BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Pengertian Wisata
1. Wisata
Wisata adalah
kegiatan perjalanan atau sebagian dari yang dilakukan secara sukarela dan
bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata (UU no.9 thn
1990 pasal 1).
Adapun pengertian wisata mengandung unsur-unsur yaitu kegiatan
perjalanan, dilakukan secara sukarela, bersifat sementara dan perjalanan
seluruhnya dan sebagian bertujuan untuk objek dan daya tarik wisata atas dasar
itu maka ‘wisata’ adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan
tersebut secara sukarela dan bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya
tarik wisata(UU no.9 thn 1980 pasal 1).
Objek dan daya tarik wisata adalah yang menjadi sasaran dalam perjalanan
wisata yang meliputi :
a. Seperti pemandangan alam, panorama indah,
hutan rimba dengan Ciptaan Tuhan YME, yang berujud keadaan alam dan flora dan
fauna tumbuhan hutan tropis serta binatang langka.
b. Karya manusia berujud museum peninggalan
sejarah seni budaya wisata argo(pertanian) wisata tirta(air) wisata petualangan
taman rekreasi dan tempat hiburan.
c. Sasaran wisata minat khusus seperti berburu,
mendaki gunung, gua, industri dan kerajinan, tempat-tempat perbelanjaan, sungai
air deras, tempat-tempat ibadah, tempat-tempat siarah.(buku panduan sadar
wisata)
Menurut Mathiesen dan wall (1982) bahwa wisata adalah kegiatan
bepergian dari dan ketempat tujuan lain diluar tempat tinggalnya, wisata atau
rekreasi sering dilakukan untuk senang-senang atau bersantai.
Bersantai merupakan suatu aktivitas yang berbeda dengan
aktivitas melaksanakan pekerjaan tertentu.misalnya disela-sela melakukan suatu
pekerjaan kemudian kita duduk ditaman maka hal ini dapat dikatakan sedang
bersantai.
2.
Pariwisata
Pariwisata
secara etimologis berasal dari kata “ Pari “ yang berarti berputar –putar dan
“Wisata” yang berarti perjalanan. Atas dasar itu maka pariwisata diartikan
sebagai perjalan yang dilakukan berputar –putar dari suatu tempat ke tempat
lain. (1)
Menurut Prof. Salah wahab dalam bukunya berjudul An Introduction an Touristm Theory
mengemukakan bahwa batasan pariwisata hendaknya memperlihatkan anatomi dari
gejala –gejala yang terdiri dari 3unsur yaitu manusia(human),yaitu orang yang
melakukan perjalanan pariwisata ,ruang (space), yaitu daerah atau ruanng
lingkup tempat melakukan perjalanan waktu(time)yakni waktu yang di gunakan
selama perjalanan dan tinggaal di daerah tujuan waisata (2)
Berdasarkan ketiga
unsur tersebut di atas maka Prof Salah Wahab merumuskan pengertian pariwisata
sebagai suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar dan mendapat
pelayanan secara beergantian orang –orang di suatu Negara itu sendiri (di luar
negri) yang meliputi pendiaman di daerah lain (daerah tertentu ,suatu
Negara atau benua )untuk sementara waktu
dalam mencari kpuasan yang beraneka rgam dan berbeda dengan apa yang di
alaminya dimana dia memperoleh pekerjaan tetap.
Dalam pengertian
lain pariwisata (Toursnm) adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk
sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan
maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi,
tetapi semata-mata untuk menikmati perjlanan tersebut untuk memenuhi
keinginannya yang beraneka ragam (3).
Maka untuk lebih
jelasnya pengertian pariwisata adalah :
a.
Semua
kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan wisata.
b.
Pengusaha
obyek wisata, seperti kawasan wisata, taman rekreasi, kawasan peninggalan
sejarah (Candi, Makam Benteng), Museum, Waduk, pegelaran seni budaya, tat
kehidupan masyarakat dan bersifat
c.
alamiah:
keindahan alam, gunung berapi, danau, pantai indah dan sebagainya.
d.
pengusaha
jasa dan prasarana pariwisata yakni:
· Usaha jasa pariwisata (Biro perjalanan wisata,
agen perjalanan wisata, pramuwisata, konvensi perjalanan intensif dan pameran,
inprestarait, konsultan pariwisata, informasi pariwisata.
·
Usaha
sarana pariwisata yang terdiri dari akomodasi, rumah makan, bar, angkutan
wisata dan sebagainya, serta usaha-usaha jasa lainnyayang berkaitan dengan
penyelenggaraan pariwisata (buku panduan wisata).
3.
Kepariwisataan.
Sesuai dengan undang-undang NO. 9 Bab I pasal
1 berbunyi :
“Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata, artinya semua kegiatan dan
urusan yang ada kaitannya dengan perencanaan, pengawasan pariwisata, baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta serta masyarakat. (UU No. 9.
tahun 1990)”. (Bab I. pasal 1).
“Dari batasan tersebut diatas tampak bahwa
prinsip kepariwisataan dapat mencakupi semua macam perjalanan, asal saja
perjalanan tersebut dengan bertamasya dan rekreasi. Dalam hal ini diberikan
suatu garis pemisah yang menyatakan bahwa perjalanan tersebut tidak bermaksud
untuk memangku suatu jabatan disuatu tempat atau daerah tertentu sebab
perjalanan terakhir ini dapat digolongkan kedalam perjalanan bukan untuk tujuan
pertamasyaan atau pariwisata. Artinya semua urusan dan kegiatan ada kaitannya
dengan perencanaan, pengaturan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata baik yang
dilakukan oleh pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat disebut
Kepariwisataan”.
4.
Wisatawan
Pengertian dari
wisatawan menurut F.W. Ogilvie yaitu semua orang meninggalkan ruamh kediaman
mereka untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan sementara mereka bepergian
mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud
mencari nafkah ditempat trsebut. (4)(Pendit
N. S. 1994 : 37).
Batasan ini diberi
variasi lagi oleh A.J. Norwal yang menyatakan seorang wisatawan adalah
seseorang yang memasuki wilayah asing dengan maksud dan tujuan apapun asalkan
bukan untuk tinggal permanen atau untuk usaha-usaha yang teratur melintasi
perbatasan, dan yang mengeluarkan uangnya di negeri yang dikunjungi, yang mana
diperolehnya bukan di negeri tersebut melainkan dinegri lain. (5)(Pendit
N. S, 1994 : 37).
Berdasarkan hal yang
telah dikemukakan diatas maka ciri-ciri seseorang itu dapat disebut sebagai
wisatawan yaitu:
·
Perjalanan
itu dilakukan lebih dari 24 jam.
·
Perjalanan
hanya untuk sementara waktu.
·
Orang
yang melukukan tidak mencari nafkah ditempat atau di Negara yang dikunjunginya.
(6)(Yoeti A.Oka, 1982 : 130).
2.2.
Mitos Setu Babakan
Tersebutlah
sepasang remaja yang saling berkasih-kasih. Percintaan mereka tak disetujui
oleh orang tua si gadis. Sebab si pemuda amatlah miskin. Suatu ketika,
berkatalah pemuda itu kepada kekasihnya,
"Dik, orang
tua adik jelas-jelas tak menyetujui hubungan kita", Pemuda itu
menjelaskan, "Mungkin karena abang orang miskin. Karena itu abang hendak
pergi merantau. Siapa tahu nasib abang membaik. Dan jika kita memang berjodoh,
kelak pasti kita akan dapat bersama lagi".
"Jika memang
itu keputusan abang, pergilah". sahut gadis itu dengan berlinang air mata.
"Tetapi jika abang sudah berhasil di rantau, lekaslah pulang". Dengan
diiringi linangan air mata, pergilah pemuda itu.
Setahun telah
berlalu. Tak ada kabar mengenai pemuda itu. Si gadis mulai resah, apalagi
orangtuanya telah menjodohkan dirinya dengan laki-laki lain.
Saat
pernikahannya kian dekat, gadis itu kian gelisah. Ia masih berharap pemuda
idamannya akan kembali. Namun harapan tinggal harapan.
Akhirnya gadis
itu putus asa. Ia pergi ke Danau (Setu) Babakan. Dengan perasaan hancur ia
menceburkan dirinya ke sana. Para siluman penghuni danau itu menaruh belas
kasihan pada gadis itu. Maka ia tak mati terbenam di danau itu, tetapi menjelma
menjadi buaya putih.
Hingga kini,
buaya putih itu masih setia menjaga danau itu. jikalau ada orang berbuat tak
senonoh di sekitar danau, maka orang itu akan menjadi korban buaya putih.
2.3.
Wisata Setu Babakan
1.
Setu
Babakan (Danau Babakan)
Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah,
kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok
yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga
warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Situ
atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana
airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi
warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti
memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.
Beberapa
wahana wisata yang ada di Setu Babakan, dari waktu ke waktu kian dibenahi dan
diperkaya guna meningkatkan potensi wisata di Setu Babakan sendiri. Wahana
wisata di Setu Babakan antara lain:
A. wisata
budaya Ã
rumah adat betawi, budaya dan kuliner khas
orang betawi
B. wisata
agro Ã
pohon-pohon tua (masa dahulu) yang mulai jarang ditemukan, ada di setu babakan
C. wisata
air Ã
terdapat dua setu: setu babakan dan setu mangga bolong, di setu tsb orang boleh
bebas memancing ikan tapi tidak boleh menjalanya.
Setu
Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta
sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara
berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini
merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin
menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara
langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan
budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang,
membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup
inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.
Setu
Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni
baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan,
maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65
hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32
hektar. Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga.
Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun
tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para
pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang
sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.
Setu
Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek
wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan
pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474.
Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas
Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama
2. Keistimewaannya
Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan
yang lingkungan alam dan budayanya yang masih terjaga secara baik.
Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama
pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika
memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat
rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan
keasliannya.
Yang
tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak
menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak
telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto
mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.
Wisatawan
yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya
Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus,
lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di
sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan
Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan
prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah,
khatam Al-Qur‘an, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para
pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.
Sebagai
sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni
maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah
menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di
perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau
sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain
itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi
danau.
Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga
dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas
Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah
penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda
penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang
buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dulu
bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan
ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria,
mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih
banyak lagi.
Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya
dua jembatan gantung, sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah
Setu Babakan. Selain itu Setu babakan adalah salah satu tempat favorit
bersepeda santai di Jakarta Selatan.
3.
Akses
Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan
relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan
ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616
jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat
turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi
wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju
perkampungan Setu Babakan.
4.
Akomodasi
dan Fasilitasnya
Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan
Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti
tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater
terbuka, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas ini
pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat khas Betawi dengan lokasi
pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung
Dilihat
dari analisis SWOT dapat diketahui yang menjadi kekuatan (strenght), kelemahan
(weaknes), peluang (opportunities) dan ancaman (treast) dari pariwisata di Kota
Blitar adalah sebagai berikut:
a. Strenght
(kekuatan)
·
Memiliki wisata budaya, hiburan, dan kesehatan
seperti kampong betawi, wisata air, dan pohon-pohon tua yang masih terjaga.
·
Memiliki tradisi budaya yang unik,
seperti upacara pernikahan, sunat, dan silat khas betawi.
·
Tersedia fasilitas pendukung yang
memadai seperti , restoran, dan atm.
·
Keramah tamahan penduduk kampong betawi
·
Angkutan Umum untuk menuju objek wisata
mudah didapatkan.
b. Weakness
(kelemahan)
·
Kurang memadainya kegiatan promosi dan
penyebaran pariwisata Kota Blitar ke luar daerah.
·
Keamanan dan stabilitas kurang memadai.
·
Tidak tersedianya tempat penginapan.
·
Penataan pintu masuk yang kurang rapih,
membuat orang bisa masuk lewat pintu lain dengan gratis..
·
Tidak tersedianya lapangan parkir.
c. Opportunities
(peluang)
·
Digelarnya pertunjukan betawi setiap
minggunya.
·
Berada di Ibu Kota Indonesia
·
Akses mudah
d. Threats
(ancaman)
·
Semakin majunya pengaruh globalisasi,
membuat banyak orang melupakan budayanya.
·
2.4.
Membenahi Tata Ruang dan Menambahkan Tempat Penginapan bagi para wisatawan
Tata ruang adalah wujud struktur
ruang dan pola pemanfaatan ruang, baik direncanakan maupun tidak.
1. Struktur ruang adalah susunan
pusat-pusat permukiman system jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi
sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis
memiliki hubungan fungsional.
2. Pola pemanfaatan ruang adalah
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang
untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya.
Beberapa
tempat yang haru ditata kembali :
1.
Penataan
Pintu Masuk & pintu keluar
Membenahi semua fasilitas mulai dari pintu
masuk hingga fasilitas yang terdapat dalam setu babakan. Dengan merapihkan atau
membenahi sarana dan prasarana adalah membuat daya tarik wisatawan semakin
banyak untuk berwisata ke setu babakan.
Seperti halnya pintu masuk atau pintu keluar
yang tidak ditentukan itu membuat pengunjung bingung untuk melalui pintu yang
mana yang harus dilewati, maka tidak heran banyak wisatawan tersasar kedalam
perumahan penduduk yang berada disekitar obyek wisata tersebut. Ketidak
teraturan pintu masuk atau pintu keluar yang terdapat dalam obyek wisata setu
babakan. Jadi, menentukan pintu masuk dan pintu keluar sangat penting, bukan
hanya untuk datang dan keluarnya pengunjung saja, tetapi juga kemudahan bagi
para petugas untuk memeriksa dan menjaga setu babakan dari setiap pengunjung
yang datang.
Menentukan pintu masuk untuk setiap obyek
wisata itu sangatlah diperlukan, karena mempermudah mengkondisikan dan menutup
pintu masuk yang lain, kecuali pintu masuk yang telah ditentuka. Dan petugas
atau pengelola bisa memperhitungkan setiap hari berapa pengunjung yang datang
ketempat wisata budaya setu babakan. Dengan mengkondisikan pintu masuk, petugas
bisa menetapkan tarif untuk setiap wisatawan yang berkunjung yang ketempat
wisata setu babakan, terkecuali penduduk sekitar yang tidak perlu dipungut
biaya, tetapi harus ikut berpatisipasi menjaga dan melestarikan obyek wisata
setu babakan.
2.
Penataan
Lapangan Parkir
Bukan saja pintu masuk atau pintu keluar yang
terdapat dalam obyek wisata, tetapi juga lapangan parkir itu juga perlu
diperhatikan. Untuk setu babakan sendiri belum mempunyai tempat khusus lapangan
parkir untuk wisatawan, sehingga mengganggu para wisatawan yang hendak ingin
berjalan-jalan sekitar danau babakan tersebut. Karena ketidak tersedianya lapangan
parkir yang terdapat dalam wisata setu babakan membuat para wisatawan
diperbolehkan membawa kendaraannya untuk mengelilingi obyek wisata setu babakan
tersebut.
Ketidak tersedianya lapangan parkir membuat
aturan dan tata tertib wisata setu babakan menjadi semeraut, dan tidak
terkendali. Dan secara tidak langsung merusak kualiatas alamiah yang menjadi
tujuan utama wisatawan.
Karena, Wisata adalah industri
yang terkait dengan tujuan wisata dengan karakter-karakter keindahan,
keseimbangan, natural, kesehatan, dan kualitas lingkungan yang terjamin.(7)
Pembuatan
lapangan parkir itu juga akan menambah pendapatan untuk masyarakat setempat,
dan juga bisa menambah dana perawatan untuk setu babakan sendiri. Dan lingkung
serta kenyamanan wisata lebih terjamin, dan wisatawan juga akan merasa senang
dengan kenyamanan yang diberikan
3. Penataan
dan Menambahi Tempat Pertunjukan Budaya Betawi
Sarana
tempat pagelaran seni yang sering menampilkan kebudayaan-kebudayaan asli yang
terdapat dalam kampong betawi hanya mendapat sarana panggung terbuka. Padahal
secara geografis wisata setu babakan daerah yang memiliki curah hujan yang
cukup tinggi. Dengan hanya menyediakan panggung terbuka sebagai pagelaran seni
asli dari kebudayaan-kebudayaan betawi ini membuat rasa khawatir dan ragu bagi
para wisatawan untuk berlibur atau berwisata ke setu babakan.
Secara
geografis wilayah setu babakan memang memiliki curah yang sangat tinggi, jadi
sebaiknya menyediakan tempat pagelaran seni yang tertutup (indoor). Panggung atau tempat pagelaran seni yang tertutup tersebut
bisa mengatasi bila terjadi hujan secara tiba-tiba, dan bisa mengurangi rasa
kekhawatiran dan keraguan bagi para wisatawan yang ingin berkunjung.
4. Menambah
Tempat Penginapan
Sarana
penginapan atau istirahat itu juga sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
wisatwan setu babakan. Tentu setiap wisatawan yang ingin berlibur atau rekreasi
bukan hanya mencari tempat wisata yang indah Wisata yang alamiah, wahanya yang seru, dan
pastinya juga mencari tempat penginapan sebagai tempat beristirahat setelah
lelah berjalan-jalan mengelilingi tempat wisata yang dituju.
Tempat
penginapan atau beristirahat sangat dibutuhkan sebagai daya tarik wisatawan
yang ingin berkunjung ke setu babakan. Dengan menambah tempat penginapan
wisatawan juga bisa merasakan langsung hidup dengan adat budaya betawi yang
menjadi andalan wisata setu babakan.
Fasilitas
yang semakin baik dan aksesnya mudah, bukan hanya wisatawan dari domestik saja
yang akan berkunjung ketempat wisata setu babakan yang kaya akan budaya dan
berbagai wisata lainnya. Bahkan wisatawan mancanegara akan berminat untuk
berlibur atau berkunjung ke tempat wisata babakan. Dengan meningkatnya
pengunjung bukan hanya pendapatan masyarakat saja yang bertambah tetapi juga
berdampak pada pembangunan kepariwisataan terus di tingkatkan dan di kembangkan
untuk memperbesar penerimaan devisa negara, memperluas dan meratakan lapangan
kerja, mendorong pembangunan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat, memperkaya kebudayaan nasional, dan tetap mempertahankan kepribadian
bangsa demi terpilihnya nilai-nilai agama, mempererat persahabatan antar
bangsa, memupuk cinta tanah air, serta mempertahankan fungsi dan mutu
lingkungan.
Tag :
MAKALAH
0 Komentar untuk "CONTOH MAKALAH KEPARIWISATAAN-KEWIRAUSAHAAN PENINGKATAN PENGUNJUNG SETU BABAKAN DAN RUMAH ADAT BETAWI DENGAN MEMPERBAIKI TATA RUANG DAN MENYEDIAKAN TEMPAT PERISTRAHATAN UNTUK PENGUNJUNG BAB II"