Kata
Pengantar
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat , inayah,
taufik dan hinayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini kami buat untuk
memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yakni
Kimia.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada orang tua, ibu guru, teman-teman, dan semua
pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,petunjuk maupun pedoman
bagi pembaca.
Tasikmalaya,
April 2014
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari banyak dijumpai koloid baik
dalam bentuk produk-produk maupun dalam keadaan terlihat yang biasa dijumpai.
Seperti produk sabun, dan produk aerosol atau yang sering kali kita lihat
seperi udara yang berdebu, kabut, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya setiap konsep dan penerapan serta perlakuan
melalui praktek kimia membutuhkan larutan dan campuran. Di sini akan di bahas
mengenai campuran yang secara khusus yakni campuran koloid. Sistem koloid
adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan
suspensi ( larutan kasar). Sistem koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang
berbeda dengan sifat larutan dan suspensi. Keadaan bukan ciri dari zat tertentu
karena semua zat, baik padat, cair, maupun gas, dan dapat di buat dalam keadaan
koloid.
Melalui penjelasan di atas menyampaikan bahwa betapa
pentingnya memepelajari koloid, baik dalam sifat-sifat koloid serta mengetahui
cara pembuatan-pembuatan koloid. misalnya saja dalam industri cat, keramik,
plastik, lem, tinta, mentega, keju, pelumas, sabun, detergen, gel,dan sejumlah
besar produk lainnya. Maka dari pada itu, inilah yang mendasari mengapa perlu
mempelajari sistem koloid. dan memang untuk mempelajari cukup mudah namun,
dibutuhkan ketelitian untuk mencapai hasil yang baik dan dibutuhkan kinerja
yang baik pula.
Oleh karena itu sangat penting dilakukannya praktikum
mengenai sistem koloid ini mengingat begitu banyak kegunaannya serta begitu
erat dengan hidup dan kehidupan sehari-hari dan amat berguna terutama dalam
pengaplikasilainnya. Dalam mempelajari dan melakukan percobaan ini,
diharapkan praktikan dapat memahami arti penting dari kegunaan koloid yang amat
sering dijumpai terutama dalam bentuk produk-produk industri yang telah ada.
1.2
Rumusan Masalah
- Mengetahui beberapa sifat koloid
- Mengetahui aplikasi dari sifat-sifat
koloid dalam kehidupan sehari-hari
- Mengetahui fungsi norit pada
percobaan adsorbsi
TINJAUAN
PUSTAKA
Pada tahun 1861, Thomas Graham, seorang ahli kimia
bangsa inggris menguji perbedaan kemampuan perbedaan aliran zat terlarut dengan
menggunakan perkamen, air, kristal gula, lem pelekat, dan tepung kanji.
Mula-mula gula , lem perekat, dan kanji masing- masing dilarutkan kedalam air
kemudian larutannya dimasukan ke dalam kantung perkamen, setelah ditutup rapat
direndam dalam air.
Ternyata molekul gula memeiliki kemampuan untuk merembes
keluar menembus pori-pori perkamen sehingga keluar dari kantong. Zat lain yang di
cobakan oleh T. Graham adalah zat perekat dengan percobaan yang sama. Ternyata
zat perekat tersebut sifatnya sama dengan sifat kanji. Yaitu tidak mampu
menembus membrane perkamen.
Berdasarkan
hasil percobaan tersebut, Graham memberikan gagsan seperti berikut:
a. Molekul gula dapat lolos dari
membrane perkamen, sedangkan kanji dan perekat tidak. Hal ini dimungkinkan
karena ada perbedaan diameter molekul antara molekul kanji dengan molekul
gula.
b. Larutan gula yang berasal dari dari kristal gula dan
semacamnya disebut larutan yang berfungsi cepat atau kristaloid. Sedangkan zat
perekat, kanji, dan susu, atau semacamnya yang bersifat lekat dan kental
disebut disebut koloid.
Pada perkembangan selanjutnya, penggolongan zat menjadi
koloid dan kristoloid tidak dapat dipertahankan karena banyak koloid dapat di
kristalkan dan kristaloid dapat di buat menjadi kolid.
Pada tahun 1907 Ostwald mengemukakan istilah sistem
terdispersi dan medium pendispersinya. Sistem koloid terdiri dari fase
terdispersi dengan dengan ukuran tertentu dalam medium pendispersinya. Zat yang
didispersikan di sebut fase terdisfersi, sedangkan medium yang di gunakan untuk
mendispersikan di sebut medium pendispersi. Analogi dalam latutan , fase
terdispersi adalah zat medium terlarut sedangkan medium pendispersi
adalah zat terlarut. Pada contoh campuran susu dan air, fase terdisfersi adalah
adalah partikel susu dan medium pendispersi adalah air.
Seorang kimiawan jerman bernama Richard Zigmondy, pada tahun
1912 mendesain mikroskop ultra untuk mengamati partikel-partikel terlarut
termasuk partikel koloid. Ternyata partikel koloid mempunyai diameter 10 -7 –
10-5. mengapa harus menggunakan mikroskop ultra? Karena hanya partikel yang
ukuran diameternya lebih besar dari 10-5 cm dapat dilihat dengan mikroskop
biasa.
BAB 2
PEMBAHASAN
SIFAT
- SIFAT KOLOID
Sifat-sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada kaitannya dalam
kehidupan sehari-hari. Sifat-sifat koloid, antara lain:
1) Efek Tyndal
Suatu sifat koloid sangat berguna untuk dipahami dan ada
kaitannya dengan percobaan tyndal. Bila suatu larutan (larutan sejati) disinari
dengan seberkas sinar tampak maka berkas sinar tadi akan diserap dan
dipancarkan. Sedangkan bila seberkas sinar dilewatkan pada sistem koloid maka
sinar tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid, sehingga sinar yang
melalui sisitem koloid akan teramati berupa jalur cahaya. Efek tyndal adalah
sifat khas kolid yang dapat menghamburkan berkas cahaya.
Dalam kejadian sehari-hari, efek tyndal dapat dilihat dalam peristiwa berikut :
- cahaya
matahari jelas sekali berkasnya di sela-sela pohon yang sekitarnya
berkabut. Jika berkas cahaya matahario tampak jelas di sela-sela dinding
dapur yang banyak asapnya .
- berkas
cahaya proyektor tampak jelas di gedung bioskop yang banyak asap rokoknya.
- Sorot
cahaya mobil berkas tampak jelas pada daerah yang berkabut.
2) Gerak Brown
Partikel koloid dapat bergerak lurus tetapi arahnya tidak
menentu (gerak zigzag).
Karena penemu gerakan partikel koloid seperti itu adalah
Robert Brown maka gerak zig zag partikel koloid disebut gerak brown. Gerak
brown adalah gerak zig zag dari partikel koloid yang hanya bisa diamati dengan
mikroskop ultra. Gerak brown itu disebabkan adanya tumbukan dari partikel
medium terdispersi.
Bila partikel dari sistem koloi dilihat dengan mikroskop
akan tampak senantiasa partikel-partikel koloid bergerak lurus, tetapi arahnya
tidak menentu.
3) Adsorbsi
Partikel koloid dapat mengadsorbsi ion atau muatan listrik.
Adsorbsi adalah proses penyerapan di permukaan partikel koloid. Sifat adsorbsi
partikel koloida ini sangat penting karena berdasarkan sifat tersebut
banyak manfaat yang dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
a. Penjernihan air
Tawas adalah koloid yang biasa di
pakai untuk menjernihkan air. Apabila tawas dilarutkan ke
dalam air maka tawas tersebut akan
terhidrolisis menjadi Al(OH)3 yang berupa koloid. Koloid
tersebut dapat mengadsorbsi zat-zat warna dalam air,sehingga air tampak tidak
berwarna dan
jernih.
b. Penyembuhan sakit perut yang di sebabkan oleh bakteri
apabila dianjurkan minum oralit/norit. Oralit/norit dapat menyembuhkan sakit
perut karena dalam usus dapat membentuk sistem koloid yang mampu mengadsorbsi
bakteri,sehingga bakteri itu mati.
c. Pemutihan gula tebu
Gula tebu yang dijual di toko atau
di pasar ada yang berwarna coklat
kotor
dan ada yang berwarna putih bersih. Gula tebu yang berwarna putih bersih
berasal dari gula berwarna coklat kotor yang sudah diputihkan melalui sistem
koloid.
4)
Elektroforesis
Elektroforesis adalah suatu cara untuk menunjukkan bahwa
gerakan partikel koloid dikarenakan muatan arus listrik.
5)
Koagulasi
Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Dispersi
koloid biasanya mengadsorbsi ion yang sejenis. Oleh karena itu,diperlukan
konsentrasi tertentu larutan elektrolit untuk menstabilkan koloid. Bila larutan
elektrolit tersebut berlebihan maka elektrolit tersebut akan menggumpalkan koloid.
Penggumpalan partikel koloid dilakukan secara mekanis, fisis, dan kimia.
a. Mekanis
: menggumpalkan koloid dengan
pemanasan, pengadukan dan pendinginan. Proses ini akan mengurangi jumlah air
atau ion di sekeliling koloid sehingga koloid akan mengendap misalnya :
1. bila larutan dari protein yang merupakan sistem koloid
dipanaskan maka protein akan menggumpal.
2. Koloid agar-agar dalam air akan menggumpal bila
dipanaskan.
b. Fisis : Contoh penggumpalan koloid cara fisis adalah
penggunaan alat Cottrell. Asap/ debu dari cerobong pabrik dapat digumpalkan
dengan alat listrik/cottrel. Alat biasanya dipakai pada cerobong asab di
industri-industri besar,untuk menggumpalkan asap atau debu sebagai partikel
koloid.Hal itu bertujuan untuk mengurangi pencemaran asap dan debu yang
berbahaya.
c. Kimia
: Cara ini
dilakukan dengan menambahkan zat elektrolit ke dalam koloid sehingga koloid
akan menggumpal.
Contohnya :
1. Getah karet(lateks) akan menggumpal bila diberi asam semut
(formiat) atau diberi cuka.
2. Tawas yang mengandung elektrolit Al2(SO4)3 dapat
menggumpalkan partikel koloid dalam air. Hal ini digunakan juga pada proses
penjernihan air.
6.)
Koloid Pelindung
Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang dapat
melindungi koloid lain. Koloid pelindung pada emulsi dinamakan emulgator. Ada
beberapa koloid yang tidak mengalami pemggumpalan,jika di tambahkan suatu
koloid lain. Koloid yang dapat memberikan kestabilan disebut koloid pelindung.
Koloid pelindung membuntuk lapisan di sekeliling partikel koloid,sehingga
melindungi muatan partikel koloid tersebut.
Contoh :
a.) Tinta tidak mengendap karena dicampur dengan koloid
pelindung.
b.) Pada
pembuatan es krim dicampur dengan gelatin sebagai koloid pelindung,yang
mencegah pengkristalan es.
5
7.)
Dialisis
Pemurnian koloid disebut dialisis. Dialisis dilakukan dengan
cara memasukkan koloid yang akan di murnikan ke dalam kantung yang dibuat dari
selaput semipermiabel. Mengapa di buat dari selaput semipermiabel? Karena
selaput semipermiabel dapat melewatkan molekul-molekul air atau ion-ion, tetapi
tidak dapat dilewati oleh partikel-partikel koloid.
Prinsip dialisis saat ini digunakan sebagai proses cuci
darah bagi penderita gagal ginjal,yang dikenal dengan blood dialysis. Ginjal
yang berfungsi sebagai selaput semipermiabel dapat melewatkan ion-ion atau
molekul-molekul sederhana yang mengotori darah,tetapi tidak dapat melewatkan
butir-butir darah yang bersifat koloid. Jika ginjal seseorang rusak maka fungsi
ginjal diganti mesin yang disebut dialisator.
PENUTUP
Kesimpulan
- Beberapa sifat koloid yang berkaitan
dalam kehidupan sehari – hari yaitu Efek Tyndal, Gerak Brown, Adsorbsi,
Elektroforesis, Koagulasi, koloid pelindung, serta dialisis.
- Ada 2 cara pembuatan partikel
koloid, yakni :
- Fungsi Norit pada percobaan Adsorbsi
yaitu sebagai adsorben, yaitu penyerap warna pada permukaan larutan ( sirup ).
DAFTAR
PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar.
Jakarta: Erlangga
Kusnawati, Tine Maria, dkk. 2005.
Sains Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Oxtoby, David W. 2001.
Prinsip-prinsip Kimia Modern. Jakarta: Erlangga
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar……………………………………………………………………………………i
Daftar
Isi………………………………………………………………………………………….ii
BAB
1 Pendahuluan
1.1 Latar
belakang……………………………………………………………………………….1
1.2 Rumusan
masalah……………………………………………………………………………1
1.3 Tinjauan
pustaka…………………………………………………………………………….2
BAB 2 Pembahasan
2.1 Sifat-sifat koloid…………………………………………………………………………….3
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………………….…7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………….….8
Tag :
MAKALAH
0 Komentar untuk "Makalah Kima Sifat-sifat Koloid Lengkap dengan Kata Pengantar dan Daptar Isi"