir pada saat ia mencapai usia dewasa secara
hukum. Masa remaja terbagi menjadi dua yaitu masa remaja awal dan masa
remaja akhir. Masa remaja awal dimulai pada saat anak-anak mulai matang
secara seksual yaitu pada usia 13 sampai dengan 17 tahun, sedangkan masa
remaja akhir meliputi periode setelahnya sampai dengan 18 tahun, yaitu
usia dimana seseorang dinyatakan dewasa secara hukum.
B. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik
fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial,
emosi, bahasa, moral dan agama.
1. PERKEMBANGAN FISIK
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah
perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh
orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif.
Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks
primer dan ciri-ciri seks sekunder.
- Hormon – Hormon Seksual
Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
a) Ciri-Ciri Seks Primer
Pada
masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis
yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat,
dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis luai
bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar.
Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar
14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan
orga-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium
secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya
mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering
disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang
serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung.
b) Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada
remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar
kemaluan dan ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan tumbuh
gondok laki / jakun. Sedangakan pada wanita ditandai dengan tumbuh
rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar
buah dada danbertambah besarnya pinggul.
2) Pubertas.
a) Perubahan eksternal
Perempuan | Laki-laki | |
Tinggi | Usia 17 dan 18 tahun mencapai tinggi yang matang. | Rata-rata anak laki-laki setahun sesudahnya. |
Berat | Peruahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi | |
proporsi tubuh | Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan tubuh yang baik. |
b) Perubahan internal
- Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
- Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
- Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun, remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .
- Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.
2. PERKEMBANGAN PSIKIS
1) Aspek Intektual
Perkembangan
intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun.
Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai
mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari
realitas. Bagaimana dunia ini tersusun tidak lagi dilihat sebagai
satu-satunya alternatif yang mungkin terjadi, misalnya aturan-aturan
dari orang tua, status remaja dalam kelompok sebayanya dan aturan-aturan
yang diberlakukan padanya tidak lagi dipandang sebagai hal-hal yang
mungkin berubah. Kemampuan-kemampuan berpikir yang baru ini memungkinkan
individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesis dan kontrafaktual,
yang nantinya akan memberikan peluang pada individu untuk
mengimajinasikan kemungkinan lain untuk segala hal.
2) Aspek Sosial
Perkembangan
sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau
proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok,
moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling
berkomunikasi dan bekerja sama. Aspek ini meliputi kepercayaan akan diri
sendiri, berpandangan objektif, keberanian menghadapi orang lain, dan
lain-lain. Perkembangan sosial pada masa remaja berkembang kemampuan
untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik. Baik menyangkut
sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai atau perasaan sehingga mendorong
remaja untuk bersosialisasi lebih akrab dengan lingkungan sebaya atau
lingkungan masyarakat baik melalui persahabatan atau percintaan. Pada
masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini,
pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain. Ada
lingkungan sosial remaja (teman sebaya) yang menampilkan sikap dan
perilaku yang dapat dipertanggung jawabkan misalnya: taat beribadah,
berbudi pekerti luhur, dan lain-lain. Tapi ada juga beberapa remaja yang
terpengaruh perilaku tidak bertanggung jawab teman sebayanya, seperti :
mencuri, free sex, narkotik, miras, dan lain-lain. Remaja diharapkan
memiliki penyesuaian sosial yang tepat dalam arti kemampuan untuk
mereaksi secara tepat terhadap realitas sosial, situasi dan relasi baik
di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
a. Di Lingkungan Keluarga
- Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
- Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
- Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
- Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
b. Di Lingkungan Sekolah
- Bersikap respek dan mentaati peraturan
- Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
- Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
- Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
- Berprestasi di sekolah
c. Di Lingkungan Masyarakat
- Respek terhadap hak-hak orang lain
- Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
- Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
- Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
3) Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan
aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14
tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai
oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung
menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa
remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka,
kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan
kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir
(18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam
sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah
memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan
emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
Proses
pencapaiannya sangat dipengaruhi oleh kondisi sosio-emosional
lingkungannya, terutama lingkungan-lingkungan keluarga dan teman sebaya.
Apabila lingkungan tersebut kondusif maka akan cenderung dapat mencapai
kematangan emosional yang baik, seperti adolesensi emosi (cinta, kasih,
simpati, senang menolong orang lain, hormat dan menghargai orang lain,
ramah) mengendalikan emosi (tidak mudah tersinggung, tidak agresif,
optimis dan dapat menghadapi situasi frustasi secara wajar). Tapi
sebaliknya, jika seorang remaja kurang perhatian dan kasih sayang dari
orang tua atau pengakuan dari teman sebaya, maka cenderung mengalami
perasaan tertekan atau ketidaknyamanan emosional, sehingga remaja bisa
berealisi agresif (melawan, keras kepala, bertengkar, berkelahi, senang
mengganggu) dan melarikan diri dari kenyataan (melamun, pendiam, senang
menyendiri, meminum miras dan narkoba).
4) Aspek Bahasa
Perkembangan
bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik
alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan
isyarat. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya
sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola
bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di
dalam kelompok sebaya.
Pada
umumnya remaja akhir lebih memantapkan diri pada bahasa asing tertentu,
menggemari literatur yang mengandung nilai-nilai filosofis, etnis dan
religius. Penggunaan bahasa oleh remaja lebih sempurna serta
perbendaharaan kata lebih banyak. Kemampuan menggunakan bahasa ilmiah
mulai tumbuh dan mampu diajak berdialog seperti ilmuwan.
5) Aspek Moral
Perkembangan
moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca
konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian
antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara
dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja
lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan
dan kedisiplinan. Oleh karena itu moral remaja harus sesuai dengan
tuntutan norma-norma sosial. Selain itu peranan orang tua sangat
penting. Dalam membantu moral remaja, orang tua harus konsisten dalam
mendidik anaknya, bersikap terbuka serta dialogis, tidak otoriter atau
memaksakan kehendak.
6) Aspek Agama
Pemahaman
remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak
memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama
serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan
D. PERUBAHAN SELAMA MASA REMAJA
Ciri utama pada masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan. Perubahan-perubahan tersebut antara lain:
1. Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.
1. Perubahan Fisik
Pada masa remaja terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan proses kematangan seksual. Beberapa kelenjar yang mengatur fungsi seksualitas pada masa ini telah mulai matang dan berfungsi. Disamping itu tanda-tanda seksualitas sekunder juga mulai nampak pada diri remaja.
2. Perubahan Intelek
Menurut perkembangan kognitif yang dibuat oleh Jean Piaget, seorang remaja telah beralih dari masa konkrit-operasional ke masa formal-operasional. Pada masa konkrit-operasional, seseorang mampu berpikir sistematis terhadap hal-hal atau obyek-obyek yang bersifat konkrit, sedang pada masa formal operasional ia sudah mampu berpikir se-cara sistematis terhadap hal-hal yang bersifat abstrak dan hipotetis. Pada masa remaja, seseorang juga sudah dapat berpikir secara kritis.
3. Perubahan Emosi
Pada umumnya remaja bersifat emosional. Emosinya berubah menjadi labil. Menurut aliran tradisionil yang dipelopori oleh G. Stanley Hall, perubahan ini terutama disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada kelenjar-kelenjar hor-monal. Namun penelitian-penelitian ilmiah selanjutnya menolak pendapat ini. Sebagai contoh, Elizabeth B. Hurlock menyatakan bahwa pengaruh lingkungan sosial terhadap per-ubahan emosi pada masa remaja lebih besar artinya bila dibandingkan dengan pengaruh hormonal.
4. Perubahan Sosial
Pada masa remaja, seseorang memasuki status sosial yang baru. Ia dianggap bukan lagi anak-anak. Karena pada masa remaja terjadi perubahan fisik yang sangat cepat sehingga menyerupai orang dewasa, maka seorang remaja juga sering diharapkan bersikap dan bertingkahlaku seperti orang dewasa. Pada masa remaja, seseorang cenderung untuk meng-gabungkan diri dalam ‘kelompok teman sebaya’. Kelompok so-sial yang baru ini merupakan tempat yang aman bagi remaja. Pengaruh kelompok ini bagi kehidupan mereka juga sangat kuat, bahkan seringkali melebihi pengaruh keluarga.
Menurut Y. Singgih D. Gunarsa & Singgih D. Gunarsa, kelompok remaja bersifat positif dalam hal memberikan kesempatan yang luas bagi remaja untuk melatih cara mereka bersikap, bertingkahlaku dan melakukan hubungan sosial. Namun kelompok ini juga dapat bersifat negatif bila ikatan antar mereka menjadi sangat kuat sehingga kelakuan mereka menjadi “overacting’ dan energi mereka disalurkan ke tujuan yang bersifat merusak.
5. Perubahan Moral
Pada masa remaja terjadi perubahan kontrol tingkahlaku moral: dari luar menjadi dari dalam. Pada masa ini terjadi juga perubahan dari konsep moral khusus menjadi prinsip moral umum pada remaja. Karena itu pada masa ini seorang remaja sudah dapat diharapkan untuk mempunyai nilai-nilai moral yang dapat melandasi tingkahlaku moralnya. Walaupun demikian, pada masa remaja, seseorang juga mengalami kegoyahan tingkah laku moral. Hal ini dapat dikatakan wajar, sejauh kegoyahan ini tidak terlalu menyimpang dari moraliatas yang berlaku, tidak terlalu merugikan masyarakat, serta tidak berkelanjutan setelah masa remaja berakhir.
6. Perubahan Kepribadian Masa Remaja
Kepribadian pada masa remaja cenderung untuk memeperbaikinya, remaja berpandangan bahwa kepribadian yang baik akan memudahkan mereka untuk berhubungan sosial dan bisa lebih diterima. Kondisi – kondisi yang mempengaruhi konsep diri : usia kematangan pada remaja, penampilan diri, kepatutan seks, nama dan julukan, hubungan keluarga, teman-teman sebaya, kreativitas dan cita-cita.
E. MINAT REMAJA
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi,
Beberapa minat pada remaja, diantaranya:
1. Minat rekreasi : permainan dan olah raga.
2. Minat sosial : pesta, minum-minuman keras, obat-obatan terlarang, percakapan, menolong orang lain, peristiwa dunia dan kritik dan pembaruan.
3. Minat pribadi : minat pada penampilan diri, minat pada pakaian, minat pada prestasi,
F. Bahaya- Bahaya Yang Umum Pada Masa Remaja
1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.
1. Tidak bertanggung jawab, dalam menyepelekan tugas –tugas sekolah dengan lebih memilih bersenang – senang dam mendapat dukungan sosial.
2. Sikap yang terlalu PD dan agresif.
3. Perasaan tidak aman, sehingga remaja cenderung patuh terhadap kelompoknya.
4. Merasa ingin pulang jika berada pada lingkungan yang tidak dikenal.
5. Perasaan menyerah.
6. Terlalu banyak berkhayal.
7. Mundur ketingkatan perilaku sebelumnya untuk menarik perhatian.
8. Mengguanakan ego defense : rasionalisasi, proyeksi, berkhayal dan memindahkan.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
- Masa remaja adalah suatu periode peralihan diri dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa.
- Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
- Terjadinya peningkatan perhatian remaja terhadap kehidupan sexual ini sangat dipengaruhi oleh faktor perubahan-perubahan fisik selama pubertas. Terutama kematangan organ-organ seksual dan perubahan-perubahan hormonal, mengakibatkan munculnya dorongan-dorongan seksual dalam diri remaja.
- Ada beberapa bentuk berprilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja, diantaranya pesta malam yang menimbulkan sisi negative remaja, minum- minuman keras dan obat-obat terlarang.
SARAN
Dalam perkembangan remaja merupakan salah satu perjalanan yang bisa
mempengaruhi dalam kehidupannya, oleh sebab itu butuh arahan serta
didikan agar bisa melewati masa-masa transisi itu dengan baik dalam
fisik maupun psikis sehingga bisa mengatasi dan mengaplikasikan
perubahan-perubahan itu dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2005. Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara.
Daulay, Agus Salim 2010. Diktat Psikologi Perkembangan. Padangsidimpuan: STAIN Padangsidimpaun.
Mappiare. 1984. Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional.
Tag :
MAKALAH PSIKOLOGI
0 Komentar untuk "Contoh Psikologi Tentang Makalah Masa Perkembangan Remaja"