1.Definisi
Ilmu Antropologi
Antropologi
adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya,
perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata
bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti
manusia dan logos memiliki arti cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Menurut William A Haviland seorang antropolog amerika.antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keanekaragaman manusia dan budayanya.dengan mempelajari kedua hal tersebut antroplogi adalah study yang berusaha menjelaskan berbagai bentukperbedaan dan persamaan dalam aneka ragam kebudayaan manusia.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
Menurut William A Haviland seorang antropolog amerika.antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keanekaragaman manusia dan budayanya.dengan mempelajari kedua hal tersebut antroplogi adalah study yang berusaha menjelaskan berbagai bentukperbedaan dan persamaan dalam aneka ragam kebudayaan manusia.
Koentjaraningrat
bapak antropologi Indonesia mendukung definisi yang diberikan oleh haviland
tersebut.ia menyatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat
manusiapada umumnya dengan mempelajari aneka warna bentuk fisik masyarakat
serta kebudayaan yang dihasilkan (koentjaraningrat,1996:4)
Macam-Macam Jenis
Cabang Disiplin Ilmu Anak Turunan Antropologi :
1.1
Antropologi Fisik
1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.
2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengna mengamati ciri-ciri fisik.
1. Paleoantrologi adalah ilmu yang mempelajari asal usul manusia dan evolusi manusia dengan meneliti fosil-fosil.
2. Somatologi adalah ilmu yang mempelajari keberagaman ras manusia dengna mengamati ciri-ciri fisik.
1.2.
Antropologi Budaya
1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
1. Prehistori adalah ilmu yang mempelajari sejarah penyebaran dan perkembangan budaya manusia mengenal tulisan.
2. Etnolinguistik antrologi adalah ilmu yang mempelajari suku-suku bangsa yang ada di dunia / bumi.
3. Etnologi adalah ilmu yang mempelajari asas kebudayaan manusia di dalam kehidupan masyarakat suku bangsa di seluruh dunia.
4. Etnopsikologi adalah ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep psikologi.
Di samping itu ada pula cabang ilmu antropologi terapan dan antropologi spesialisasi. Antropology spesialisasi contohnya seperti antropologi politik, antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Dari
penjelasan singkat diatas,dapat dilihat bahwa secara umum antropologi erat
kaitanya dengan segala aspek budaya yang melekat dengan manusia.antropologi
mempelajari semuanya secara menyeluruh.disini terlihat peran penting
antropologi di Indonesia,hal ini karena mengingat indonesia merupakan suatu negara
dengan ratusan budaya.artinya ada peluang untuk antropologi dalam mengkaji
budaya di indonesia yang beranekaragam tersebut.
2.
Fase Perkembangan Antropologi
llmu Antropologi tidak muncul begitu saja di dunia ini. Akan tetapi,
ilmu antropologi berkembang melalui beberapa fase, antara lain:
a) Fase Pertama
Fase ini terjadi sebelum tahun 1890, yang diawali dengan kedatangan bangsa
Eropa Barat untuk melihat suku-suku bangsa penduduk pribumi Afrika, Asia dan
Amerika selama 4 abad. Akibatnya, beberapa daerah di Bumi ini terkena pengaruh
negara-negara Eropa Barat.
Ekspansi bangsa Eropa Barat ke berbagai daerah di bumi ini ternyata
menghasilkan suatu laporan tentang dunia luar Eropa barat. Laporan tersebut
diperoleh dari para musafir, pelaut, pendeta agama Nasrani dan lain-lain.
Didalam laporan tersebut terdapat suatu ilmu pengetahuan tentang diskripsi
adat-istiadat, bahasa dan ciri fisik dari suku-bangsa Afrika, Asia, Oseania
serta suku Indian yang terdapat di Amerika. Laporan tadi disebut Etnografi,
atau diskripsi tentang bangsa-bangsa.
Selain itu, laporan yang diperoleh para musafir tersebut sangat menarik
orang-orang Eropa Barat karena didalamnya mengandung beberapa kebudayaan yang
sangat berbeda dengan kebudayaan yang dimiliki bangsa Eropa. Akan tetapi beberapa
laporan yang diperoleh sering kali bersifat kabur. Dengan adanya kekurangan
pada laporan yang dibuat oleh para pelaut itu, justru menarik perhatian kaum
terpelajar di Eropa Barat untuk mempelajari lebih dalam. Hal ini menimbulkan 3
macam pandangan orang Eropa Barat terhadap bangsa-bangsa di Afrika, Asia,
Oseania dan orang-orang Indian di Amerika, antara lain:
· Beberapa Orang eropa menganggap bahwa bangsa-bangsa asing itu bukan manusia
sebenarnya melainkan keturunan iblis. Kemudian munculah istilah primitives untuk menyebut bangsa
asing tersebut.· Beberapa orang eropa memandang bahwa bangsa-bangsa asing tadi adalah contoh
dari masyarakat yang masih murni(belum kemasukan kejahatan dan keburukan).·Beberapa orang eropa justru tertarik akan kebudayaan bangsa-bangsa asing
tadi.
b). Fase Kedua
Fase yang kedua ini muncul
kira-kira pertengahan abad ke-19. Didalam fase ini, orang-orang eropa mulai
menyusun karangan-karangan etnografi berdasarkan cara berpikir evolusi
masyarakat. Menurut cara berpikir mereka, masyarakat beserta kebudayaannya
telah berevolusi dalam jangka panjang, dari tingkat kebudayaan yang rendah ke
tingkat kebudayaan yang lebih tinggi. Yang dimaksud dengan kebudayaan tinggi
misalnya kebudayaan bangsa Eropa, sedangkan bangsa-bangsa diluar Eropa dianggap
kebudayaannya masih rendah atau sering disebut primitif.
Oleh karena itu, dengan munculnya karangan yang mengklasifikasikan data
tentang keanekaragaman kebudayaan di seluruh dunia, maka timbulah suatu ilmu
pengetahuaan yang disebut antropologi. Ilmu ini bertujuan untuk mempelajari
masyarakat beserta kebudayaannya untuk mengetahui sejarah perkembangan dan
penyebaran kebudayaan manusia.
c). Fase Ketiga
Fase ini muncul pada
permulaan abad ke-20, bersamaan dengan berkembangnya penjajahan di daerah-daerah
luar Eropa. Pada fase ini, Ilmu Antropologi banyak dibutuhkan oleh
bangsa penjajah, untuk kepentingan pemerintah jajahannya. Hal ini dikarenakan,
pemerintah kolonial tadi mengalami permasalahan dengan penduduk pribumi. Dengan
demikian ilmu antropologi pada fase ini memiliki tujuan mempelajari masyarakat
dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa untuk kepentingan pemerintah
kolonial.
d). Fase Keempat
Fase ini berlangsung
sesudah tahun 1930. Pada waktu itu ilmu antropologi mulai mengalami
perkembangan yang pesat pada jumlah bahan pengetahuan yang jauh lebih valid,
maupun pada ketajaman dari metode ilmiahnya. Hal ini kemudian mengalami
hambatan ketika timbulnya antipati terhadap kolonialisme pasca Perang dunia ke
II. Akan tetapi para antropolog tidak putus asa dalam menghadapi kendala
tersebut. Mereka mulai mengembangkan lapangan-lapangan penelitian dengan pokok
dan tujuan yang baru, yaitu sasaran dari penelitian tidak lagi hanya suku-suku
bangsa primitif yang berada di luar benua eropa, melainkan sudah beralih ke
daerah pedesaan di eropa. Didalam fase ini, tujuan ilmu antropologi yang baru
dibagi menjadi 2, yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktisnya. Tujuan akademikal adalah mengetahui
pengertian tentang manusia pada umumnya dengan mempelajari berbagai macam
bentuk fisik, masyarakat dan kebudayaannya. Sedangakan tujuan praktisnya yaitu mempelajari berbagai
macam bentuk masyarakat, guna membangun masyarakat tersebut.
3. Antropologi Masa Kini
Meskipun ilmu
antropologi telah berkembang pesat di kalangan bangsa-bangsa besar di dunia
ini, masih ada saja perbedaan tujuan dan ruang lingkup ilmu antropologi. Hal
ini terjadi terutama pada negara Amerika, Inggris, Eropa Utara, Uni soviet dan
beberapa negara berkembang.
- Amerika serikat
Di negara ini, ilmu antropologi telah menyatukan seluruh warisan bahan dan
metode ilmu antropologi dari fase pertama sampai ketiga. Selain itu, timbulnya
berbagai spesialisasi yang telah dikembangkan secara khusus guna mencapai
pengertian tentang keanekaragaman kebudayaan suatu masyarakat. Kemudian fase
keempat ilmu antropologi berkembang luas di universitas-universitas Amerika
serikat.
- Inggris
Di negara ini, ilmu antropologi pada fase ketiga masih dilakukan, akan
tetapi dengan lepasnya beberapa jajahan negara Inggris,maka ilmu antropologi
pun mengalami perubahan sifat. Dulunya negara inggris menggunakan ilmu
antropologi untuk keperluan pemerintah-pemerintah jajahannya. Namun, sekarang
ilmu antropologi digunakan untuk memperhatikan berbagai masalah mengenai dasar-dasar
masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya.
- Eropa Utara
Para sarjana di Beberapa negara Skandinavia, menggunakan metode antropologi
yang telah dikembangkan di Amerika. Ilmu antropologi di negara ini bersifat
akademikal. Selain itu, mereka juga mempelajari daerah-daerah di luar Eropa dan
mempunyai keistimewaan akan hasil penelitian mereka terhadap suku Eskimo.
- Uni Soviet
Perkembangan ilmu antropologi di Uni Soviet tidak terlalu menonjol
dikalangan dunia luar. Hal ini disebabkan karena, Uni Soviet seakan-akan
menutup diri dari pengaruh dunia luar, terutama terhadap negara barat. Akan
tetapi, beberapa tulisan menyebutkan kegiatan penelitian di Uni soviet
sangatlah besar. Para antropolog di negara ini menganut konsep K. Marx dan F.
Engels yang membicarakan tentang tingkat-tingkat evolusi masyarakat.
- Indonesia
Saat ini ilmu antropologi di indonesia baru dikembangkan secara khusus. Di
dalam menentukan dasar-dasar dari antropologi, antropolog indonesia belum
terikat oleh suatu tradisi, sehingga kita dapat memilih dan mengombinasiakan
beberapa unsur dari berbagai aliran antropologi yang sudah ada. Dengan demikian
kita dapat menentukan dasar ilmu antropologi yang sesuai dengan kondisi
kebudayaan yang beraneka ragam di Indonesia.
4.
Manfaat Disiplin Ilmu Antropologi bagi Indonesia
Sebenarnya
ketika kita melihat kebudayaan Indonesia yang begitu beranekaragam,jumlah
suku,ras,agama,etnis dll berbagai kompenen kebudayaan lainya yang begitu bervariasi ada di
indonesia.Multikulturalisme merupakan objek kajian yang tersedia sebagai
laboratorium alami bagi para antropolog untuk meneliti.namun apakah peran ilmu
antropologi hanya sebatas penelitian suku suku terasing atau kebudayaan
purbakala saja?tentunya tidak,objek kajian antropologi seperti yang telah
sebutkan adalah manusia dan kebudayaanya yang mengandung konsekuensi,manusia
jaman sekaranpun dengan segala bentuk kompleksitasnya dipelajari oleh para
antropolog.
Disinilah
dilema mulai terjadi,ilmu antropologi yang seharusnya berperan dalam
menjelaskan tentang manusia dan kebudayaannya nampaknya sedang mengalami
krisis.tanpa bermaksud menyinggung rekan mahasiswa antropologi,statement saya
menyitir kata kata guru besar Antropologi UI yaitu Prof Dr Amri Marzali,beliau
berkata begini “Masalah yang nyata menghadang di depan mata para mahasiswa
terutama adalah masalah perut, masalah karir, masalah masa depan diri, dst. Dan
masalah ini adalah juga masalah negara bangsa. Bukankah negara dibangun untuk
memberikan masa depan yang baik bagi setiap rakyatnya? Bukankah satu Fakultas,
Jurusan atau Program Studi selayaknya memikirkan dengan serius lapangan kerja
yang dapat dimasuki dan jaminan karir masa depan lulusannya? Sehubungan dengan
hal itu, kembali saya pertanyakan, apa yang bisa diperbuat dengan keahlian
dalam bidang antropologi untuk mengisi perut, untuk meningkatkan karir, dan
menjamin masa depan yang cerah bagi diri lulusannya? Baik ketika saya masuk
menjadi mahasiswa pada tahun 1962 sampai ke masa saya sudah menjadi profesor
tahun 2002 sekarang ini, jawabannya masih sama,yaitu ‘tidak meyakinkan’”.
Dari
kata kata beliau apa yang saya tangkap adalah kurang marketablenya disiplin
Ilmu Antropologi di Indonesia,hal ini terbukti dengan sedikitnya Universitas
Negeri di Indonesia yang membuka jurusan ini di fakultasnya. Hanya beberapa
universitas saja yang sudi mengajarkan ilmu ini secara khusus yaitu Universitas
Indonesia (UI), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Gadjah Mada (UGM),
Universitas Udayana (UNUD), Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas Sam
Ratulangi (UNSRAT) dan Universitas Cendrawasih. Hal ini membuktikan bahwa
perkembangan ilmu antropologi tidaklah sepesat disiplin ilmu lainya seperti
halnya Manajemen,Akuntansi,Komunikasi atau bahkan Administrasi Negara.
Sebelum
kita membahas mengenai peranan ilmu Antropologi bagi Indonesia ada baiknya kita
melihat dulu bagaimana paradigma ilmu Antropologi di Indonesia.saya melihat
bahwa antropologi mengalami masalah yang sama dengan Ilmu politik ketika masih
menggunakan pendekatan kelembagaan,ketika itu ilmu politik hanyalah suatu studi
normatif tentang struktur kekuasaan,pembicaraan yang dibahas adalah bagaimana
struktur itu dll yang pada dasarnya semua normatif dan kurang bisa menjawab
tantangan jaman.hal inilah yang saya lihat juga terjadi pada bidang studi
antropologi terutama di Indonesia.Kebanyakan para antropolog hanya berusaha
meneliti atau memahami kebudayaan suku suku pedalaman dan terlalu asik dengan
penelitian terhadap budayanya.para sarjana antropologi kurang bisa membawa ilmu
antropologi keranah yang lebih faktual,dalam hal ini adalah budaya modern.
Memang
diakui bahwa salah satu cabang antropologi terapan adalah antropologi
perkotaan,antropologi ini mempelajari budaya perkotaan dan manusia
perkotaan.Namun seperti yang telah saya jelaskan tadi semua study mengenai
kebudayaan baru ini selalu bersifat normatif.Memang disadari bahwa Studi Antropologi
menggunakan pendekatan positivisme yang salah satu prinsipnya adalah value free
(bebas nilai),namun bukan berarti bidang studi antropologi menjadi bidang studi
yang tidak aplikatif.kesalahan terbesar para antropolog adalah terlalu terlena
dalam dunia penelitian budaya eksotik suku pedalaman dan melupakan kajian
mengenai masyarakat modern yang ada disekitar kita.
Jika
kita ingin melihat manusia seutuhnya,sebenarnya ada 3 ilmu seperanakan yang
bisa kita pakai untuk membedah manusia yaitu “Antropologi.Sosiologi dan
Psikologi” ketiganya memiliki peran yang sama pentingnya dalam hal meneliti
manusia dari semua aspeknya.Namun kenapa kita lebih sering mendengar seorang
ibu yang datang ke seorang psikolog karena ada masalah dengan kelakuan anaknya
yang menyimpang,kenapa si ibu tidak melihat kemungkinan ada budaya yang salah
disekitarnya dan berkonsultasi dengan seorang antropolog?”
Pertanyaan
tersebut sebenarnya agak menyindir bagaimana
antropologi tidak dapat
menyesuaikan diri dengan perubahan jaman yang kian pesat.pada dasarnya ilmu
antropologi,sosiologi dan psikologi adalah 3 bayi kembar ajaib yang bertugas
menyelidiki manusia.namun,ketika revolusi industri terjadi,psikologi dengan
cepat mengalihkan pusat perhatianya pada psikologi pekerja dan bergandengan
dengan industri untuk masalah rekruitmen karyawan .
Kembali
menyitiri kata kata Prof Amri,tentang masalaha yang dihadapi oleh
antropologi.menurut beliau krisis relevansi itu mencakup tiga hal. Pertama,
berkaitan dengan konsep utilitas dalam ilmu ekonomi atau kurang lebih asas
manfaat seperti dalam ilmu ekonomi. Hal ini berhubungan dengan keadaan bahwa
saat ini antropologi berkembang dalam masyarakat yang berorientasi pasar.
Kedua, berkaitan dengan kekuatan explanatory, sampai seberapa jauh antropologi
dapat menjelaskan masalah-masalah sosial di lingkungannya secara ilmiah.
Ketiga, berhubungan dengan moral significance yang menyangkut cara dan tujuan
penggunaan antropologi. Tentu saja ini berhubungan dengan etika keilmuan, yang
menyangkut untuk apa dan siapa kegiatan keilmuan dilakukan, untuk kejahatan
kemanusiaan atau kemaslahatan.
Kalo
kita mengkaji kata kata prof Amri Marzali satu persatu,maka dapat disimpulkan
bahwa memang terjadi perubahan orientasi dikalangan mahasiswa dimana orientasi
pemilihan jurusan lebih pada nilai ekonomisnya atau dengan kata lain prospek
kerja yang ditawarkan oleh program studi tersebut.Orientasi terhadap lapangan pekerjaan merupakan suatu
hal yang realistis karena memang di era sekarang lapangan pekerjaan yang
semakin sulit didapat mendorong mahasiswa untuk memilih jurusan yang cepat
kerja,suatu alasan yang sama kenapa fenomena SMK menjamur diseluruh Indonesia,disinilah
antropologi nampaknya kurang dapat beradaptasi pada perubahan yang telah
terjadi karena asosiasi untuk seorang antropolog adalah para pakar,pengajar dan
peneliti bukan profesi.
Kedua,adalah
masalah yang sama dengan yang dialami oleh para ahli politik jaman
behavioralisme,yaitu terlalu terpaku pada penelitian ilmiah dilapangan tanpa
menghiraukan fenomena yang menggejala dimasyarakat.hal ini dapat terlihat
jelas,dimana sebagian besar karya karya antropologi tidak ubahnya sebuah
penggalian masa lalu,penelitian suku terasing dan kebudayaan purbakala namun
jarang karya karya antropologi yang menjelaskan fenomena sehari hari misalkan
fenomena gisi buruk dilihat dari sudut pandang antropologi.disini walaupun
pokok pembahasan adalah kasus gizi buruk misalnya,pendekatan yang dipakai untuk
melihatnya tidak harus selalu pendekatan medis saja namun juga multidisplin dari
kesejahteraan sosial,sosiologi dan antropologi dan saya sangat jarang melihat
antropologi memainkan peran strategis ini untuk beradaptasi dengan perkembangan
jaman.
Ketiga,adalah
masalah bagaimana antropologi digunakan,hal yang menarik adalah ketika saya membaca
tentang pengalaman profesor Amri Marzi ketika ditanya dosenya tentang hendak
jadi apa jika kuliah antropologi,dan prof Amri Marzi hanya bisa menjawab “ingin
meneliti kebudayaan primitif” saja.hal
ini saya lihat bahwa ilmu antropologi belum bisa masuk dalam kajian
multidisipliner dengan ilmu lainya semisal sosiologi dan psikologi dalam
memecahakan berbagai macam fenomena kemasyarakatan misalnya tentang lunturnya
semangat nasionalisme lebih cenderung dibahas oleh para ahli sejarah,fenomena
hilangnya kebudayaan daerah cenderung dibahas justru oleh sosiologi dan lain
lain.penggabungan multidisipliner inilah yang saya rasa tidak atau belum
terjadi pada bidang antropologi,namun alih alih demikian justru ketiga disiplin
ilmu baik antropologi,sosiologi dan psikologi lebih berjalan sendiri sendiri
dibandingkan beriringan.
Akibat
dari kesemuanya itu jelas,ilmu antropologi yang secara idealnya dapat membantu
pemecahan masalah di indonesia menjadi mangkrak.Sumbangsih ilmu antropologi
hanya sebatas penelitian penelitian mengenai budaya budaya eksotik yang ada di
Indonesia.kata kata yang sering dipakai dalam tiap pengajaran antropologi tidak
jauh dari kata kata “kearifan lokal,multikulturalisme,kelompok budaya” dan lain
sebagainya namun signifikasinya kurang begitu dirasakan.Misalkan seperti
ini,jika saya sudah tau tentang semua budaya tersebut,lalu apa manfaat yang
akan saya dapat?ini adalah pertanyaan yang saya ajukan kepada dosen saya suatu
hari ketika mata kuliah pengantar antropologi berlangsung.jawaban dosen saya
sangat teoritis,ketika selesai belajar antropologi,diharapkan saudara tau
tentang posisi saudara sebagai individu (I/saya),tau posisi saudara sebagai
individu dalam kelompok (me/saya tapi kolektif) dan posisi kelompok saudara
yang sama dengan kelompok lain yang berbeda (they/mereka).jawaban dosen saya
ini mengingatkan saya akan teori seft concept milik hebert mead.sebenarnya jika
saya ingin lanjut ngotot bertanya,saya ingin kembali bertanya “setelah tau itu
semua,apa signifikasinya dalam dunia kerja?”.hal inilah yang para antropolog
kurang antisipasi,bahwa suatu saat semua disiplin ilmu harus memiliki sumbangan
dan korelativitas dengan perkembangan masyarakat modern.
Sebenarnya
masalah antropologi yang tidak berkembang dan memberi sumbangsih besar dalam pembangunan
Indonesia tidaklah sepenuhnya salah para antropolog.Jika ingin melihat fenomena
ini secara adil,maka harus dilihat juga masalah lapangan kerja yang tersedia
bagi lulusan antropologi.pemerintah pada dasarnya tidak cukup memberikan
lapangan pekerjaan yang sesuai dengan status keilmuan seseorang.jika ingin
jujur,lapangan pekerjaan untuk antropologi itu banyak,namun lulusan antropologi
kurang dipercaya untuk masuk didalamnya.sebagai contoh,untuk masalah budaya
budaya asia eropa misal,itu sebenarnya merupakan lahan antropologi namun
Hubungan internasional lebih dipercaya untuk menanganinya.Untuk masalah CSR
(Corporate Sosial Resposibilities) yang pada dasarnya menggunakan pendekatan
antropologi didalamnya namun lebih dikuasai oleh anak anak ekonomi dan
manajemen dan lain sebagainya.hal inilah yang berakibat pada kurangnya peran
para antropolog karena pekerjaan yang mereka miliki mungkin tidak sesuai atau
telah diambil lahanya oleh jurusan lain.Namun,kalau ingin jujur antropologi
sebenarnya memiliki peran besar dalam hal mengatasi masalah degradasi moral dan
kebudayaan akibat globalisasi yang sekarang berimbas pada lunturnya budaya asli
dan secara tidak langsung terganti dengan budaya asing,disini harusnya peran
para antropolog sangat diharapkan bagi kemajuan Indonesia,namun ketiadaan
antropologi sebagai suatu profesi khusus membuat fenomena ini hanya dikaji
sebatas penelitian lapangan oleh para ahli antropologi.
Demikianlah
terjadi dualisme antara idealnya antropologi sebagai ilmu yang seharusnya
memiliki kontribusi penting dalam pembangunan di Indonesia dan kenyataan
dilapangan yang ternyata kontribusi ilmu antropologi dalam masalah kontemporer
di Indonesia masih sangat minim.disini saya selaku penulis tidak ingin menjelek
jelekan,menuduh atau memandang rendah jurusan lain.saya berharap tulisan saya
ini dapat menjadi semacam cambuk pelecut bagi kawan kawan saya di Jurusan
Antropologi untuk dapat memberikan kontribusinya bagi pembangunan di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
1.Amri Marzali,”Ilmu antropologi bagi indonesia yang
sedang membangun”,Naskah pidato 6 mei 2002
2. Jurnal Antropologi « Antropologi Sosial.htm
3.Galeh Prabowo,Azas azas dan ruang lingkup
antropologi
4.Farid Aulia,Menguraikan Antropologi dalam Wacana
Kekinian.Opini
5. Peran Antropologi
Dalam Memecahkan Masalah Sosial Budaya Di Indonesia (Penyembuhan Krisis
Kebudayaan Kekerasan di Indonesia) « herykita.htm
6.Shaifudin Bahdum.Peran kebudayaan dan suku etnis
dalam Pembangunan Bangsa
Tag :
Makalah Antropologi
0 Komentar untuk "Makalah Manfaat Ilmu Antropologi Bagi Indonesia"