A. Asuhan Sayang Ibu
Anjurkan
agar ibu selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya. Dukungan dari suami, orang tua, dan kerabat yang disukai ibu
sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan.
Alasan: Hasil persalinan yang baik ternyata erat hubungannya dengan
dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan (Enkin, et
al, 2000).
Bekerja bersama anggota keluarga atau pendamping untuk :
Mengucapkan kata-kata yang memberikan hati dan pujian
kepada ibu.
Membantu ibu bernafas secara benar
pada saat kontraksi.
Memijat
punggung, kaki atau kepala ibu dan tindakan-tindakan bermanfaat lainnya.
Menyeka muka
ibu secara lembut dengan menggunakan kain yang membasahi air hangat atau
dingin.
Menciptakan
suasana kekeluargaan dan rasa aman.
Anjurkan
keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti
posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman
bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan
bayinya.
Penolong
persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota
keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau
kelahiran bayi kepada mereka.
Tenteramkan
hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan. Lakukan bimbingan
dan tawarkan bantuan jika diperlukan.
Bantu ibu
untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
Setelah
pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan
spontan untuk meneran. Jangan
menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu
beristirahat di antara kontraksi.
Alasan: Meneran secara berlebihan menyebabkan ibu sulit bernapas sehingga
terjadi kelelahan yang tidak perlu dan meningkatkan risiko asfiksia pada bayi
sebagai akibat turunnya pasokan oksigen melalui plasenta (Enkin, et al, 2000).
Anjurkan ibu
untuk minum selama kala dua persalinan.
Alasan: Ibu bersalin mudah sekali mengalami dehidrasi selama proses
persalinan dan kelahiran bayi. Cukupnya asupan cairan dapat mencegah ibu
mengalami hal tersebut. (Enkin, et al, 2000).
Anjurkan ibu untuk mendapat asupan (makanan ringan dan
minuman air) selama persalinan dan proses kelahiran bayi. Sebagian ibu masih
ingin makan selama fase laten persalinan tetapi setelah memasuki fase aktif,
mereka hanya ingin mengkonsumsi cairan saja. Anjurkan agar anggota keluarga
sesering mungkin menawarkan minum dan makanan ringan selama proses persalinan.
Karena makanan ringan dan asupan cairan yang cukup selama persalinan akan
memberi lebih banyak energi dan mencegah dehidrasi. Dehidrasi bisa
memperlambat kontraksi dan/atau membuat kontraksi menjadi tidak teratur dan
kurang efektif.
Adakalanya
ibu merasa khawatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan
semangat serta tenteramkan hatinya selama proses persalinan berlangsung.
Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran
proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri penjelasan tentang cara dan tujuan
dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap
pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dan
hasil pemeriksaan yang dilakukan (misalnya tekanan darah, denyut jantung janin,
periksa dalam).
Menjaga
lingkungan tetap bersih merupakan hal penting dalam mewujudkan persalinan yang
bersih dan aman bagi ibu dan bayinya
Hal ini
merupakan unsur penting dalam asuhan sayang ibu. Kepatuhan dalam menjalankan
praktik-praktik pencegahan infeksi yang baik, juga akan melindungi penolong
persalinan dan keluarga ibu dari infeksi yang baik, juga akan melindungi
penolong persalinan dan keluarga ibu dari infeksi. Ikuti praktik-praktik
pencegahan infeksi yang telah ditetapkan untuk mempersiapkan persalinan dan
praktik pencegahan infeksi yang telah ditetapkan untuk mempersiapkan persalinan
dan proses kelahiran bayi. Anjurkan ibu untuk mandi pada saat awal persalinan
dan pastikan ibu memakai pakaian yang bersih. Cuci tangan sesering
mungkin, gunakan peralatan steril atau disinfeksi tingkat tinggi dan gunakan
sarung tangan saat diperlukan. Karena pencegahan infeksi sangat penting dalam
menurunkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir. Upaya dan
keterampilan untuk melaksanakan prosedur pencegahan infeksi secara baik dan
benar juga dapat melindungi penolong terhadap risiko infeksi.
Anjurkan ibu
untuk mengosongkan kandung kemihnya secara rutin selama persalinan.
ibu harus berkemih sedikitnya setiap 2 jam, atau lebih
sering jika ibu merasa ingin berkemih atau jika kandung kemih terasa penuh.
Periksa kandung kemih sebelum memeriksa denyut jantung janin (amati atau
lakukan palpasi tepat diatas simfisis pubis untuk mengetahui apakah kandung
kemih penuh). Anjurkan dan antarkan ibu untu berkemih dikamar mandi. Jika ibu
tidak dapat berjalan ke kemar mandi, berikan wadah urin.
WHO dan Asosiasi Rumah sakit Internasional
menganjurkan untuk tidak menyatukan ruang bersalin dengan kamar mandi atau
toilet karena tingginya frekuensi penggunaan, lalu lintas antar ruang, potensi
cemaran mikroorganisme, percikan air atau lantai yang basah akan meningkatkan
resiko infeksi nosokomial terhadap ibu, bayi baru lahir dan penolong sendiri.
Hindarkan terjadinya kandung kemih yang penuh karena berpotensi untuk :
Memperlambat
turunnya janin dan mengganggu kemajuan persalinan
Menyebabkan
ibu tidak nyaman
Meningkatkan
risiko perdarahan pascapersalinan yang disebabkan oleh atonia uteri
Mengganggu
penatalaksanaan distosia bahu
Meningkatkan
risiko infeksi saluran kemih pascapersalinan
B.
Prinsip – prinsip umum asuhan sayang
ibu adalah :
1.
Menyapa ibu
dengan ramah dan sopan, bersikap dan bertindak tenang dan berikan dukungan penuh selama persalinan
dan kelahiran bayi.
2.
Jawab setiap
pertanyaan yang diajukan oleh ibu atau anggota keluarganya.
3.
Anjurkan
suami dan anggota keluarga ibu untuk hadir dan memberikan dukungannya.
4.
Waspadai
gejala dan tanda penyulit selama proses persalinan dan lakukan tindakan yang
sesuai jika diperlukan.
5.
Siap dengan
rencana rujukan.
C.
MENGATUR POSISI MENERAN
1.
Menganjurkan
ibu untuk mencoba posisi-posisi yang nyaman selama persalinan dan melahirkan
bayi serta anjurkan suami dan pendamping lainnya untuk membantu ibu berganti
posisi. Ibu boleh berjalan, berdiri, duduk, jongkok, berbaring miring atau
merangkak. Posisi tegak seperti berjalan, berdiri atau jongkok dapat membantu
turunnya kepala bayi dan sering kali memperpendek waktu persalinan. Bantu ibu
untuk sering berganti posisi selama persalinan.
2.
Beritahukan
pada ibu untuk tidak berbaring terlentang lebih dari 10 menit, karena jika ibu
berbaring terlentang maka berat uterus dan isinya (janin, cairan ketuban,
plasenta, dll) akan menekan vena cava inferior. Hal ini akan mengakibatkan
turunnya aliran darah dari sirkulasi ibu ke plasenta. Kondisi seperti ini dapat
menyebabkan hipoksia atau kekurangan pasokan oksigen pada janin. Selain itu,
posisi terlentang berhubungan dengan gangguan terhadap proses kemajuan
persalinan.
3.
Saat
pembukaan sudah lengkap, anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan
alamiahnya, dan beristirahat diantara kontraksi. Jika diinginkan, ibu dapat
mengubah posisinya. Posisi berdiri atau jongkok, dapat mempersingkat kala dua
persalinan. Biarkan ibu untuk mengeluarkan suara selama persalinan dan proses
kelahiran berlangsung.
4.
Sebagian
besar penolong akan memimpin persalinan dengan menginstruksikan untuk menarik
nafas panjang dan meneran, segera setelah pembukaan lengkap. Biasanya, ibu
dibimbing untuk meneran tanpa berhenti selama 10 detik atau lebih, tiga sampai
empat kali per kontraksi. Meneran dengan cara ini dikenal sebagai meneran
dengan tenggorokan terkatup atau manuver Valsava. Hal ini ternyata dapat
mengurangi pasokan oksigen ke janin. Pada banyak penelitian, meneran dengan
cara tersebut di atas, berhubungan dengan kejadian menurunya denyut jantung
janin (DJJ) dan rendahnya Apgar. Karena cara ini berkaitan dengan buruknya
keluaran janin, maka cara ini sebaiknya tidak digunakan. Dianjurkan untuk
menatalaksana kala dua persalinan secara fisiologis.
D.
Membimbing Ibu untuk Meneran
Bila tanda pasti kala dua telah diperoleh, tunggu
sampai ibu merasakan adanya dorongan spontan untuk meneran. Teruskan pemantauan
kondisi ibu dan bayi.
E.
Mendiagnosa kala dua persalinan dan
memulai meneran:
Cuci tangan
(gunakan sabun dan air bersih yang mengalir).
Pakai satu
sarung tangan DTT/steril untuk periksa dalam.
Beritahu ibu
saat, prosedur dan tujuan periksa dalam.
Lakukan periksa dalam (hati-hati) untuk memastikan
pembukaan sudah lengkap (10 cm), lalu lepaskan sarung
tangan sesuai prosedur PI (Lihat Bab 2: pedoman periksa dalam).
Jika
pembukaan belum lengkap, tenteramkan
ibu dan bantu ibu mencari posisi nyaman (bila ingin berbaring) atau
berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin. Ajarkan cara bernapas selama
kontraksi berlangsung. Pantau kondisi ibu dan bayinya (lihat pedoman fase aktif
persalinan) dan catatkan semua temuan pada partograf.
Jika ibu merasa ingin meneran tapi pembukaan belum lengkap, beritahukan belum
saatnya untuk meneran, beri semangat dan ajarkan cara bernapas cepat selama
kontraksi berlangsung. Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman dan
beritahukan untuk menahan diri untuk meneran hingga penolong memberitahukan
saat yang tepat untuk itu.
Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu merasa ingin meneran, bantu ibu mengambil
posisi yang nyaman, bimbing ibu untuk meneran secara efektif dan benar dan
mengikuti dorongan alamiah yang terjadi. Anjurkan keluarga ibu untuk membantu
dan mendukung usahanya. Catatkan hasil pemantauan pada partograf. Beri cukup
minum dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Pastikan
ibu dapat beristirahat di antara kontraksi.
Jika pembukaan sudah lengkap tapi ibu tidak ada
dorongan untuk meneran, bantu ibu untuk memperoleh posisi yang nyaman (bila
masih mampu, anjurkan untuk berjalan-jalan). Posisi berdiri dapat membantu
penurunan bayi yang berlanjut dengan dorongan untuk meneran. Ajarkan cara
bernapas selama kontraksi berlangsung. Pantau kondisi ibu dan bayi (lihat
pedoman fase aktif persalinan) dan catatkan semua temuan pada partograf.
Berikan cukup cairan dan anjurkan/perbolehkan ibu untuk berkemih sesuai
kebutuhan. Pantau DJJ setiap 15 menit. Stimulasi puting susu mungkin dapat
meningkatkan kekuatan dan kualitas kontraksi. Jika ibu ingin meneran, lihat
petunjuk pada butir 7 diatas.
Jika ibu tetap ada dorongan untuk meneran
setelah 60 menit pembukaan lengkap, anjurkan ibu untuk mulai meneran di
setiap puncak kontraksi. Anjurkan ibu mengubah posisinya secara teratur,
tawarkan untuk minum dan pantau DJJ setiap 5-10 menit. Lakukan stimulasi puting
susu untuk memperkuat kontraksi.
Jika bayi tidak lahir setelah 60 menit upaya
tersebut diatas atau jika kelahiran bayi tidak akan segera terjadi, rujuk
ibu segera karena tidak turunnya kepala bayi mungkin disebabkan oleh
disproporsi kepala-panggul (CPD).
Cara Meneran
Anjurkan ibu
untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama kontraksi.
Beritahukan
untuk tidak menahan nafas saat meneran.
Minta untuk
berhenti meneran dan beristirahat di antara kontraksi.
Jika ibu
berbaring miring atau setengah duduk, ia akan lebih mudah untuk meneran jika
lutut ditarik ke arah dada dan dagu ditempelkan ke dada.
Minta ibu
untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
Tidak diperbolehkan untuk mendorong
fundus untuk membantu kelahiran bayi. Dorongan
pada fundus meningkatkan risiko distosia bahu dan ruptura uteri. Peringatkan
anggota keluarga ibu untuk tidak mendorong fundus bila mereka mencoba melakukan
itu.
Catatan: Jika ibu
adalah primigravida dan bayinya
belum lahir atau persalinan tidak akan segera terjadi setelah dua jam meneran maka ia harus segera
dirujuk ke fasilitas rujukan. Lakukan
hal yang sama apabila seorang
multigravida belum juga melahirkan bayinya atau persalinan tidak akan
segera terjadi setelah satu jam meneran.
Asuhan sayang ibu dan posisi meneran
• Anjurkan
agar ibu selalu didampingi ibu oleh keluarganya selama proses persalinan dan
kelahiran bayinya. Dukungan dari suami, orang tua, dan kerabat yanlukan g
disukai ibu sangat diperlukan dalam menjalani proses persalinan.
• Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
• Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka.
• Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.
• Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
• Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
• Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan
• Adakalanya ibu merasa kwatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tenteramkan hatinya selama proses selama persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dn hasil pemeriksaan yang dilakukan(misalnya tekanan darah, denyut jantung janin, periksa dalam.
Posisi meneran
1. Posisi duduk atau setengah duduk
2. Jongkok atau berdiri
3. Merangkak atau berbaring miring ke kiri
• Anjurkan keluarga ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu untuk berganti posisi, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan dan minuman, teman bicara, dan memberikan dukungan dan semangat selama persalinan dan melahirkan bayinya.
• Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan anggota keluarganya dengan menjelaskan tahapan dan kemajuan proses persalinan atau kelahiran bayi kepada mereka.
• Tentramkan hati ibu dalam menghadapi dan menjalani kala dua persalinan. Lakukan bimbingan dan tawarkan bantuan jika diperlukan.
• Bantu ibu untuk memilih posisi yang nyaman saat meneran
• Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu hanya meneran apabila ada dorongan kuat dan spontan untuk meneran. Jangan menganjurkan untuk meneran berkepanjangan dan menahan napas. Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi.
• Anjurkan ibu untuk minum selama kala dua persalinan
• Adakalanya ibu merasa kwatir dalam menjalani kala dua persalinan. Berikan rasa aman dan semangat serta tenteramkan hatinya selama proses selama persalinan berlangsung. Dukungan dan perhatian akan mengurangi perasaan tegang, membantu kelancaran proses persalinan dan kelahiran bayi. Beri penjelasan tentang cara dan tujuan dari setiap tindakan setiap kali penolong akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu, jelaskan apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dn hasil pemeriksaan yang dilakukan(misalnya tekanan darah, denyut jantung janin, periksa dalam.
Posisi meneran
1. Posisi duduk atau setengah duduk
2. Jongkok atau berdiri
3. Merangkak atau berbaring miring ke kiri
Asuhan Sayang Ibu Kala II
Asuhan sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan ibu.
Berikut Asuhan Sayang Ibu pada kala II :
1. Pendampingan keluarga
Selama proses persalinan berlangsung, ibu membutuhkan teman dari keluarga.
Biasa dilakukan oleh suami, orang tua, atau kerabat yang disukai oleh ibu.
Dukungan dari keluarga yang mendampingi ibu selama proses persalinan sangat
membantu mewujudkan persalinan yang lancar.
2. Libatkan keluarga
Keterlibatan keluarga dalam asuhan antara lain membantu ibu berganti
posisi, teman bicara, melakukan rangsangan taktil, memberikan makanan da
minuman, membantu dalam mengatasi nyeridengan memijat bagian lumbal/pinggang
belakang. Bila persalinan dilakukan dirumah, keluarga dapat membantu menyiapkan
tempat dan peralatan yang digunakan dalam persalinan.
3. KIE proses persalinan
Memberikan pengertian tentang tahapan dan kemajuan proses persalinan atau
kelahiran janin pada ibu dan keluarga agar ibu tidak cemas menghadapi
persalinan. Mengurangi rasa cemas dengan cara memberi penjelasan tentang
prosedur dan maksud dari setiap tindakan yang akan dilakukan, memberi
kesempatan ibu dan keluarga untuk bertanya tentang hal yang belum jelas,
menjelaskan setiap pertanyaan yang diajukan bila perlu dengan alat peraga,
memberi informasi apa yang dialami oleh ibu dan janinnya dalam hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan.
4. Dukungan psikologi.
Dukungan psikologi dapat diberikan dengan bimbingan dan menanyakan apakah
ibu perlu pertolongan. Meningkatkan perasaan aman dengan memberikan dukungan
dan memupuk rasa kepercayaan dan keyakinan pada diri ibu bahwa ia mampu untuk
melahirkan. Berikan kenyamanan, berusaha menenangkan hati ibu dalam menghadapi
dan menjalani proses persalinan. Memberikan perhatian agar dapat menurunkan
rasa tegang sehingga dapat membantu kelancaran proses persalinan.
5. Membantu ibu memilih posisi.
Posisi pada saat meneran tergantung pada keinginan ibu dalam memilih posisi
yang paling nyaman dirasakan ibu.
Adapun posisi-posisi meneran, yaitu:
Duduk atau setengah duduk
Dengan posisi ini penolong persalinan lebih leluasa dalam membantu
kelahiran kepala janin serta lebih leluasa untuk dapat memperhatikan perineum.
Merangkak
Posisi merangkak sangat cocok untuk persalinan dengan rasa sakit pada
punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada
perineum berkurang.
Jongkok atau berdiri
Posisi jongkok atau berdiri memudahkan penurunan kepala janin, memperluas
panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan
meneran. Namun posisi ini berisiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).
Berbaring miring ke kiri
Posisi berbaring miring ke kiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava
inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena
suplay oksigen tidak terganggu, dapat member suasana relaksasi bagi ibu yang
mengalami kecapekandan dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan
lahir.
Hindari posisi
terlentang
Pada posisi terlentang dapat menyebabkan:
- Hipotensi dapat berisiko terjadinya syok dan berkurangnya suplay oksigen dalam sirkulasi uteroplacenta sehingga dapat menyebabkan hipoksia pada janin.
- Rasa nyeri yang bertambah.
- Kemajuan persalinan bertambah lama.
- Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
- Buang air kecil terganggu.
- Mobilisasi ibu kurang bebas.
- Ibu kurang semangat.
- Resiko laserasi jalan lahir bertambah.
- Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
6. Bimbingan cara meneran (mengejan)
Penolong persalinan menganjurkan ibu untuk meneran bila ada dorongan yang
kuat dan spontan untuk meneran. Membimbing pernafasan yang adekuat, penolong
tidak diperkenankan meminta ibu untuk meneran secara terus-menerus tanpa
mengambil nafas saat meneran atau tidak boleh meneran sambil menahan
nafas. Penolong sebaiknya menyarankan ibu untuk beistirahat dalam waktu
relaksasi kontraksi. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi agar ibu tidak
kelelahan dan menghindari resiko asfiksia karena suplay oksigen melalui
plasenta berkurang.
7. Pemberian nutrisi
Ibu bersalin perlu diperhatikan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan
nutrisi. Hal ini untuk mengantisipasi ibu mengalami dehidrasi. Dehidrasi pada ibu
bersalin dapat berpengaruh terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
yang penting artinya dalam menimbulkan kontraksi uterus.
8. Menjalankan prinsip pencegahan
infeksi.
9. Mengusahakan kandung kencing
kosong
Dengan cara membantu dan memacu ibu mengosongkan kandung kencing secara
teratur.
Pemantauan terhadap kesejahteraan ibu :
- Mengevaluasi his (kontraksi uterus) berapa kali terjadi dalam 10 menit (frekuensi his), lamanya his dan kekuatan his serta kaitan antara ketiga hal tersebut dengan kemajuan persalinan.
- Mengkaji keadaan kandung kencing dengan menganamnese ibu dan melakukan palpasi kandung kencing untuk memastikan kandung kencing kosong.
- Mengevaluasi upaya meneran ibu efektif atau tidak.
- Pengeluaran pervaginam serta penilaian serviks meliputi effasment (pendataran serviks) dan dilatasi serviks (pembukaan).
Observasi terhadap kesejahteraan janin.
- Penurunan kepala, presentasi dan sikap.
- Mengkaji kepala janin adakah caput atau moulage.
- Denyut jantung janin (DJJ) meliputi frekuensi, ritmenya dan kekuatannya.
- Air ketuban meliputi warna, baud an volume.
Saat bayi lahir
Nilai kondisi bayi (0-30 detik) dengan menjawab 2 pertanyaan, apakah bayi
menangis kuat dan atau tanpa kesulitan? Apakah bayi bergerak aktif atau lemas?
Kondisi yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan
kala II
1.
Syok
2.
Dehidrasi
3.
Infeksi
4.
Preeklampsia/eklampsia
5.
Inersia uteri
6.
Gawat janin
7.
Penurunan kepala terhenti
8.
Adanya gejala dan tanda distosia bahu
9.
Pewarnaan mekonium pada cairan ketuban
10. Kehamilan
ganda/kembar
11. Tali pusat
menumbung/lilitan tali pusat
A. Pengertian
Asuhan kala II merupakan kelanjutan
data yang dikumpulkan dan dievaluasi selama kala I yang dijadikan data dasar
untuk menentukan kesejahteraan ibu dan janin selama kala II persalinan.
B.
Batasan.
Kala dua persalinan dimulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap ( 10 cm ) dan beakhir dengan lahirnya
bayi. Kala dua juga dsebut sebagai kala pengeluran bayi.
C.
Penatalaksanaan
fisiologis kala II
Gejala dan tanda kala II juga
merupakan mekanisme alamiah bagi ibu dan penolong persalinan bahwa proses
pengeluaran bayi sudah dimulai.Setelah terjadi pembukaan lengkap,
beritahukan pada ibu bahwa hanya dorongan alamiahnya yang mengisyaratkan ia
untuk meneran dan kemudian beristirahat diantara kontraksi.ibu dapat
memilih posisi yang nyaman, baik berdiri, berjongkok atau miring yang dapat
mempersingkat kalaII.Beri keleluasaan untuk ibu mengeluarkan suara selama
persalinan dan kelahiran jika ibu memang. Menginginkannya atau dapat mengurangi
rasa tidak nyaman yang dialaminya.Pada penatalaksanaan fisiologis kala dua, ibu
memegang kendali dan mengatur saat meneran. Penolong persalinan hanya
memberikan bimbingan tentang cara meneran yang efektif dan benaran. Harap
diingt bahwa sebagian besar daya dorong untuk melahirkan bayi, dihasilkan dari
kontraksi uterus.Meneran hanya menambah daya kontraksi untuk mengeluarkan bayi.
D.
Pemantauan
ibu dan janin.
Sekarang ibu telah berada pada
pembukaan lengkap dan siap untuk melahirkan bayinya Dan selama kala II petugas
harus terus melakukan pemantauan ibu dan pemantauan janin.
13. 1.
Pemantauan
ibu
a.
Kontraksi
-
Palpasi
kontraksi uterus ( control tiap 10 menit )
-
Frekuensi
setiap 30 menit selama fase aktif.
-
Lamanya
kontraksi yang terjadi dalam 10 menit obsevasi.
-
Kekuatan
kontraksi dalam detik
b.
Tanda-tanda
kala dua persalinan adalah
-
Ibu merasa
ingin mineral bersamaan dengan terjadinya kontraksi.
- Ibu
merasakan adanya peningkatan tekana pada rectum dan / atau vaginanya.
-
Perineum
menonjol.
-
Vulva
–vagina dan sfingter ani membuka.
-
Meningkatkan
pengeluaran lendir bercampur darah.
c.
Keadaan
umum,
-
Kesadaran
-
Tekanan
darah dan temperatur : setiap 4 jam
-
Nadi :
setiap ½ jam
-
Volume urin,
protein,dan aseton.
-
Respon
keseluruhan pada kala II :
Keadaan
dehidrasi
Perubahan
sikap/perilaku
Tingkat
tenaga ( yang dimiliki )
d.
Kemajuan
persalinan
-
Pembukaan
serviks
-
Penurunan
bagian terbawah janin
2.
Pemantauan
janin
a.
Saat
bayi belum lahir
-
Menentukan
bagian terendah janin.
-
Periksa DJJ
setelah setiap kontraksi untuk memastikan janin tidak menglami bradikardi
( 120 ),dilakukan setiap setengah jam.
b.
Saat bayi
lahir
-
Segera
setelah lahir , letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang di siapkan
pada perut ibu .Bila hal tersebut tidak memungkinkankan maka letakan bayi dekat
ibu ( diantara kedua kaki atau disebelah ibu ) tetapi harus dipastikan bahwa
area tersebut bersih dan kering.
E.
Pemantauan
umum selama kala dua perslinan.
Kondisi ibu, bayi dan kemajuan
persalinan harus selalu dipantau secara berkala dan ketat selama berlansungnya
kala dua persalinan.
Pantau, periksa dan catat :
-
Nadi
ibu setiap 30 menit
-
Frekuensi
dan lama kontraksi setiap 30 menit
-
Penurunan kepala bayi setiap 30 menit melalui
pemeriksaan abdomen (periksa luar) dan periksa dalam setiap 60 menit atau jika
ada indikasi, hal I ini dilakukan dengan cepat
-
Warna cairan ketuban jika selaputnya sudah pecah
(jenih atau bercampur mekonium atau darah)
-
Apakah ada
presentasi majemuk atau tali pusat disamping atau terkemuka
-
Putaran
vaksi luar segera setelah kepala bayi lahir
-
Kehamilan
kembar yang tidak diketahui sebelum bayi pertama lahir
-
Catatkan semua pemeriksaan dan intervensi yang
dilakukan pada catatan perslinan
pemantauan
janin : saaat bayi belum lahir, saat bayi lahir
Membaca sejarah praktek pertolongan
persalinan dari tahun ke tahun membuat kita semakin tahu perkembangan dari
tahun ke tahun proses persalinan dan pertolongannya. Banyak perubahan yang
terjadi dalam praktek persalinan, ada yang bagus, namun ada juga yang tidak
bagus. Saaat ini ketakutan terhadap kematian pada saat melahirkan sudah sangat
berkurang, sebagian besar ibu-ibu di jaman sekarang mampu melewati proses
persalinan dnegan keadaan sehat, demikian juga bayinya, walaupun angka kematian
ibu dan bayi di indonesia masih tinggi, namun secara global juamlahnya sudaha
sangat berkurang dibanding dahulu. Apara pendukung dunia kedokteran masa kirni
menyatakan bahwa sekarang ini para ibu dapat melahirkan dengan lebih aman,
namun beberapa kelompok yang tidak seperndapat menyatakan bahwa sekarang ini
justru semakin buruk keadaannya mengingat lebih dari 25% ibu melahirkan secara
Caesar, yang resikonya lebih besar. Bahkan di Indoenesia terutama di Kota
besar, Caesar menjadi trend. Nah mari kita menilik kembali sejarah proses
pertolongan persalinan
Diawali dari jaman Musa, menurut
Alkitab di benua Afrika dan Eropa, sudah ada bidan dimana jaman dahulu bidan
adalah seorang wanita yang mempunyai talenta khusus atau yang dipercayai mampu
menolong ibu melahirkan.a dan pada jaman Musa bidan menjaga kebersihan dnegan
sangat ketat sesuai nasihat Musa. Selain itu bidan juga mendidik para perempuan
muda tentang tubuh mereka, bagaimana melahirkan anak dan amenjaga kehamilan
yang sehat.
98 Soranus, Romawi klasik yang
menghadiri kelahiran, menulis sebuah bukukebidanan yang digunakan sampai abad
ke-16.
Abad Pertengahan dan Renaissance (AD
500-1500), Benua Eropa: para Barber-ahli bedah mulai mencoba untuk memonopoli
layanan persalinan. Wanita dilarang untuk melakukan praktek kedokteran atau
kebidanan, dan bidan banyak dituduh sebagai penyihir dan dibunuh.
Periode modern awal kebidanan mulai
berubah dari pekerjaan yang di dominasi oleh perempuan menjadi pekerjaan
laki-laki. Pergeseran ini bukan satu halus. Memang, dimulai pada
tahun 1522, ketika Dr Wertt Hamburg berpakaian seperti seorang wanita untuk
mengamati bidan dan belajar tentang pertolongan persalinan. Ketika ia
ditemukan atau ketahuan sebagai laki-laki, Wertt dibakar hidup-hidup di tiang
pancang untuk usahanya tersebut.
Dia beberapa negara Itu bahkan beralaku sampai tahun
1970-an dimana ayah diizinkan masuk ke kamar bersalin, dan pada waktu mereka
harus berdiri di sudut dan hanya menonton! Bahkan abeberapa catatan
tentang proses apersalianan pada jaman itu adalah bahwa perempuan yanga maua
melahirkan dicambuk untuk menginduksi persalinan. Ada catatan dari sebuah
kisah tentang satu pengalaman melahirkan di mana pada abad pertengahan Ratu
Jerman memiliki 20 lauka cambuk ketaika dia melahirkan, dan karena itulah dia
melahirkan dengan sukses !
Tahun 1544: berkat penemuan mesin
cetak, pengetahuan medis mampu menyebar ke seluruh dunia. Buku kebidanan
pertama dicetak dalam bahasa Inggris disebut “Birth of Mankynde” oleh Thomas
Raynalde.
Tahun 1596: adalah tahun pertama
kali di catat sejararah lengkap caesar aoleh Scipione Mercurio yanga kemudian
menginstruksikan bahwa untuka melakukan bedah caesar, Anda perlu empat asisten
yang kuat untuk menahan pasien turun atau memberontak ketika irisan dibuat,
kemudian oleskan ramuan herbal cair bervariasi sebelum mengeluarkan bayi..
Colonial Times (sekitar tahun 1600
Masehi), Benua Eropa dan Amerika Utara: menerapkan aturan bahwa pentingnya
disediakan bidan mereka dia tidak bole menolak saat dipanggil. Di New Amsterdam
mereka disebut Zieckentroosters, atau selimut bagi yang sakit, dan menerima
gaji liberal dan hak khusus. Koloni Perancis Louisiana membayar bidan sampai
1756 dan di tinjau dokter secara teratur untuk memeriksa kualitas praktek
mereka.
1600-1700:
Uskup di Gereja Inggris adalah yang pertama untuk mengatur kontrol atas kebidanan. Richard and Dorothy Wertz dalam bukunya the book Lying-In menyatakan:
Uskup di Gereja Inggris adalah yang pertama untuk mengatur kontrol atas kebidanan. Richard and Dorothy Wertz dalam bukunya the book Lying-In menyatakan:
14. Pada abad 17
dan sebelumnya, uskup Inggris adalah satu-satunya badan yang memiliki otoritas
publik untuk mengawasi kebidanan. Para uskup telah diinginkan untuk mencegah
sihir yang berhubungan dengan kelahiran dan untuk memastikan bahwa bidan setia
kepada ketetapan-ketetapan gereja dan negara tentang kelahiran, karena bidan
dapat membaptis bayi dalam keadaan darurat. Para uskup yang dibutuhkan sebelum
latihan awal bidan menerima lisensi Episkopal, yang melarang dia dari
pemungutan biaya secara paksa atau memasang tarif, melakukan aborsi, berlatih
sihir, atau menyembunyikan informasi tentang peristiwa kelahiran dari otoritas
sipil atau keagamaan. Lisensi tersebut juga dilarang bagi mereka yang menolak
untuk menolong perempuan miskin bersalin.
Karena pengaruh ini, lisensi sipil
dimulai pada koloni. Sekali lagi mengutip buku the book Lying-In :
Di koloni Amerika dimana pengaruh
Anglikan yang paling sangat dirasakan, seperti New York dan Virginia, lisensi
sipil bidan diperlukan. Pada 1716 New York City, lisensi diperlukan bidan dalam
suatu peraturan yang menggemakan lisensi Episkopal Inggris. Lisensi tersebut
berlaku ditempatkan bidan dalam peran sebagai hamba negara, penjaga tatanan
sosial dan sipil.
Saat itu Kepercayaan utama adalah
bahwa nyeri persalinan adalah hukuman wanita untuk dosa Hawa
Salah satu inovasi terbesar dalam pertolongan kelahiran
yang bermasalah adalah forsep.
Kelahiran yang bermasalah mungkin adalah nomor satu
penyebab kematian ibu melahirkan, sebelumnya ke 1600-an. Dengan penemuan
forsep, maka tingkat kelangsungan hidup ibu dan bayi saat melahirkan meningkat.
Forcep diciptakan oleh William Chaberlen, Penggunaan forsep benar-benar
dirintis oleh William Smellie (1697-1763), ia adalah seorang dokter kedokteran
keluarga di Skotlandia. Dia meninggalkan Skotlandia pada 1739 untuk
belajar di London dan Paris. Dia kembali ke London dan mendirikan sebuah
sekolah kebidanan.
Kebidanan pada saat itu masih penuh dengan takhayul dan sangat rahasia
(praktek dan pengetahuan tidak dibagi antara bidan saat ini). Bahkan dari
abad ke-14 sampai ke-17 banyak bidan dan dukun perempuan yang dituduh sebagai
penyihir dan diburu dan dieksekusi. Sekolah kebidanan Mr Smellie itu
menjadi sangat populer, itu mungkin karena itu adalah "penemuan" yang
sangat tepat waktu!
1697-1763:
William Smellie menawarkan perawatan gratis untuk perempuan miskin, sehingga dapata melahirkan secara klinis sebagai bahan materi mengajar, karena dia mempunyai sekolah kebidanan.
William Smellie menawarkan perawatan gratis untuk perempuan miskin, sehingga dapata melahirkan secara klinis sebagai bahan materi mengajar, karena dia mempunyai sekolah kebidanan.
1700: s keluarga kelas Atamulai mengandalkan dokter
pria sebagai pengasuh utama dalam apertoalongan persalinan
1739-1791:
Para kebidanan pertama bangsal di Inggris dibuka. Seseorang bisa menjadi dokter hanya dengan menghadiri proses kelahiran dan kemudian yang ditanyai.
Para kebidanan pertama bangsal di Inggris dibuka. Seseorang bisa menjadi dokter hanya dengan menghadiri proses kelahiran dan kemudian yang ditanyai.
1750-1880-an:
Dokter tidak mencuci tangan sebeluama melakukan tindakan dan mereka bergaul dengan infeksi dan mereka bisa saja tidak cuci tangan saat menolong melahirkan bayi padahal sebelumnya mereka melakukan otopsi pada jenasah dan itupun juga tidak mencuci tangan. Sehingga tingkat infeksi pada saat itu sangat tinggi.
Dokter tidak mencuci tangan sebeluama melakukan tindakan dan mereka bergaul dengan infeksi dan mereka bisa saja tidak cuci tangan saat menolong melahirkan bayi padahal sebelumnya mereka melakukan otopsi pada jenasah dan itupun juga tidak mencuci tangan. Sehingga tingkat infeksi pada saat itu sangat tinggi.
1765: Dr William Shippen membuka pelatihan formal
pertama bagi bidan.
1772: 20 persen wanita menderita demam nifas, hampir
semuanya meninggal. Penyebabnya diduga karena : kepadatan penduduk, bersalin.
1799: Dr Valentine Seaman memimpin
kursus untuk bidan di New York City. Sebuah kursus dalam anatomi dan kebidanan
dipimpin oleh Dr William Shippen di Philadelphia.
1816: The stetoskop pertama untuk
mendengarkan bunyi jantung janin eksternal diperkenalkan oleh Rene Laennec TH.
stetoskop tersebut Diadaptasia dan di modifikasi, yang disebut Pinard tanduk
dan fetoscopes, dan hingga saat ini banyak digunakan.
1817: Inggris berduka karena Putri
Charlotte meninggal lima jam setelah bersalin 50-jam dan mehaliarkan bayi yang
mati. Masyarakat menyalahkan dokternya, Dr Croft, yang kemudian bunuh diri.
Mulai dari situ dunia kebidanan menganjurkan kembalinya bidan perempuan. Oleh
karena itu dunia medis bereaksi dengan menganjurkan penggunaan afaorcep agar
persalainan bisa beralangsung dengan lebih cepat.
1848: Dr Walter Channing dari Boston pertama kali
menggunakan eter untuk melahirkan.
1853: Ratu Victoria dari Inggris memuji
"kebajikan" untuk menerima kloroform selama kelahiran bayi
ketujuhnya. Menerima choloroform saat melahirkan menjadi simbol status saat
itu.
1860: Louis Pasteur menemukan bakteri dan kurangnya
tindakan mencuci tanganadalah penyebab utama dari demam nifas. Siswa untuk
menggosok tangan mereka di kapur klorida sebelum melakukan kontak dengan
pasien. bidan telah mengamati hubungan antara sanitasi dan ribuan kematian ibu
tahun sebelumnya untuk saat ini.
1894: klinik pertama caesar (SC) adi buka di Boston.
1898: Agustus Karl Gustav Bier (24 November
1861, - 12 Maret 1949) adalah seorang dokater ahli bedah di Jerman
yang menyuntik kokain ke tulang belakang asisten nya saat melahirkan (ini
adalah awal ditemukannya epidural). Ini membuat tubuh mati rasa, tetapi
keesokan harinya pasiena tersebut bangun dengan muntah yang mengerikan dan
sakit kepala.
1900: Keterlibatan Pemerintah dalam asuhan kesehatan
maternitas dimulai pada awal 1900-an. Para wanita Amerika kelas menengah
melahirkan dan dihadiri oleh bidan, banyak imigran dari Eropa membawa bidan
mereka sendiri dengan mereka dan menetap di kota besar. Sampai akhir 1920 ini
bidan menghadiri 20-40 persen dari semua kelahiran di pertengahan Atlantik
kota. Dalam beberapa kasus, ini berarti mereka berlatih secara ilegal. Kurang
dari 5 persen wanita melahirkan di rumah sakit.
1902-1960-an:
Skopolamin, yang menyebabkan amnesia, digunakan selama persalinan.
Skopolamin, yang menyebabkan amnesia, digunakan selama persalinan.
1910: Laporan Flexner mengungkapkan bahwa 90 persen
dokter tanpa pendidikan tinggi. Yayasan Carnegie untuk Kemajuan Pengajaran
menerbitkan laporan kritis Abraham Flexner pada pendidikan medis di Amerika
Utara. Flexner menyatakan bahwa kebidanan dibuat "pertunjukan yang paling
buruk."
1914: New England Twilight Sleep
Association ini didirikan untuk memaksa rumah sakit untuk menetapkan prosedur.
perempuan Kelas atas membentuk Twilight Sleep Societies, dan itu menjadi tanda
keunggulan jika menggunakannya saat melahirkan. Twilight Sleep adalah kombinasi
dari morfin, untuk menghilangkan rasa sakit, dan skopolamin, sebuah amnesia
yang menyebabkan perempuan tidak memiliki kenangan saat melahirkan. perempuan
Kelas atas awalnya menyambut ini sebagai simbol kemajuan medis, meskipun efek
negatifnya kemudian dipublikasikan.
1914-an 1960-an: Pengekangan pada
pergelangan kaki dan pergelangan tangandigunakan untuk menjaga perempuan dari
melukai diri mereka di bawah pengaruh Twilight Sleep.
1915: Sebuah makalah oleh Joseph
DeLee in the Association for the Study and Prevention of Infant
Mortality menjelaskan bahwa
melahirkan sebagai proses patologis. Dia menyatakan bahwa melahirkan bukan
fungsi normal dan bahwa bidan tidak memiliki tempat dalam menoaloang ibu
melahirkan.
1915-1929:
Kematian bayi dari cedera akibat kelahiran meningkat sebesar 40-50 persen. Antara 30-50% wanita melahirkan di rumah sakit pada tahun 1921.
Kematian bayi dari cedera akibat kelahiran meningkat sebesar 40-50 persen. Antara 30-50% wanita melahirkan di rumah sakit pada tahun 1921.
1920: Forceps digunakan di 30 persen
kelahiran. Buku teks kebidanan yang paling sering digunakan, oleh Dr Joseph
DeLee, menyatakan bahwa melahirkan adalah proses patologis. Sedikit upaya untuk
mencegah masalah, ia mengusulkan bahwa pengasuh (bidan atau dokter) harus
melakukan intervensi rutin. Dia menyarankan bahwa ibu bersalin jika tenang pada
awal tenaga kerja, memungkinkan leher rahim membesar, memberikan eter selama
tahap mendorong atau mengejan, memotong episiotomi, melahirkan bayi dengan
forceps, ekstrak plasenta, memberikan obat untuk merangsang rahim berkontraksi,
dan perbaikan episiotomi itu. Karena dokter kandungan diAmerika, merawat ibu
bersalin melalui penggunaan intervensi rutin sebagai cara untuk mengendalikan
jalannya persalinan. Hal ini menyebabkan setiap wanita dalam persalinan
ditangani dengan cara ini. Untuk sebagian besar Amerika, paradigma medis dalam
persalinan yang diwariskan dari Dr DeLee masih dilakukan hingga sekarang,
demikian halnya di Indonesia karena di Indonesia masiha mengacu ake tehnologi
Barat.
1920: persalinan harus dilakukan di
Rumah Sakit dan di tangani oleh petugas perempuan terlatih.
1921: The Sheppard-Tower menyediakan
dana untuk melatih orang untuk mencari cara untuk meningkatkan kesehatan ibu
dan anak. 30-50 persen wanita melahirkan di rumah sakit.
1930: The American Board of
Obstetricians dan Ginekologi didirikan. Dokter kandungan berusaha untuk
mencapai dominasi atas spesialis non dokter, seperti bidan. Perawat-bidan
muncul, berasal dari profesi keperawatan bukan kebidanan. Penekananmereka
adalah pada membantu dokter dalam profesi mereka.
1933: Kematian ibu adalah 58,1
kematian per 100.000. Kematian ibu tidak menurun antara 1915 dan 1930 meskipun
wanita melahirkan ke rumah sakit, peningkatan perawatan kehamilan, dan teknik
melahirkan yang lebih baik seperti yang dilaporkan oleh the White House
Conference on Child Health.
1935: 37 persen kelahiran terjadi di
rumah sakit.
1938: Twilight Sleep digunakan dalam
semua kelahiran rumah sakit.
1939: 50 persen dari semua wanita
(75 persen dari semua wanita perkotaan) melahirkan di rumah sakit.
1940: 95 persen Twilight Sleep. Ini
dosis berat narkotika dan amnesia sepenuhnya lumpuh perempuan yang melahirkan
dan menyebabkan perempuan kehilangan kontrol. Kematian ibu adalah 47 kematian
per 1.000.
1944: Dr Grantley Dick-Reed menulis
Melahirkan tanpa Rasa Takut.
1950: 88 persen kelahiran terjadi di rumah sakit.
Kematian ibu adalah 29,2 kematian per 100.000. Forceps digunakan 75 persen dari
waktu.
1953: Dr Fernand Lamaze menerbitkan
temuan tentang persalinan dan melahirkan di Rusia. Karyanya membantu membawa
ayah kembali ke ruang kelahiran.
1955: American College of Bidan
Perawat (ACNM) dibentuk.
1956: La Leche League didirikan.
1958: Dr Robert Bradley
memperkenalkan suami menjadi pemandu dan pendamping itu yang melahirkan normal
1957: Buku Dr Lamaze oleh Marjorie
Karmel diterbitkan
1960: Marjorie Karmel dan salah satu
pengagum bukunya, Elisabeth Bing, asisten profesor klinis di New York Medical
College, dibentuk American Society for Psychoprophylaxis dalam Obstetri (lebih
dikenal sebagai ASPO / Lamaze), untuk mengajar kelas persalinan. 97 persen
kelahiran terjadi di rumah sakit. Kematian ibu adalah 26 kematian per 1.000.
Pemantauan janin terus menerus elektronik diperkenalkan.
1963: International Childbirth
Education Association (ICEA) didirikan.
1968: pemantauan janin elektronik
kontinyu diperkenalkan, hanya digunakan pada 5-10 persen perempuan, mereka yang
dianggap "risiko tinggi."
1971: The Farm, sebuah komune hippie
di Tennessee, didirikan oleh Stephen dan Ina Mei Gaskin, ibu kebidanan modern.
Pusat Kelahiran Santa Cruz dimulai.
1975: Kurang dari 1 persen kelahiran
dibantu oleh bidan. Kematian ibu adalah 16,1 kematian per 100.000. 20 persen
wanita Amerika memilih untuk memiliki epidural.
1976: Divisi Keperawatan mulai
mendanai perawat-bidan program pendidikan. 5 persen tingkat Caesar.
1977: homebirth Informasi (IH)
didirikan oleh Rahima Baldwin Dancy sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
informasi tentang cara mempersiapkan persalinan yang aman di rumah. Para
pendidik program pelatihan melahirkan dikembangkan pada tahun 1978.
1979: Penelitian pertama dilakukan
pada anestesi persalinan, termasuk penggunaan Demerol.
1980: 98,9 persen kelahiran terjadi di rumah sakit.
ACNM mengembangkan pedoman untuk membangun "alternatif" layanan
persalinan.. Kematian ibu adalah 12,6 kematian per 100.000. American Academy of
Family Physicians (AAFP) menentang perawat kebidanan dan mengeluarkan
pernyataan resmi mengenai hal tersebut. AAFP menyatakan keyakinan bahwa semua
perawat-bidan harus bekerja nonindependently dan bahwa semua pembayaran harus
melalui dokter.
1982: Aliansi Bidan Amerika Utara
(MANA) dimulai. Sepertiga dari anggota-anggotanya CNMS, dan sisanya adalah
jenis lain dari bidan. 16 persen dari semua kelahiran terjadi pada hari Sabtu
dan 16,6 persen kelahiran terjadi pada hari Minggu.
1985: Kematian ibu adalah 10,6
kematian per 100.000. 6,8 persen bayi dilahirkan dengan berat badan lahir
rendah (di bawah 2.500 g). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan
bahwa tingkat bedah caesar tidak harus lebih tinggi dari 10-15 persen.
1988: tingkat Caesar25 persen.
1989: Forceps digunakan di 5,5
persen kelahiran. VBAC tingkat 18,9 persen; tingkat induksi 9 persen. 47,7
persen wanita menerima setidaknya satu USG selama kehamilan. 8 persen tingkat
Pemantauan berkelanjutan Elektronik janin. 9,4 persen kelahiran terjadi sebelum
usia kehamilan
1992: Forceps digunakan 10 persen. Doula
Amerika Utara (DONA) didirikan untuk melegitimasi manfaat dari dukun bayi &
dukun beranak.
1992-1999: Sejumlah organisasi yang
didirikan untuk melatih dan sertifikasi pendidik melahirkan independen dan
doula.
1994: 94,5 persen kelahiran terjadi
di rumah sakit. tingkat induksi 14,7 persen dan 85 persen tingkat EFM terus
menerus..
1995: tingkat Caesar21 persen.
Kematian ibu adalah 7,6 kematian per 100.000.
1998: tingkat induksi 19,4 persen
1998: Tingkat bidan-yang mendampingi
kelahiran meningkat, menunjukkan peningkatan 45 persen sejak 1982. Tingkat
bidan yang-mendampingi kelahiran rumah sakit naik bahkan lebih tajam, meningkat
1.000 persen sejak tahun 1975.
1999: tingkat forsep 6 persen. Tingkat VBAC menurun
setelah ACOG mengeluarkan pedoman baru bagi dokter dan rumah sakit menghadiri
VBACs, sehingga unrealitistic untuk salah satu dari mereka untuk mendukung
VABCs, baik secara finansial maupun dalam praktek. Dr Marsden Wagner (mantan
direktur Perempuan dan Kesehatan Anak di WHO) mencatat bahwa ACOG "tidak
memiliki data untuk mendukung itu [tahun 1999 rekomendasi VBAC], tidak ada
penelitian yang menunjukkan peningkatan angka kematian ibu atau mortalitas
perinatal yang berhubungan dengan karakteristik lembaga atau ketersediaan
dokter. "
2000: Kematian ibu 6,9 kematian per
100.000. Banyak yang kecewa dari ACOG dan dokter kandungan dan rumah sakit,
temuan pada studi menunjukkan bahwa kelahiran di rumah dengan bidan yang
berkualitas lebih aman daripada dibantu aoleh dokater kandungan di rumah sakit.
2001: 11,9 persen kelahiran terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu. VBAC meningkat 16,4 persen
2002: 26,1 persen tingkat bedah
caesar. 20,6 persen induksi. 85 persen tingkat EFM Kontinyu , 91,3 persen
kelahiran terjadi di rumah sakit. Kematian ibu adalah 7,1 kematian per 1.000.
7,8 persen bayi dilahirkan dengan berat badan lahir rendah (di bawah 2.500 g).
12,1 persen kelahiran terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu. 51 persen
kelahiran terjadi antara 37-41 minggu kehamilan. 6,7 persen terjadi pada atau di
luar 42 minggu kehamilan. 12,6 persen tingkat VBAC. Bidan menghadiri 8,1 persen
dari semua kelahiran (94,6 persen dihadiri CNM). 83,7 persen perempuan menerima
perawatan prenatal. Dari semua out-of-rumah sakit kelahiran, 65 persen terjadi
di rumah dan 27 persen terjadi di pusat kelahiran yang berdiri bebas. 68 persen
wanita hamil menerima setidaknya satu USG selama kehamilan.
2003: tingkat Caesar 26,1 persen. 11
persen kelahiran vagina yang dihadiri oleh bidan perawat bersertifikat. AS
menempati urutan 41 dari 60 negara di kematian bayi.
2004: Kematian ibu adalah 7 kematian
per 100.000
2005: WHO dan UNICEF menyatakan AS
menduduki peringkat ke-34 di duniapada kematian ibu.
2006: Ibu yang melahirkan dengan
induksi 22 persen.
2007: tingkat kejadian Sc meningkat
menjadi 31,8 persen ini berarti telah meningkat lebih dari 50 persen sejak
1996.
American College of Obstetricians dan
Gynecologists (ACOG) menegaskan kembali oposisinya terhadap kelahiran di rumah.
. . . ACOG mengakui hak perempuan untuk membuat keputusan mengenai persalinan
dan memilikia kebebasan untuk memilih penyedia layanan kesehatan, tapi ACOG
tidak mendukung program yang menganjurkan, atau individu yang menyediakan,
kelahiran di rumah. Keputusan melahirkan tidak harus ditentukan atau
dipengaruhi oleh apapun termasuk trend.
2009: Amerika menempati urutan ke-45
dalam peringkat Kematian Bayi. ACOG merevisi pedoman pada pemantauan janin
elektronik, Menurut Dr George A. Macones, yang memimpin pengembangan di ACOG:
Sejak tahun 1980, penggunaan EFM
telah tumbuh secara dramatis, dari yang digunakan pada 45% wanita hamil hingga
85% pada tahun 2002, Meskipun EFM adalah prosedur kebidanan yang paling umum,
sayangnya hal ini belum mengurangi kematian perinatal atau risiko cerebral
palsy. Bahkan, tingkat cerebral palsy tetap sama sejak Perang Dunia II walaupun
pemantauan janin dan semua kemajuan kami dalam perawatan dan intervensi. "
Di revisi lain ACOG, mereka
menyatakan bahwa induksi elektif sebaiknya tidak dilakukan sebelum usia
kehamilan 39 minggu, dan dokter yang mampu melakukan operasi caesar yang harus
siap tersedia setiap waktu induksi digunakan jika induksi tidak berhasil ketika
melahirkan melalui vagina.
sejarah persalinan di Amerika. Tentu
saja beda lagia dengan sejarah kebidanan di Indonesia. Namun dari sejarah ini
kita bisa tahu bagaimana perkembangannya.
Semoga bermanfaat
Salam hangat
Bidan Kita
Referensi:
- The Editors of Time-Life Books.
(1998, Nov.). Events that Shaped the Century. Time Life.
- Rooks, J P. (1999).
Midwifery and Childbirth in America. Philadelphia, PA: Temple
University Press
- Starr, Paul. (1984). The Social
Transformation of American Medicine. New York, NY:
- Basic Books.History of Childbirth in America U.S.
News and World Report. (1973). 200 Years: A Bicentennial Illustrated History of
the United States.
- Dorothy C. Wertz (Author)., Lying-In: A History of
Childbirth in America. 1989 New Haven, CT: Yale University Press.
- Evans, J., “Induction rate doubled in the U.S. from
1990 to 1998“. J. Reprod. Med. 47[2]:120-24, 2002. Retrieved from
http://findarticles.com/p/articles/mi_m0CYD/is_9_37/ai_85591457/?tag=content;col1
- National Vital Statistics Report, Volume 52, Number
10 . Births: Final Data for 2002. Retrieved from
http://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr/nvsr52/nvsr52_10.pdf
- National Vital Statistics Report, Volume 57, Number
12 . Births: Preliminary Data for 2007. Retrieved from http://www.cdc.gov/nchs/data/nvsr/nvsr57/nvsr57_12.pdf
- Rooks, J P (1997), Midwifery
& Childbirth in America. Philadelphia, PA: Temple University Press
- Cassidy, T., Taking Great
Pains. Retrieved from
http://wondertime.go.com/learning/article/childbirth-pain-relief.html
- CIA World Factbook, Country Comparison: Infant
mortality rate. Retrieved from
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/rankorder/2091rank.html
- United States, Central
Intelligence Agency. The 2003 CIA World Factbook
- UNICEF (United Nations Children’s
Fund). 2005. WHO/UNICEF/UNFPA/The World Bank
- Estimates of Maternal Mortality 2005.
Retrieved from http://www.childinfo.org/maternal_mortality_countrydata.php
- World Health Organization.
“Appropriate technology for birth”. Lancet 1985; 2: 436-7.
- Johnson, KC, Outcomes of planned
home births with certified professional midwives: large
- prospective study in North
America” BMJ 2005;330:1416 (18 June). Retrieved from
http://www.bmj.com/cgi/content/full/330/7505/1416
- ACOG Statement on Home Births,
February 6, 2008. Retrieved from
http://www.acog.org/from_home/publications/press_releases/nr02-06-08-2.cfm
- Wall, E., Roberts, R., Deutchman,
M., Hueston, W., Atwood, LA., Ireland, B., “Trial of Labor
-
After Cesarean (TOLAC), Formerly
Trial of Labor Versus Elective Repeat Cesarean Section for the Woman
With a
Previous Cesarean Section.” AAFP Policy Action March 2005. Retrieved
from
http://www.aafp.org/online/etc/medialib/aafp_org/documents/clinical/clin_recs/tolacpolicy.Par.0001.File.dat/clinicalrec_tolac.pdf
- Wagner, M., “What Every Midwife
Should Know About ACOG and VBAC: Critique of ACOG
- Practice Bulletin No. 5, July 1999, “Vaginal Birth
After Previous Cesarean Section”. Retrieved from
http://www.midwiferytoday.com/articles/acog.asp
- ACOG, “ACOG Issues Revision of
Labor Induction Guidelines”. Obstetrics & Gynecology,
- Practice Bulletin #107, “Induction
of Labor,” August 2009. Retrieved from
http://www.acog.org/from_home/publications/press_releases/nr07-21-09.cfm
- ACOG, “Recommendations Relax on
Liquid Intake during Labor”. Obstetrics & Gynecology,
- Committee Opinion #441, “Oral
Intake during Labor,” September 2009. Retrieved from
http://www.acog.org/from_home/publications/press_releases/nr08-21-09-2.cfm
- Banks, A C (1999). Birth Chairs,
Midwives and Medicine, Lanham, MD:University Press
- Cutter, IS., Viets, HR. (1964), A Short History of
Midwifery, Philadelphia, PA:W. B. SaundersCompany
- Dewhurst, J (1980), Royal
Confinements, London, UK:Weidenfeld and Nicolson
- Eccles, A (1982), Obstetrics and
Gynaecology in Tudor and Stuart England, London, UK: Croom Helm
- Gelis, J (1991), History of Childbirth: Fertility,
Pregnancy and Birth in Early Modern Europe, Boston, MA: Northeastern University
Press
- Green, MH. (2002), The Trotula: A Medieval
Compendium of Women’s Medicine, Philadelphia, PA: University of Pennsylvania
Press
- Musacchio, JM (1999), The Art and Ritual of
Childbirth in Renaissance Italy, New Haven, CT:Yale University Press
- Sharp, J (1999), Midwives Book: Or the Whole Art of
Midwifery Discovered, New York, NY: Oxford University Press
Tag :
MAKALAH KESEHATAN
0 Komentar untuk "Makalah Kesehatan Tentang Asuhan Sayang Sbu dan Posisi Meneran"