PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
termasuk ke dalam kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang
memiliki cakupan dan tujuan yang dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan
mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan
berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Di Sekolah
Dasar (SD) pendidikan IPA sudah diajarkan mulai dari kelas 1. Pembelajaran IPA
di SD harus disesuaikan dengan karakteristik perkembangan psikologis anak pada
usia tersebut. Sebagaimana dijelaskan oleh Tim Dosen IPA (2002:3-4) bahwa:
Pembelajaran
IPA seharusnya didasarkan pada karakteristik psikologis anak; memberikan
kesenangan bermain dan kepuasan intelektual bagi mereka dalam membongkar
misteri, seluk beluk dan teka teki fenomena alam disekitar dririnya;
mengembangkan potensi saintis yang
terdapat dalam dirinya; memperbaiki konsepsi mereka yang masih keliru tentang
fenomena alam; sambil membekali keterampilan dan membangun konsep-konsep baru
yang harus dikuasainya.
Anak
usia SD berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Pada tahap ini anak
mampu berpikir logis melalui objek-objek konkret dan sulit memahami hal-hal
yang hanya dipresentasikan secara verbal. Peristiwa berfikir dan belajar anak
pada tahap ini sebagian besar melalui pengalaman nyata (Carin & Sund,
1989:29 dalam Tim Dosen IPA, 2002:31) yang berawal dari proses interaksi anak
dengan objek (benda), bukan dengan lambang, gagasan ataupun abstraksi. Dengan
kata lain anak-anak pada tahap ini belum mampu melakukan proses berpikir yang
abstrak, belum mampu belajar dengan baik tentang proses sains yang abstrak,
serta selalu mengalami kesulitan dalam memahami konsep yang abstrak.
Sesuai
dengan karakteristik perkembangan anak usia SD, maka guru harus mampu menyajikan
sebuah pembelajaran yang mudah dipahami anak, yaitu dengan cara melibatkan
siswa untuk berinteraksi secara langsung dengan objek yang sedang dipelajari.
Selain itu, penggunaan alat peraga dalam proses pembelajaran sangat diperlukan.
Hal ini dilakukan untuk menghindari pemahaman konsep yang verbalisme oleh
siswa.
Selain
disesuaikan dengan karakteristik psikologi anak, pembelajaran IPA juga harus
disesuaikan dengan karakteristik dan hakikat pendidikan IPA. Sebagaimana
dijelaskan oleh Depdiknas (2006:47) bahwa:
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara
sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
proses pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya didalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat
sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih
mendalam tentang alam sekitar.
Untuk
mewujudkan pembelajaran IPA yang sesuai dengan karakteristik anak serta
karakteristik pembelajaran IPA, maka pemerintah membuat kurikulum sebagai
pedoman bagi guru dalam menyampaikan pelajaran IPA. Seiring dengan perubahan
zaman maka kurikulum pun tidak terhindar dari perubahan. Hal ini dilakukan
sebagai upaya penyempurnaan dan penyesuaian dengan kondisi objektif di
lapangan. Kurikulum yang berlaku sekarang adalah kurikulum 2006 atau yang
popular dengan nama KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) merupakan
penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum sebelumnya karena dianggap tidak sesuai
dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi saat ini.
Dalam
KTSP, mata pelajaran IPA memiliki beberapa tujuan, salah satu diantaranya
adalah “mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari” (Depdiknas,
2006:47).Agar pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari oleh siswa, guru harus pandai dalam memilih dan
menggunakan model, metode, maupun teknik pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik anak dan karakteristik pendidikan IPA. Salah satu metode pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik anak serta pendidikan IPA yaitu metode
eksperimen. Menurut Winataputra (1997:4.20) bahwa metode eksperimen merupakan
metode mengajar yang dalam penyajian atau pembahasan materinya dilakukan
melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses. Dengan
lebih rinci Syaiful Bahri Djamarah (2002:95) menjelaskan bahwa:
Metode
eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu
proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan
sendiri tentang suatu objek, keadaan dan proses sesuatu. Dengan demikian siswa
dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran atau mencoba mencari suatu hukum
atau dalil dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.
Adapun
tujuan metode eksperimen seperti dikemukakan oleh Ahmad (1995:17) yaitu bahwa
metode eksperimen adalah metode untuk menemukan sesuatu yang baru atau untuk
menguji benar tidaknya suatu masalah. Dari pengertian-pengertian tersebut dapat
diketahui bahwa penggunaan meode eksperimen pada siswa harus diarahkan untuk
menemukan, berbuat dan memperoleh pengalaman langsung dengan cara melakukan
percobaan dan menggunakan alat peraga benda-benda konkret. Hal ini dapat
membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang materi
yang dipelajari.
Sementara
kenyataan di lapangan pada mayoritas SD, metode eksperimen jarang digunakan
oleh guru.Pembelajaran IPA di SD masih disajikan dalam bentuk transformasi
materi dari guru terhadap siswa, sehingga pemahaman siswa mengenai materi
pembelajaran tidak meningkat. Hal ini disebabkan karena para guru kurang mendapat
bimbingan dan pengalaman tentang bagaimana mengelola pembelajaran dengan
menggunakan metode yang relevan dengan karakteristik anak, karakteristik
pendidikan IPA, maupun tuntutan kurikulum.
Berdasarkan
data di lapangan bahwa nilai pembelajaran IPA di Kelas V SDN ..................
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, mencapai rata-rata 5,9 sedangkan KKM yang
harus dicapai oleh siswa adalah 7,0. Para guru menyadari bahwa pelaksanaan
pembelajaran IPA selama ini masih banyak kelemahan antara lain metode penyampaian
materi kurang tepat dan mengabaikan alat peraga. Guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah dan tanya jawab sehingga kondisi pembelajaran cenderung berpusat
kepada guru (Teacher Center). Padahal
dalam pendidikan IPA terdapat banyak materi pelajaran yang pembelajarannya akan
efektif jika menggunakan metode atau model pembelajaran yang dapat melibatkan
aktivitas siswa (Student Center)
sebagai pengalaman belajar. Jika pembelajaran yang dilaksanakan tetap demikian,
maka materi pelajaran yang disampaikan oleh guru pun tidak akan dipahami oleh
siswa.
Dari
uraian diatas, jelas masih ada kesenjangan antara pelaksanaan pembelajaran IPA
di lapangan dengan tuntutan kurikulum dan karakteristik pembelajaran IPA serta
karakteristik siswa itu sendiri.Hal ini terjadi karena mayoritas guru belum
benar-benar memahami tentang bagaimana memilih dan menggunakan metode yang
tepat untuk menyampaikan materi pembelajaran. Selain itu fasilitas pembelajaran
IPA yang ada di sekolah seperti media dan alat peraga masih jauh dari memadai.
Melihat kenyataan diatas, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian
mengenai “Penggunaan Metode Eksperimen
untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang Sifat-sifat Cahaya” melalui
kegiatan studi penelitian tindakan kelas pada siswa kelas V SDN ..................
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.
B.
Identifikasi
dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi
Masalah
Sehubungan
dengan latar belakang tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa masalah yang
dihadapi oleh para guru SDN .................. adalah bagaimana memilih metode
dan alat bantu yang tepat untuk memperbaiki kinerja guru yang selama ini
terkesan hanya menekankan pada penguasaan konsep semata. Hal ini ditunjukan
oleh kenyataan bahwa aktifitas siswa dalam pembelajaran masih sangat rendah dan
hasil belajar penguasaan konsep pun masih belum mencapai standar keberhasilan
yang ditetapkan.
Menghadapi kenyataan
ini, peneliti berinisiatif untuk menggunakan suatu metode pembelajaran yang
dapat meningkatkan pemahaman siswa dengan cara melibatkan siswa secara langsung
dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mencari dan menemukan sendiri konsep
yang dipelajari. Metode yang akan digunakan adalah metode eksperimen, yaitu
suatu metode mengajar yang dalam penyajian atau pembahasan materinya dilakukan
melalui percobaan atau mencobakan sesuatu serta mengamati secara proses.
Pembelajaran tersebut akan dilaksanakan dalam bentuk kegiatan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
2. Perumusan
Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang
masalah tersebut di atas, serta hasil refleksi awal peneliti untuk menjembatani
antara tuntutan kurikulum dengan kondisi objektif di lapangan saat ini, maka
penulis memandang bahwa yang menjadi masalah prioritas adalah perlunya
mengelola pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen untuk mengefektifkan
pembelajaran IPA di kelas V SDNegeri ................... Masalah prioritas
tersebut dinyatakan dalam rumusan umum pertanyaan penelitian: Bagaimanakah mengefektifkan penggunaan
metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang sifat-sifat cahaya
di
kelas V SD Negeri .................. Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
kelas V SD Negeri .................. Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
Lebih khusus rumusan
masalah penelitian dirinci sebagai berikut:
a. Bagaiamanakah
perencanaan pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode
eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Gungunglipung 3 Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya?
b. Bagaimanakah
proses pembelajaran tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan metode
eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri ..................
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
c. Bagaimanakah
peningkatan pemahaman siswa tentang sifat-sifat cahaya setelah mengikui siklus
pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SD Negeri ..................
Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?
Masalah penelitian dibatasi dengan
hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan metode eksperimen pada pembelajaran
IPA di kelas V SD Negeri .................. semester II tahun pelajaran
2011/2012 untuk topik sifat-sifat cahaya.
C.
Tujuan
Penelitian
Tujuan umum yang ingin dicapai dari kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas ini adalah meningkatnya pemahaman siswa dalam
pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri .................. Kecamatan Cipedes Kota
Tasikmalaya, sehingga hasil belajar siswa dapat memenuhi standar kurikulum
khususnya pada topik sifat-sifat cahaya.
Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai dari
penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan
kemampuan guru merancang pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan metode eksperimen di kelas V SD Negeri .................. Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya.
2. Meningkatkan
kemampuan guru melaksanakan proses pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya
dengan menggunakan metode eksperimen di kelas V SD Negeri ..................Kota
Tasikmalaya.
3. Meningkatkan
pemahaman siswa kelas V SD Negeri .................. dalam pembelajaran IPA
tentang sifat-sifat cahaya setelah menggunakan metode eksperimen.
D.
Manfaat
Penelitian
Manfaat secara umum hasil kegiatan penelitian adalah
untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan pembelajaran IPA, khususnya dalam
rangka meningkatkan pemahaman siswa kelas V di Sekolah Dasar.
Secara khusus manfaat penelitian dirinci sebagai
berikut:
1. Manfaat bagi guru Sekolah Dasar
Manfaat hasil
penelitian bagi guru Sekolah Dasar, terutama bagi peneliti sebagai guru di SD
Negeri .................. adalah guru memperoleh wawasan dan kemampuan untuk
meningkatkan pemahaman siswa khususnya dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi pemahaman siswa melalui pengunaan metode eksperimen.
2. Manfaat bagi Siswa Sekolah Dasar
Manfaat hasil penelitian
bagi siswa, khususnya bagi siswa kelas V SD Negeri .................. Kecamatan
Cipedes Kota Tasikmalaya adalah mereka memperoleh pengalaman belajar IPA dan
dapat meningkatkan pemahaman tentang sifat-sifat cahaya melalui penggunaan
metode eksperimen.
3. Manfaat bagi Sekolah Dasar
Manfaat hasil penelitian bagi
Sekolah Dasar, khususnya bagi SD Negeri .................. Kecamatan Cipedes
Kota Tasikmalaya adalah sekolah memperoleh metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan pemahaman siswa melalui penggunaan metode eksperimen di kelas V,
untuk kemudian dikembangkan di kelas-kelas lainnya.
E.
Anggapan
Dasar
Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 67), “Anggapan
dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya dan berfungsi sebagai hal-hal
yang dijadikan pijakan dalam melaksanakan penelitian”.
Berdasarkan pemikiran tersebut, maka anggapan dasar
yang menjadi titik tolak keseluruhan tindakan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Pembelajaran
IPA akan efektif apabila dibantu dengan objek (benda) dan alat bantu yang
relevan.
2. Metode
eksperimen merupakan salah satu metode pembelajaran yang relevan dengan
karakteristik pembelajaran IPA.
3. Sifat-sifat
cahaya merupakan materi pembelajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum 2006
(KTSP).
F.
Sistematika
Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E.
Anggapan Dasar
F.
Struktur Organisasi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A.
Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
B.
Pembelajaran IPA Berdasarkan Kurikulum 2006
1.
Pengertian Pembelajaran IPA di SD Berdasarkan Kurikulum 2006
2.
Fungsi dan Tujuan IPA di SD Berdasarkan Kurikulum 2006
3.
Ruang Lingkup IPA
4.
Rambu-rambu Pembelajaran IPA
C. Konsep Sifat-sifat Cahaya
D. Metode Eksperimen
1.
Pengertian Metode Eksperimen
2.
Karakteristik Metode Eksperimen
3.
Petunjuk Pelaksanaan Metode Eksperimen
4.
Keunggulan dan Kelemahan Metode Eksperimen
E.
Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Pembelajaran
F.
Kerangka Pemikiran
G. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Subjek Penelitian
B. Metode Penelitian Tindakan Kelas
1.
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
2.
Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
3.
Manfaat Penelitian Tindakan Kelas
C. Prosedur Penelitian
D. Pelaksanaan Tindakan Penelitian
E. Definisi Operasional
F.
Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
G. Teknik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1.
Hasil Orientasi dan Identifikasi Masalah
2.
Perencanaan Tindakan Penelitian
3.
Hasil Pelaksanaan Tindakan Penelitian
B. Pembahasan Terhadap Keseluruhan Siklus
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Tag :
SKRIPSI
0 Komentar untuk "Contoh Skripsi Pengembangan Perangkat Pembelajaran IPA Berbasis Karakter Pada Materi Perubahan Kenampakan Bumi dan Benda Langit"