Sungguh
persepsi yang keliru jika puisi dianggap suatu karya sastra yang mudah.
Terkadang puisi itu sering dianggap mengindah-indahkan kata, tetapi tidak
memiliki makna. Seperti sebuah karya sastra yang gagal. Bahwasannya puisi
merupakan suatu karya sastra yang bersifat imajinatif yang diungkapkan oleh
seorang penyair melalui perasaannya.
Puisi
itu tidak memiliki ciri yang pasti, melainkan hanya perlu diingat saja
bahwasannya pada dasarnya bahasa puisi mengandung rima dan kiasan. Ciri puisi
juga akan tampak dari wujud puisi tersebut. Para penyair menyampaikan pesan
sangat jelas pada puisinya, karena pesan tersebut dituangkan secara tersurat.
Di dalam puisi tema serta pesan atau amanat secara langsung tersurat pada
larik-larik puisi, namun adajuga yang tersirat atau tersembunyi.
Puisi dapat diungkapkan dalam pilihan kata
yang cermat dan tepat. Serta pembaca harus menafsirkannya berdasarkan pilihan
kata yang ditulis penyair. Puisi datang tanpa kita sadari, pergi saat kita
mendalami, dan tersirat tanpa dipikirkan. Puisi tidak berbentuk tapi bermakna.
Keindahan puisi akan terasa berarti jika puisi dituangkan seorang penyair dan
dibacanya. Sehingga para pembaca akan terhanyut pada puisi yang penyair
ungkapkan. Penyair menyampaikan pesan atau amanat melalui puisinya. Tanpa kita
sadari puisi selalu ada pada setiap aktivitas kita. Keseharian yang kita yang
hadapi.
Dalam
puisi terdapat berbagai unsur yakni adanya rima, ritme, nada, suasana dan
diksi. Menurut saya puisi itu seperti makanan, yang berbentuk pizza, pizza-hut.
Selalu berbagi bersama. Pizza-hut memiliki banyak toping yang berbeda-beda
yaitu seperti daging, jamur, paprika, dan cumi-cumi. Pandangan orang itu
berbeda mengenai puisi, tapi menurut saya puisi merupakan tempat berbagi cerita
disaat saya ceria, merana, marah dan gelisah. Puisi tanpa adanya sebuah diksi
dan rima maka puisi tersebut tidak akan mempunyai makna kata yang indah.
Seperti halnya pizza jika tanpa toping didalamnya pizza itu akan kurang terasa
nikmat. Melainkan hambar.
Saat kita makan pizza bertoping daging suasana
ini menjadi ceria. Ceria itu sederhana, muncul dikala saya sedang mendapatkan
suatu kebahagiaan, kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan luapan emosi
semata. Melainkan sebuah simbol. Tapi ketika makan jamur hati ini terasa pahit,
kepahitan akan suatu kehidupan yang kita jalani, kepahitan itu muncul karena
adanya sebuah keraguan. Keraguan akan sebuah kerinduan. Kerinduan yang begitu
dalam yang sulit ku sampaikan pada seseorang yang aku harapkan. Pahit manisnya
kehidupan yang selama ini saya lewati kujadikan sebuah pelajaran dalam hidup
ini.
Tapi
jika makan yang satu ini, suasana ini akan terasa panas. Yakni paprika, paprika
disimbolkan dengan suatu kemarahan. Seperti halnya puisi yang menceritakan akan
suatu kebencian yang penyair ungkapkan. Kebencian itu terjadi dikala kita
sedang dilanda suatu permasalahan yang kita hadapi. Seperti halnya cumi-cumi
selalu mengeluarkan tinta yang disimbolkan dengan sebuah kegelisahan.
Kegelisahan karena adanya kebimbangan dalam mengambil suatu keputusan. Labil
dalam menghadapi suatu permasalahan. Masalah-masalah seperti itu dapat kita
jadikan sebagai suatu puisi. Puisi itu unik terdapat bermacam-macam puisi. Tinta-tinta
itu ku tulis dalam sebuah kata-kata yang menjadi puisi.
Puisi
itu tercipta dengan cara penyair meluapkan dan memahami diri melalui segudang
kisah nyata yang dialami. Goresan tinta yang bergoyang menari-nari diatas
selembar kertas, menuliskan semua cerita hati. Puisi bisa menjadi teman setiaku
dikala aku sedang merasakan sesuatu yang tak mampu aku utarakan melalui suara
melainkan melalui isi hati yang menjadi sebuah tulisan yang berarti.
Jika
disimpulkan puisi merupakan sebuah karya sastra yang bersifat imajinatif yang
diungkapkan oleh seorang penyair melalui perasaan yang dialaminya. Puisi itu
terdapat dalam kehidupan sehari-hari yang kita alami. Kita dapat mengungkapkan
apa saja melalui puisi. Puisi akan datang tanpa kita sadari. Seperti halnya apa
yang kita lihat, alami, dan dirasakan itu akan menjadi sebuah puisi.
Tag :
Kumpulan Puisi
0 Komentar untuk "Puisi Dan Pizza-Hut"