BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi berasal dari bahasa
Yunani yaitu dari kata Psche yang berarti jiwa dan kata logos yang berarti
ilmu. Jadi secara harfiah psikologi berarti ilmu kejiwaan.
Psikologi pada mulanya digunakan para
ilmuwan dan para filosof untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam memahami akal
pikiran dan tingkah laku aneka ragam makhluk hidup mulai yang primitif sampai
yang modern namun ternyata tidak cocok, lantaran menurut para ilmuwan dan
pilosof psikologi memiliki batas
tertentu yang berada diluar kaidah keilmuwan dan etika filosofi psikologi
berperan serta dalam memecahkan
masalah-masalah rumit yang berkaitan dengan akal, kehendak dan
pengetahuan.
1.
Psikologi Þ Ilmu mengenai kehidupan mental (the science of mental life)
2.
Psikologi Þ Mengenai pikiran (the science of mind)
3.
Psikologi Þ Ilmu mengenai tingkah laku (the science of behaviour)
Secara lebih spesifik, psikologi
banyak dikaitkan dengan kehidupan organisme manusia , dalam hubungan ini
psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha memahami
perilaku manusia, alasan dan cara mereka melakukan sesuatu dan memahami
bagaimana berpikir dan berperasaan (Gleitman. 1986)
Bruno (1987) membagi pengertian
psikologi dalam 3 bagian yang saling berhubungan.pertama, psikologi adalah studi
(penyeledikan) mengenai “Ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan
mengenai “Kehidupan Mental”. Ketiga, psikologi
adalah ilmu pengetahuan mengenai “Tingkah laku” organisme.
Pengertian pertama merupakan definisi
yang paling kuno dan klasik (bercita
rasa tinggi dan bersejarah) yang berhubungan dengan filsafat plato (427-347 sm)
dan Aristoteles (384-322 sm), mereka menganggap bahwa kesadaran manusia
berhubungan dengan ruhnya.
Ketika psikologi melepaskan diri dari
filsafat tahun 1879, saat William Wundt (1832-1920), mendirikan labolatorium
psikologinya, ruh dikeluarkan dari studi psikologi. Namun John B. Watson
(1878-1958) seorang tokoh aliran behaviourisme, tidak puas dengan definisi
tersebut lalu mengubahnya menjadi “Ilmu pengetahuan tentang tingkah laku
(behaviour), organisme” dan sekaligus menganggap tidak ada eksistensi ruh dan
mental, alhasil, dapat dikatakan bahwa psikologi behaviourisme adalah aliran
ilmu jiwa yang tidak berjiwa. Sementara itu, Edwin. G. Boring & Herbets.
Langfeld seperti yang dikutip Sarwono (1976) mendefinisikan psikologi ialah
studi tentang hakikat manusia.
Dalam definisi-definisi diatas tampak
jelas persamaan-prsamaan disamping perbedaan-perbedaan pandangan para ahli.
Pendapat yang lebih relevan untuk dipedomani adalah pendapat Gleitmen dan
Boring dan Langfeld, pendapat mereka menitikberatkan pada kepentingan organisme
manusia yaitu para ahli umumnya lebih banyak menekankan penyelidikan terhadap
tingkah laku manusia yang bersifat jasmaniah (aspek psikomotor) maupun yang bersifat
rohaniah (kognitif dan afektif).
Secara ringkas, dapat kita tarik
kesimpulan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki dan
membahas tingkah laku terbuka dan tertutup pada manusia, baik selaku individu
maupun kelompok, dalam hubungannya dengan lingkungan. Jadi, dalam hal ini
manusia bertindak sebagai subjek sekaligus objek yang diteliti menurut teori
“& aliran”.
1.2 Masalah
Semakin banyaknya ragam cabang
psikologi dan aliran pemikiran psikologis yang turut berkiprah dalam
riset-riset psikologi, yang menjadi masalah dalam pembahasannya, yaitu
menentukan persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan, aliran-aliran atau
teori-teori tersebut.
1.3 Prosedur Pemecahan Masalah
Dengan mengumpulkan data-data dari
berbagai sumber sehingga dari berbagai sumber yang kami dapatkan, didalamnya
terdapat cabang dan aliran-aliran atau teori-teori yang membahas mengenai
berbagai pandangan psikologis tentang manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Manusia Menurut Aliran-aliran Psikologi
2.1.1 Aliran Hummanisme (J.J Roussan, Abraham Maslow, C. Rogers)
Ahli yang dianggap penggagas
pertama aliran ini adalah Jean Jacques Roussean (1712-1778). Ia seorang filosof
moral, yang semula beragama Protestan kemudian pindah menjadi Katolik tetapi
kembali lagi ke Protestan.
Dua orang pakar pendidikan yang
terkenal pada pertengahan abad ke-20, Carl Rogers dan Abraham Maslow, dianggap
telah berjasa dalam pengembangan pendidikan humanistik, humanistic edicaton
(pendidikan yang bersifat kemanusiaan).
Aliran humanistik “Manusiawi” yang
lebih menekankan pengembangan martabat manusia yang bebas membuat pilihan dan
berkeyakinan.
Sasaran akhir sistem yang manusiawi
ini ialah tercapainya derajat manusia yang mampu mengaktualisasikan (mewujudkan) dirinya
ditengah-tengah kehidupan masyarakat sesuai dengan potensi yang ada pada
dirinya.
2.1.2 Aliran Behaviorisme (J.B. Watsons E.L. Thorndike, B.F. Skiner)
Menururt aliran behaviorisme
setiap manusia lahir tanpa warisan atau pembawaan apa-apa dari orang tuanya,
aliran yang bersifat behavioristik dan menekankan unsur perilaku jasmani yang
mekanis-otomatis dan mudah diamati.
Menurut aliran behaviorisme ini
belajar adalah kegiatan refleks-refleks jasmani terhadap stimulus yang ada
serta tidak ada hubungannya dengan bakat dan kecerdasan atau warisan/pembawaan
2.1.3 Aliran Psikologi Kognitif (J. Pinget, J. Bruner, D. Ausubel)
Menurut aliran kognitif, setiap
manusia lahir dengan bakat dan kemampuan mental yang menjadi basis kegiatan
belajar. Faktor bawaan ini memungkinkan siswa untuk menentukan merespons atau tidak
terhadap stimulus, sehingga belajar tidak besifat otomatis seperti robot.
2.2 Manusia Menurut Teori Perkembangan
2.2.1 Aliran Nativisme
Nativisme adalah sebuah doktrin
filosof yang berpengaruh terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama
aliran ini adalah Arthur Schopomhawer (1788-1860), seorang filosof Jerman.
Aliran ini dijuluki sebagai aliran pesimistis yang memandang segala sesuatu
dengan kaca mata hitam.
Para ahli penganut aliran ini
berkeyakinan bahwa manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan
pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan
pandangan ini disebut “Pesimisme Pedagogis”
2.2.2 Aliran Empirisme
Empirisme (empiriscm) dengan tokoh
utama John Locke (1632-1704). Nama asli aliran ini “The Scool of
Bithish”.empiriscm (aliran empirisme Inggris). Doktrin aliran empirisme yang
amar masyhur adalah “Tabula Rasa” sebuah istilah bahasa latin yang berarti batu
tulis kosong atau lembaran kosong.
Menurut aliran ini manusia itu
semata-mata bergantung pada lingkungan dan pengalaman. Sedangkan bakat dan
pembawaan dianggap tidak ada pengaruhnya.
Penganut empirisme menganggap
setiap manusia lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya
kemampuan dan bakat apa-apa.
2.2.3 Aliaran Konvergensi
Aliaran Konvergensi merupakan
gabunga antara aliran empirisme dan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan
arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Tokoh utama konvergensi bernama Loms
William Stern (1871-1938), seorang psikologi dan filosof Jerman.
Para penganut aliran konvergensi
berkeyakinan bahwa baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan andilnya sama
besar dalam menentukan masa depan seseorang.
2.3 Manusia Menurut Persfektif Agama
Manusia menurut persfektif agama
hampir sama dengan aliran empirisme yaitu manusia seperti kertas kosong atau
lembaran kosong.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan dan Saran
3.1.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah kami
uraikan sebelumnya, jelas terdapat persamaan dan perbedaan pandangan berbagai
aliran tentang manusia, dan menurut simpulan kami bahwa proses perkembangan
manusia merupakan interaksi phunalistis antara manusia dengan manusia, manusia
dengan lingkungan alamiah, sosial dan kultural akan sangat ditentukan oleh
aspek manusianya.
3.1.2 Saran
Untuk kelancaran kami mengaharapkan
kepada seluruh peserta diskusi dapat berpartisipasi, saling mengisi karena
sumber yang kami dapatkan sangatlah kurang.
DAFTAR PUSTAKA
Soetopo, Hendyat. 2005. Pendidikan dan Pembelajaran.
Malang : UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) PRESS.
Syah, Muhibin. 2005. Psikologi Pendidikan.
Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA
Purwanto, M. Ngalim. 1985. Ilmu Pendidikan. Bandung : Remadja
Karya CV Bandung.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim
Dengan mengucapkan syukur alhamdulillah, kami panjatkan
puji syukur Kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya kepada kita, sehingga karena dengan Ridho-Nya kita dapat
melaksanakan kegiatan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah psikologi
pendidikan.
Sebagai bahan pertimbangan kami sebagai pelaksana
kegiatan diskusi berkewajiban menyampaikan laporan pertanggungjawaban dengan
judul “Berbagai Pandangan Psikologi Tentang Manusia” pada kesempatan ini
kami menyampaikan rasa terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ibu Dosen
Mata Kuliah Psikologi Pendidikan, serta kepada rekan-rekan mahasiswa
universitas pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya 2006/2007 yang telah banyak
memberikan bimbingan petunjuk, saran dan bantuannya kepada kami.
Kami menyadari dengan sejujurnya bahwa penyajian laporan
pertanggungjawaban ini banyak kekurangannya, maka dalam kesempatan ini kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Akhir kata dengan penuh pengharapan semoga usaha kita
mendapatkan berkah dan ridho dari Allah SWT. Amien yaa rabbal a’alamin.
Tasikmalaya, September 2006
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
1.2
Masalah
1.3
Prosedur Pemecahan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Manusia Menurut Aliran-aliran
Psikologi
2.1.1
Aliran Humanisme
2.1.2
Aliran Behaviorisme
2.1.3
Aliran Psikologi Kognitif
2.2
Manusia Menurut Teori Perkembangan
2.2.1
Teori Nativisme
2.2.2
Teori Empirisme
2.2.3
Teori Konvergensi
2.3
Manusia Menurut Perspektif
Agama
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan dan Saran
3.1.1
Kesimpulan
3.1.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
BERBAGAI PANDANGAN PSIKOLOGI
TENTANG
MANUSIA
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah
“Berbagai Pandangan Psikologi Tentang
Manusia”
LOGO UNIVERSITAS
Oleh :
NAMA PENYUSUN
Kelas I – C
Kelompok 3
UNIVERSITAS
PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS
TASIKMALAYA
2014
Tag :
MAKALAH PSIKOLOGI
0 Komentar untuk "CONTOH MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN BERBAGAI PANDANGAN PSIKOLOGI TENTANG MANUSIA"