G.
Kajian
Pustaka
1.
Media
Pembelajaran
a.
Pengertian
Media Pembelajaran
Media merupakan sebuah alat atau
saluran komunikasi. Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk
jamak dari medium. Secara harfiah
media berarti perantara, yaitu perantara antara sumber pesan (a scource) dengan penerima pesan (a recevier). Sementara itu, Gagne dan
Briggs (dalam Arsyad, 2013, hlm. 4) secara emplisit menyatakan bahwa:
“Media pembelajaran meliputi alat yang
secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri
dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder,
film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer”.
Sedangkan
Miarso (dalam Indriana, 2011, hlm. 14) menyatakan bahwa “media merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian, dan kemamuan siswa untuk belajar”. Indriana
(2011, hlm. 16) menyatakan bahwa “media pengajaran adalah semua bahan dan alat
fisik yang mungkin digunakan untuk mengimplementasikan pengajaran dan
memfasilitasi prestasi siswa terhadap sasaran atau tujuan pengajaran”.
Dari
pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan
segala sesuatu baik itu berupa alat fisik atau bahan yang memfasilitasi
sekaligus sebagai jembatan seorang guru untuk menyampaikan materi pembelajaran
sehingga dapat diterima dan dipahami dengan baik serta hasil belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
b.
Jenis-jenis
Media Pembelajaran
Pada zaman sekarang ini banyak
sekali media praktis tinggal pakai yang tersedia di pasaran, dari media yang
sederhana hingga media yang lebih kompleks atau canggih. Namun untuk
mendapatkan media tersebut membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan tidak
menutup kemungkinan sulit untuk digunakan karena memerlukan panduan penggunaan
dan latihan terlebih dahulu sebelum media pembelajaran tersebut digunakan di
kelas. Berbeda dengan media pembelajaran yang langsung dibuat oleh guru selain
mudah digunakan juga dapat disesuaikan dengan materi pembelajaran. Sejalan dengan pandangan tersebut Hermawan
dkk (2007, hlm. 21) mengkatagorikan media menjadi:
1.
Media by utilization merupakan media
yang terdapat di pasaran dan tinggal pakai. jenis media ini mencakup media yang
tidak dengan sengaja dirancang untuk kepentingan pembelajaran namun bisa
dimanfaatkan untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran.
2.
Media by design merupakan media
yang dengan sengaja dirancang dan dipersiapkan sesuai dengan tuntutan
kompetensi/tujuan pembelajaran.
Guru yang kreatif tentu saja dapat membuat
media pembelajaran sendiri yang disesuaikan dengan kompetensi, tujuan
pembelajaran dan karakteristik siswa. Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada
yang tersedia dilingkungan dan tanpa harus mengeluarkan biaya yang mahal guru
bisa membuat media pembelajaran yang inovatif yang dapat menumbuhkan minat
siswa untuk belajar. Selain dapat meminimalisir keuangan penggunaannya pun
lebih mudah karena media tersebut dibuat langsung oleh guru.
Ada beberapa prinsip umum dalam
pembuatan media pembelajaran menurut Aqib (2014, hlm. 52).
“(1)
mudah dilihat (Visible); (2) menarik (Interesting); (3) sederhana (Simple); (4)
bermanfaat bagi pelajar (Useful); (5) benar dan tepat sasaran (Accurate); (6)
sah dan masuk akal (Legitimate); (7) tersusun secara baik atau runtut
(Structured) ”
Lebih
lanjut, Hermawan dkk (2007, hlm. 22) mengkelompokan media pembelajaran menjadi
beberapa jenis, diantaranya:
1.
Media
Visual
Media
visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indera
penglihatan. Media visual ini tersiri atas media yang dapat diproyeksikan (projected visual) dan media yang tidak
dapat diproyeksikan (non- projected
visual).
a.
Media
visual yang dapat diproyeksikan (projected
visual)
Media
visual yang dapat diproyeksikan apada dasarnya adalah media yang menggunakan
alat proyeksi (projector) sehingga gambar atau tulisan nampak pada layar
(screen). Media proyeksi ini bisa berbentuk media proyeksi diam (still pictures) seperti; opaque projector, slide projector, dan
overhead projector, dan media
proyeksi gerak (motion pictures)
seperti; filmstrips, flim, dan LCD.
b.
Media
visual yang tidak dapat diproyeksikan (non-
projected visual)
Jenis
media visual yang tidak dapat diproyeksikan ini mencakup:
a)
Gambar
fotografik
Gambar
fotografik ini seperti fotografik ini termasuk kedalam gambar diam atau mati (still pictures), misalnya gambar
tentang manusia, binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan
isi atau bahan pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa.
Media gambar fotografik ini
meruapakn media pandang atau media visual berupa gambar diam yang dapat meraik
perhaitian siswa dan dapat mengembangkan daya imaginatif siswa sehingga hasil
belajarnya pun sesuai dengan apa yang diharapkan.
b)
Grafis
Media
grafis ini merupakan media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang
dirancang khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran. Cukup banyak media
grafis ini, namun yang sering dipergunakan dalam kegiatan pembelajaran
diantaranya: grafik, bagan, diagram, poster, kartun atau karikatur, dan komik.
c)
Media
tiga dimensi
Media
tiga dimensi merupakan media realia yaitu media visual yang berfungsi untuk
memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa.
2.
Media
Audio
Media
audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat
didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan para
siswa untuk mempelajarai bahan ajar.
3.
Media
Audio-Visual
Media
audio-visual merupakan kombinasi audio dan visual atau dapat disebut dengan
media pandang-dengar.
c.
Manfaat
Media Pembelajaran
Beberapa manfaat dari media
pembelajaran menurut Hermawan, dkk (2007, hlm. 11-12) antara lain:
1.
Membuat
konkret konsep-konsep yang abstrak. Konsep-konsep yang masih dirasakan bersifat
abstrak dan sulit dijelaskan secara langsung kepada siswa bisa dikonkretkan
atau disederhanakan melalui pemanfaatan media pembelajaran.
Manfaat dari media pembelajaran
membuat konkret konsep-konsep yang bersifat abstrak ataupun kosep yang sulit
dimengerti oleh siswa jika hanya diutarakan secara verbal saja, sangat sesuai
dengan karakteristik siswa kelas II yang cara berpikirnya masih konkret dan
belum memahami konsep yang sifatnya abstrak.
2.
Menghadirkan
objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat ke dalam lingkungan
belajar.
3.
Menampilkan
objek yang terlalu besar atau kecil.
4.
Memperlihatkan
gerakan yang terlalu cepat atau lambat.
Selain
manfaat yang telah disebutkan diatas, masih banyak lagi manfaat media
pembelajaran yang lainnya, yaitu:
1.
Memungkinkan
siswa berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya.
2.
Memungkinkan
adanya keseragaman pengamatan atau persepsi belajar pada masing-masing siswa.
3.
Membangkitkan
motivasi belajar siswa.
4.
Menyajikan
informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun disimpan menurut
kebutuhan.
5.
Menyajikan
pesan atau informasi belajar secara serempak kepada siswa.
6.
Mengatasi
keterbatasan waktu dan ruang.
7.
Mengontrol
arah dan kecepatan belajaran siswa.
Bebagai manfaat yang telah paparkan
tentunya untuk memfasilitasi sekaligus memberikan kemudahan kepada guru untuk
menyampaikan materi pembelajaran yang sifatnya abstrak ataupun objek
pembelajaran yang tidak mungkin dihadirkan secara langsung di dalam kelas
karena keterbatasan ruang dan waktu. Selain memberikan kemudahan bagi guru,
media pembelajaran juga dapat memotivasi siswa serta dapat membatu siswa lebih
cepat memahami materi yang diajarkan. Dengan adanya media pembelajaran maka
situasi pembelajaran akan lebih efektif, efisien, dan menyenangkan bagi siswa.
2.
Media
Gambar Fotografik
a.
Pengertian
Media Gambar Fotografik
Gambar fotografik atau seperti
fotografik ”termasuk kedalam gambar diam/mati (still pictures), misalnya gambar tentang manusia, binatang,
tempat, atau objek lainya yang ada kaitanya dengan isi/bahan pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa” Hermawan, dkk (2007, hlm. 11-12). Sedangkan menurut
Indriana (2011, hlm. 64) “media gambar diam merupakan media visual yang berupa
gambar yang dihasilkan melalui proses fotografi”.
Kesimpulan dari pedapat para hali
bahwa media gambar fotografik merupakan media visual yang berbentuk gambar
diam/mati bisa berupa gambar biatang, manusia, bunga ataupun objek lainnya yang
dihasilan melalui fotografi.
b.
Keunggulan
Media Fotografik
Menurut Hermawan, dkk (2007, hlm.
24) menyebutkan beberapa keunggualan dari media gambar fotografik, antara lain:
1.
Dapat
menerjemahkan ide atau gagasan yang sifatnya abstrak menjadi lebih realistik.
Pandangan
tersebut dapat diartikan bahwa media visual gambar fotografik ini dapat
mengkongkretkan ide, gagasan, ataupun konsep pembelajarannya yang sifatnya
abstrak menjadi lebih nyata atau real.
Ini sangat sesuai sekali dengan fase perkembangan anak SD khusunya kelas II
yang cara berpikirnya masih bersifat konkret. Media gambar fotografik ini mampu
menampilkan gambar yang sesuai kenyataan yang dapat mengkonstruiksi pemikiran
anak dan daya imaginatifnya pun berkembang.
2.
Banyak
tersedia dalam buku-buku (termasuk buku teks), majalah, surat kabar, kalender,
dan sebagainya.
Pada
zaman sekarang tentu saja bukan hal yang sulit untuk mendapatkan gambar yang
sesuai. Karena gambar tersebut bisa kita dapatkan dari berbagai media cetak,
buku pembelajaran, ataupun kita bisa searching
melalui media internet. Guru yang kreatif bisa saja membuat ilustrasi gambar
yang dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
3.
Mudah
menggunakannya dan tidak memerlukan peralatan lain.
Selain
mudah didapatkan media gambar fotografik juga mudah dan aman untuk digunakan.
Hanya saja ukuran gambar tersebut harus diseuaikan dengan banyak siswa dan luas
ruangan kelas, jangan sampai gambar yang kita gunakan terlalu kecil ataupun
terlalu besar yang nantinya akan mengganggu keefektifan proses pembelajaran.
4.
Tidak
mahal, bahkan mungkin tidak memerlukan biaya untuk mengadakannya.
Hanya
sedikit biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan media gambar fotografik, atau
bahkan kita tidak perlu mengeluarkan biaya sedikitpun untuk mendapatkannya karena
cukup dengan kita memanfaatkan koran, majalah, buku certia dan lain-lain yang
sudah tidak terpakai.
5.
Dapat
digunakan pada setiap tahap pembelajaran dan semua mata pelajaran/disiplin
ilmu.
c.
Kelemahan
Media Fotografik
Selain
beberapa keuntungan di atas, terdapat juga sedikit kelemahan dari media gambar
fotografik ini menurut Hermawan, dkk (2007,
hlm. 24), adapun beberapa kelemahannya antara lain:
1.
Terkadang
ukuran gambar-gambarnya terlalu kecil jika digunakan pada suatu kelas yang
memiliki banyak siswa.
2.
Gambar
fotografik merupakan media dua dimensi yang tidak bisa menimbulkan kesan gerak.
Dalam
setiap media pembelajaran tentu terdapat kelemahannya, namun kelemahan tersebut
dapat diminimalisir oleh guru jika dalam penggunaan media tersebut sesuai
dengan ketentuan. Ataupun hal-hal yang kurang jelas yang tidak dapat
didefinisikan hanya dengan menggunakan media saja, dapat di jelaskan dan
dikembangan lagi oleh guru sehingga siswa memahaminya.
d.
Kriteria
dalam Memilih Gambar Fotografik
Ada beberapa kriteria dalam memilih
gambar fotografik yang akan digunakan dalam proses pembelajaran menurut Daryanto
(2012, hlm. 112-114) diantaranya:
1.
Gambar
fotografik itu harus cukup memadai. Artinya, pantas untuk tujuan pengajaran,
yaitu harus menapilkan gagasan, bagian informasi atau satu konsep jelas
mendukung tujuan serta kebutuhan pengajaran.
Pemilihan
gambar fotografik tidak boleh sembarangan, tentu saja harus disesuaikan dengan
tujuan pembalajaran. Tidak sebatas menampilkan gambar yang full color tetapi gambar tersebut harus memberikan informasi
ataupun konsep yang jelas yang disesuaikan dengan kebutuhan.
2.
Gambar
harus memenuhi persyaratan artistik yang bermutu. Artinya, gambar itu harus
bernilai proporsional, perspektif, keseimbangan dan keterpaduan.
3.
Gambar
fotografik untuk tujuan pengajaran harus cukup besar dan jelas.
Ukuran gambar fotografik yang akan digunakan
dalam pembelajaran garus diperhatikan harus disesuaikan dengan banyak siswa dan
ruangan kelas. Jangan sampai gambar terlalu besar ataupun terlalu kecil yang
nantinya akan berdampak kepada ketidakefektifan dan ketidakefisienan dalam
pembelajaran.
4.
Validitas
gambar.
5.
Memikat
perhatian pada anak-anak.
Gambar yang dapat memikat perhatian
anak yaitu gambar yang dipenuhi dengan warna (full color) karena gambar akan terkesan hidup dan tidak monoton.
e.
Penggunaan
Media Gambar Fotografik dalam Pembelajaran
Gambar fotografik ini merupakan
media visual berupa gambar diam yang diharapkan dapat memberikan kemudahan
kepada siswa kelas II dalam menulis kalimat. Dalam proses pembelajaran guru
menampilan beberapa gambar dalam ukuran yang cukup besar sehingga semua siswa
dapat melihat gambar tersebut. Semua gambar yang telah disediakan kemudian
ditempelkan dalam papan tulis. Melalui bimbingan guru, siswa diminta untuk
mendeskripsikan gambar kemudian dituangkan ke dalam sebuah kalimat.
3.
Keterampilan
Menulis
a.
Pengertian
Menulis
Menulis merupakan “suatu
keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain.” menurut Tarigan, (2008,
hlm. 3). Pendapat lain Akhadiah (dalam Abdidin, 2013, hlm. 181) memandang bahwa
“menulis adalah sebuah proses, yaitu proses menuangkan gagasan atau ide ke
dalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses menulis diwujudkan dalam
beberapa tahapan yang merupakan suatu sistem yang utuh”. Lebih lanjut, Suriamiharja
(dalam Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 116) mengatakan bahwa “menulis adalah
kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Dapat juga diartikan
bahwa menulis adalah berkomunikasi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak
kepada orang lain secara tertulis”.
Berdasarkan beberapa pengertian
tentang menulis yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa menulis
merupakan sebuah keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi
secara tidak langsung lewat bahasa tulis sehingga dapat menuangkan ide, mengungkapkan pikiran, gagasan, dan kehendak
kepada orang lain.
b.
Tujuan
Menulis
Tujuan Menulis menurut Hartig (dalam
Resmini dan Juanda, 2007, hlm. 118) menyatakan tujuan menulis adalah sebagai
berikut:
1.
Tujuan penugasan
(assignment purpose)
Kegiatan
menulis dilakukan karena ditugaskan menulis sesuatu, bukan atas kemauan
sendiri. Misalnya, mahasiswa ditugaskan menulis laporan buku sekretaris membuat
notulen rapat.
Dalam
pendidikan formal di sekolah dasar menulis lebih ditujukan untuk memberikan
penugasan pada siswa. Misalnya, dengan memperhatikan gambar siswa mampu menulis
kalimat. Menulis ini merupakan suatu kebutuhan maka melalui penugasan dalam
bentuk membuat kalimat ataupun membuat karangan siswa diharapkan terlebih
dahulu mampu untuk menulis, kemudian setelah mampu menulis siswa terampil dalam
menulis.
2.
Tujuan
altruistik (altruitic purpose)
Penulis
bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan kedukaan pembaca,
ingin menolong pembaca memahami, menghargai perasaan dan penalarannya, ingin
membuat hidup pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
3.
Tujuan
persuasif (persuasive purpose)
Tulisan
bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang diutarakan.
4.
Tujuan
penerangan (informational purpose)
Tulisan
ini bertujuan untuk memberi informasi atau keterangan/penerangan kepada
pembaca.
5.
Tujuan
pernyataan diri (self expressive purpose)
Tulisan
bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang kepada pembaca.
6.
Tujuan
kreatif (creative purpose)
Tujuan
ini erat berhubungan dengan tujuan pernyataan diri. Tetapi keinginan kreatif di
sini melebihi pernyataan diri, dan melibatkan dirinya dengan keinginan mencapai
norma artistik, atau seni yang ideal, seni idaman. Tujuan ini bertujuan
mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7.
Tujuan
pemecahan masalah (problem solving
purpose)
Dalam
tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis
ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti secara cermat
pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat dimengerti dan
diterima oleh pembaca.
Secara
lebih spesifik terdapat tiga tujuan menulis dalam pembelajaran bahasa indonesia
di sekolah menurut Abidin (20013, hlm. 187) “(1) menumbuhkan kecintaan menulis
kepada diri siswa, (2) mengembangkan kemampuan siswa menulis, (3) membina jiwa
kreatifitas para siswa untuk menulis”.
c.
Fungsi
Menulis
Berikut
merupakan beberapa fungsi menulis menurut Tarigan (dalam Resmini dan Juanda,
2007, hlm. 117) antara lain:
1.
Fungsi
penataan
Pada
waktu menulis terjadi penataan terhadap gagasan, pikiran, pendapat, imajinasi,
dan penataan terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkan tulisan itu, maka
pikiran, gagasan, dan lain-lain itu diwujudkan secara tersusun.
2.
Fungsi
pengawetan
Hal-hal
yang kita tulis biasanya kita simpan untuk dibaca kembali pada saat yang lain
baik oleh penulis sendiri maupun oleh orang lain. Karena diutarakan secara
tertulis maka pengutaraan itu dapat lebih awet atau lebih lama didokumentasikan,
terutama dokumen yang sangat berharga yang perlu dibaca ulang pada saat
diperlukan kembali.
3.
Fungsi
penciptaan
Mengarang
berarti menciptakan sesuatu yang baru di antara gagasan, pikiran, pendapat,
atau imajinasi itu mungkin tidak ada sebelumnya atau tidak demikian sususannya.
Kemudian kita menulis atau mengarang sehingga terciptalah sesuatu yang baru.
Karangan sastra menunjukkan fungsi penciptaan.
4.
Fungsi
penyampaian
Gagasan,
pikiran, imajinasi itu yang sudah ditata dan diawetkan dalam wujud tulisan
dapat dibaca atau disampaikan kepada yang lain.
4.
Menulis
Kalimat
a.
Pengertian
Kalimat
Alwi, dkk (2003, hlm. 311) menyatakan bahwa
“kalimat adalah bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapakan pikiran yang utuh”. Sedangkan menurut pandangan Keraf (dalam
Cayhani dan Rosmana, 2006, hlm. 70) menyatakan bahwa
“Menurut tata bahasa taridosional, kalimat adalah satuan kumpulan
kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap; sedangkan menurut tata
bahasa struktural, kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh
kesenyapan, sedangkan intonasinya menunjukan bahwa bagian ujaran itu sudah
lengkap”.
Dari kedua pandangan ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kalimat adalah satuan bahasa terkecil
yang berupa lisan atau tulisan, yang mengungkapakan suatu pemikiran yang utuh,
ketika diucapkan memiliki pola berintonasi.
b.
Ciri-Ciri
kalimat
Adapun ciri-ciri kalimat
menurut Alwi, dkk (2003, hlm. 311) diantaranya:
1.
Dalam
wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela
jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang
mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologi
lainnya.
2.
Dalam
wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), tanda seru (!).
3.
Sementara
itu, di dalam kalimat disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,),
titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi.
4.
Tanda
titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir.
5.
Tanda
baca lainnya sepadan dengan jeda.
6.
Spasi
yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan
kesenyapan.
c.
Unsur-Unsur
Kalimat
Berikut beberapa unsur-unsur
dalam sebuah kalimat menurut Alwi, dkk (2003, hlm. 326-330), antara lain:
1.
Subjek
Subjek
merupakan fungsi sintaks terpenting yang kedua setelah predikat. pada umumnya subjek
berupa nomina, frasa nominal, atau klausa.
2.
Predikat
Kalimat
merupakan konstituen pokok yang disertai dengan konstituen subjek di sebelah
kiri dan jika ada konstituen pelengkap dan atau keterangan wajib disebelah
kanan.
3.
Objek
Objek
adalah konstituen kalimat yang kehadiranya dituntut oleh predikat yang berupa
verba transitif pada kalimat aktif. Letaknya selalu setelah langsung
predikatnya.
4.
Keterangan
Keterangan
merupakan fungsi sintaks yang paling beragam dan paling mudah berpindah
letaknya. Keterangan ini dapat berada di akhir, di awal, dan bahkan di tengah
kalimat.
5.
Pelengkap
Pelengkap
ini sering dicampurpadukan dengan pengertian objek atau pelengkap. Hal itu
dapat dimengerti karena antara kedua konsep itu memang terdapat kemiripan. Baik
objek atau pelengkap sering berwujud nomina, dan keduanya juga sering menduduki
tempat yang sama, yakni dibelakang verba.
Selanjutnya Klik Link Di Bawah Ini :
PROPOSAL BAG. 1
PROPOSAL BAG. 2
PROPOSAL BAG. 3
PROPOSAL BAG. 4
PROPOSAL BAG. 5
Selanjutnya Klik Link Di Bawah Ini :
PROPOSAL BAG. 1
PROPOSAL BAG. 2
PROPOSAL BAG. 3
PROPOSAL BAG. 4
PROPOSAL BAG. 5
Tag :
PROPOSAL
0 Komentar untuk "Contoh Proposal Penggunaan Media Gambar Fotografik Dalam Pembelajaran Menulis Kalimat Di Kelas II Sekolah Dasar Bag. 3"