Blog Dunia Pendidikan

CONTOH MAKALAH PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAB II


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Kajian Pustaka
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Pemahaman seorang guru terhadap pengertian pembelajaran akan sangat mempengaruhi cara guru itu mengajar
Menurut Oemar Hamalik (2005) bahwa komponen-komponen yang harus terkandung dalam pengembangan pembelajaran, yaitu :
“(1)perilaku terminal, (2) kondisi-kondisi dan (3) standar ukuran. Hal senada dikemukakan Mager (Hamzah B. Uno, 2008) bahwa tujuan pembelajaran sebaiknya mencakup tiga komponen utama, yaitu: (1) menyatakan apa yang seharusnya dapat dikerjakan siswa selama belajar dan kemampuan apa yang harus dikuasainya pada akhir pelajaran; (2) perlu dinyatakan kondisi dan hambatan yang ada pada saat mendemonstrasikan perilaku tersebut; dan (3) perlu ada petunjuk yang jelas tentang standar penampilan minimum yang dapat diterima”

Menurut Novi Resmini (2012) Prinsip-Prinsip Dasar Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu:
1. Prinsip humanisme
Wawasan yang terkandung dalam humanisme, meliputi :
a. Fitrah manusia pada dasarnya memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu.
b. Dalam berprilaku, manusia selalu dilandasi motif dan minat tertentu.
c. Manusia memiliki kekhasan secara individu, disamping juga memiliki kesamaan dengan manusia lain.
2. Prinsip progresivme

a. Dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan setiap individu tidak bersifat mekanistis tetapi memerluka daya kretaifitas.
b. Ada kalanya dalam proses belajar siswa tidak jarang dihadapkan pada masalah yang memerlukan cara pemecahan yang baru
3. Prinsip rekontruksionisme
Sejalan dengan wawasan di atas prinsip rekontruksionisme menganggap bahwa proses belajar disikapi sebagai kretifitas dalam menata serta menghubungkan pengalaman dan pengetahuan hingga membentuk suatu keutuhan.

Dalam Depdikbud, : 1994:10) Pembentukan kompetensi komunikasi harus didukung oleh empat kompetensi lain, yakni
“kompetensi gramatika, sosiolinguistik, kewacanaan, dan srategi komunikasi. Dalam upaya pencapaian kompetensi komunikatif, bahan pembelajaran ditata secara tematis dengan KBM yang bersifat integratif. Dengan bahan yang berancangan tematis, titik tolak pembelajaran adalah tema. Tema ini merupakan payung pemersatu pembelajaran dan bukanlah tujuan melainkan sarana penersatu kegiatam berbahasa”


B.     Pembahasan
1.      Prinsif Pengembangan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Usia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi wawasan ini terhadap kegiatan pengajaran bahasa Indonesia adalah  guru bukan merupakan satu-satunya sumber informasi, siswa disikapi sebagai subyek belajar yang secara kreatif mampu menemukan pemahaman sendiri, dalam proses belajar mengajar guru lebih banyak bertindak sebagai model, teman pendamping, pemotivasi, fasilitator, dan aktor yang juga bertindak sebagai pebelajar.

Perilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu. Implikasi dari wawasan tersebut dalam kegiatan pengajaran bahasa Indonesia adalah, isi pembelajaran harus memiliki kegunaan bagi pebelajar secara aktual,   dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari manfaat penguasaan isi pembelajaran bagi kehidupannya,   isi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan, pengalaman, dan pengetahuan pebelajar
Manusia selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pengajaran bahasa Indonesia adalah   layanan pembelajaran selain bersifat klasikal dan kelompok juga bersifat individual, pebelajar selain ada yang dapat menguasai materi pembelajaran
secara cepat juga ada yang menguasai isi pembelajaran secara lambat, dan  pebelajar perlu disikapi sebagai subyek yang unik, baik menyangkut proses merasa, berpikir, dan karakteristik individual sebagai hasil bentukan lingkungan keluarga, teman bermain, maupun lingkungan kehidupan sosial masyarakatnya.
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan melalui kreativitas ini berkembang secara berkesinambungan. Pemahaman kosa kata misalnya, akan membentuk keterampilan menyusun kalimat.  Dalam proses belajarnya siswa seringkali dihadapkan pada masalah yang memerlukan pemecahan secara baru. Dalam memecahkan masalah tersebut siswa perlu menyaring dan menyusun ulang pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya secara coba-coba atau hipotesis.  Sejalan dengan wawasan di atas, prinsip konstruksionisme menganggap bahwa proses belajar disikapi sebagai kreativitas dalam menata serta menghubungkan pengalaman dan pengetahuan hingga membentuk suatu keutuhan. Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar, landasan pembelajaran bahasa Indonesia ditelusuri melalui landasan formal berupa kurikulum,   landasan   filosofis-ideal   berupa wawasan teoritik-konseptual, dan landasan operasional berupa buku teks bahasa Indonesia.
a)      Landasan Formal
b)      Landasan Teoritik-Konseptual
c)      Landasan Operasional
Selain pemamaparan diatas, proses pemahamannya dipandu oleh hasil belajar dan indikator pencapaiaan hasil belajar yang ditafsirkan cocok digunakan sebagai landasan penjabaran butir pembelajaran. Berusaha membangkitkan pengalaman serta pengetahuan yang relevan dengan butir pembelajaran tersebut, mempelajari buku tentang membaca, bertanya kepada orang lain atau teman sejawat dan berdiskusi dengannya. Ketika menggambarkan perihal yang berhubungan dengan membaca teks bacaan dan memahami isinya, tergambar berbagai kemungkinan yang bisa dipilih. Dalam hal ini guru hanya memfokuskan perhatian pada jabaran yang  sesuai dengan tingkat pengalaman dan pengetahuan siswa baik yang diperoleh di dalam kelas maupun kehidupan sehari-harinya, memiliki kesatuan hubungan dan menjanjikan terbuahkannya pemahaman secara utuh, dan memiliki hubungan dengan aktivitas kehidupan siswa sehingga jabaran yang dipilih benar-benar terhayati dan membuahkan pengalaman dan pemahaman yang terkembangkan secara terus menerus.
Menggambarkan bahan ajar yang mesti dipersiapkan untuk keperluan pembelajaran di kelas, bentuk KBM yang membuahkan pemahaman, penghayatan, pengalaman, internalisasi, dengan menyesuaikan alokasi
waktu bila dihubungkan dengan rentetan pertemuan sebelum dan sesudahnya.
Melihat dari apa yang dilakukan guru di atas, dapat diperoleh gambaran bahwa ketika guru akan melakukan pembelajaran dia harus  memiliki pengalaman dan pengetahuan menyangkut butir pembelajaran yang akan dianalisis, mampu menggambarkan pengalaman dan pengetahuannya dalam bentuk-bentuk situasi konkret sesuai dengan “dunia pengalaman, pengetahuan, dan kehidupan sehari-hari siswa”.
Proses pembelajaran yang dilakukan dinyatakan memuat gambaran wawasan whole language bila  hasil belajar tentang bunyi, kosakata, struktur, sastra, mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis memiliki kesinambungan dan keterpaduan, siswa mempelajari bahasa dalam konteks pemakaian baik secara lisan maupun tulis, siswa mempelajari bahasa sesuai dengan keragaman fungsi dan pemakaian, proses kreatif anak dalam berbahasa lebih mendapatkan perhatian dibandingkan pemahaman ihwal kebahasaan, dan guru mengadakan evaluasi proses dan hasil secara integratif dengan menggunakan berbagai data sebagai sumber dan bahan penilaian. Kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam konteks yang seutuhnya. Dalam pendekatan komunikatif pembelajar berperan sebagai negosiator antara dirinya dengan temannya, atau dengan objek yang dipelajari. Pembelajar harus aktif berinisiatif melakukan kegiatan komunikasi. Untuk keperluan ini seringkali disediakan teks, aturan atau kaidah gramatika tidak dibahas secara eksplisit, pengaturan tempat duduk seringkali bersifat inkonvensional, pembelajar diharapkan lebih banyak berinteraksi dengan pembelajar lain, dan kesalahan yang tidak menganggu komunikasi ditolerir.

2.      Implikasi Landasan Dan Prinsip Pembelajaran Terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia
Kegiatan belajar mengajar (KBM) bahasa Indonesia harus mengacu pada prinsip-prinsip praktik pembelajaran untuk mengembangkan kompetensi peserta didik secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki, kebutuhan peserta didik, keadaan sekolah, dan tuntutan kehidupan di masa depan. Dengan demikian, guru mampu mengembangkan gagasan tentang strategi mengajar yang sesuai dengan standar yang diharapkan dengan materi ajar yang aktual.
Strategi pelaksanaan kurikulum adalah cara bagaimana melaksanakan kurikulum sebagai program belajar sehingga program tersebut dapat mengarahkan peserta didik pada pencapaian tujuandan kompetensi yang telah ditetapkan.
pembelajaran bahasa Indonesia  Pembelajaran bahasa mengacu padapendekatan whole language, sehingga dalam implementasinya digunakan penekatan integratif. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia berdasarkan konsep integratif mengacu pada pengembangan dan penyajian materi pelajaran bahasa secara  terpadu. Didasarkan pada pendekatan pengajaran bahasa yang berwawasan whole language, maka pembelajaran bahsa Indonesia harus memilki keterpaduan antara pembelajaran komponen kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan,  isi pembelajaran dengan pengetahuan dan pengalaman siswa, perolehan pengalaman belajar siswa dengan kenyataan penggunaan bahasa sesuai dengan aktivitas penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupannya.
Ada beberapa kondisi belajar yang bahsa Indonesia yang sesuai dengan pandangan konstruksivisme antara lain sebagai berikut: Diskusi atau curah pendapat yang menyediakan kesempatan agar semua siswa mengemukakan pendapat dan gagasannya,  Demonstrasi dan peragaan praktik keterampilan berbahasa, Kegiatan praktis lain yang member peluang kepada siswa untuk mempertanyakan, memodifikasi, dan mempertajam gagasannya.
Pendekatan komunikatif dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi (yang selanjutnya disebut kompetensi komunikasi), yaitu kemampuan menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dalam konteks yang seutuhnya.
Pendekatan komunikatif yang digunakan dalam KBM mengikuti pandangan bahwa bahasa pada hakikatnya adalah alat komunikasi atau alat interaksi sosial. Dalam rambu-rambu pembelajaran, antara lain dikemukakan:  Belajar bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulis, pembelajaran kebahasaan ditujukan untuk meningkatkan pemahaman dan pengguanaan bahasa Indonesia, bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi digunakan untuk bermacam-macam fungsi sesuai dengan apa yang ingin dikomunikasikan
Iklan 655 x 60
0 Komentar untuk "CONTOH MAKALAH PRINSIP-PRINSIP DASAR PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAB II"

Back To Top